"Maaf, tapi kami benar-benar tidak menemukan jejak-jejak atau sidik jari dari sang pembunuh. Maka bisa kami simpulkan kalau adik anda tewas karena bunuh diri"
Jaeseok menggeram ketika mendengar penuturan dari Inspektur polisi yang sudah memeriksa tempat dimana Myungeun tewas, pemuda itu sontak langsung menerjang Inspektur polisi
Jaeseok mencengkram kerah seragam polisi itu kuat-kuat, dengan kedua mata yang memerah menatap nyalang kearah sang Inspektur polisi tersebut
Sungyoon dan Youngtaek yang turut melihat itu somtak langsung berhambur untuk memisahkan cengkraman Jaeseok dari kerah seragam polisi tersebut
"Tidak! Myungeun tidak mungkin bunuh diri! Berani-berani nya kau berkata seperti itu! Argh lepas!" teriak Jaeseok marah, pemuda itu mengguncang tubuh polisi itu kuat-kuat.
Pemuda itu memberontak ketika Sungyoon dan Youngtaek menarik Jaeseok untuk menjauh dari sang Inspektur polisi
"Jaeseok-ah, tenanglah!"
"Lepas!"
Deru napas pemuda Park itu terdengar tidak beraturan, matanya yang memerah menatap marah ke arah Inspektur polisi. Dan pemuda itu juga tidak kembali menyerang polisi tersebut.
"Tapi saudari Jiyeon, apa saya boleh bertanya sebentar?"
Gadis yang tengah duduk di bangku ruang tunggu itu segera menatap Inspektur polisi itu dengan tatapan linglung, kemudian menunjukkan dirinya sendiri
Dan beberapa pasang mata yang ada disana kemudian menatap kearah Jiyeon, termasuk Sungyoon.
Pemuda itu langsung bergeser dan langsung berdiri di hadapan Jiyeon, guna untuk menghalau inspektur polisi tersebut
"Ada apa ini? Kenapa anda ingin mengintrogasi Jiyeon?" bela Sungyoon secepat mungkin, kedua tangannya membentang seolah dirinya adalah tameng yang siap untuk melindungi Jiyeon kapan pun
Dan lagi pula, untuk apa Jiyeon dibawa? Jiyeon tidak salah apapun, sedari tadi, Jiyeon berada dirumah. Dan Sungyoon bersangsi akan hal itu, ya tentu saja! Kan, dia yang mengantar Jiyeon pulang.
"Ya, silahkan" ujar Jiyeon dan gadis itu pun bangkit dari duduknya, Sungyoon hendak menyela tapi segera gadis itu bungkam dengan bisikan kalau dirinya akan baik-baik saja
"Serangan yang di alami korban terjadi sekitar satu setengah jam yang lalu," Inspektur itu menghela napasnya untuk sesaat, "pada saat itu, ada sedang berada dimana?" sambungnya lagi
"saya berada di rumah" jawab Jiyeon seadanya
"Ada yang bisa membuktikan nya?"
"Ada, kekasih saya Choi Sungyoon lah yang mengantarkan saya pulang. Dan juga adik sepupu saya, Jung Yein"
Inspektur polisi itu tampak berpikir sejenak, kemudian merogoh sesuatu dari dalam saku seragam kepolisian nya
Sedangkan Jiyeon hanya memperhatikan dengan kerutan di dahinya, dan dengan jantung yang berdebum kuat
Dan beberapa pasang mata memperhatikannya, termasuk juga Jaeseok
"Sebenarnya ada apa ini?" sela Sungyoon tidak senang, "Kenapa anda mencurigai Jiyeon?!"
"Maaf kan kami, tapi tadi saat anggota saya memeriksa ruangan kejadian perkara, kami semua memang tidak menemukan adanya sidik jari sang pelaku, tapi kami menemukan ini. Dan dari benda ini, terdapat sidik jari anda. Apa ini punya saudari Jiyeon?"
Jiyeon menatap benda yang di sodorkan oleh Inspektur polisi tersebut, sebuah gantungan ponsel kepala Rilakkuma. Dan gadis itu kemudian meraih benda tersebut
Iya, ini seperti punyanya. Tapi tunggu
Jiyeon segera merogoh ponselnya yang dia letakan di dalam saku mantel nya.
Kedua bola matanya membola ketika dirinya mendapati kalau gantungan yang biasanya terpasang di ponselnya sudah tidak ada lagi. Tapi kenapa bisa?
"Y-ya, ini punya saya" jawab Jiyeon bergetar
"Baiklah saudari Jiyeon, jadi anda tidak mempunyai alibi. Untuk saat ini dan sebelum kami menemukan bukti yang lainnya, anda menjadi tersangka utama dalam kasus pembunuhan saudari Park Myungeun"
AHSJDODNLEBIENELENEHDKD
Regards,
Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
[THRILLRIES] Hide and Seek
FanfictionCOMPLETE || Horror, Thriller, AU || Golden Child, Lovelyz || PG - 16 Permainan yang di mainkan sebagai ajang balas dendam "Kita sudah bersembunyi selama satu jam disini! Mana? Bahkan boneka itu sedari tadi diam di tempatnya! Sudah aku bilang bukan...