Sungyoon menyugar surai kecoklatannya kebelakang, lalu mengusap wajahnya kasar.
Masalah yang menimpa mereka yang menyebabkan kematian kedua temannya itu benar-benar membuatnya stress bukan main, dan parahnya, masalah ini sampai melibatkan kekasih nya yang bahkan tidak bersalah
Sungyoon tadi sempat pergi kerumah sakit, pemuda itu tadi sempat pergi ke tempat dimana Myungeun di temukan tewas. Dia kembali kesana untuk mencari bukti kalau kekasihnya tidak bersalah, tapi dirinya malah di cegah oleh aparat kepolisian.
Bahkan dirinya sampai di usir dari sana karena di anggap mengganggu penyelidikan yang tengah berlangsung
Hei! Sungyoon tidak akan menjadi seperti ini jika mereka semua becus dalam hal mencari dan tidak mengakibatkan kekasihnya jadi tersangka sementara yang membunuh Myungeun
Intinya Sungyoon benar-benar frustasi, Sungyoon ingin berbuat sesuatu untuk kekasihnya, tapi dirinya tidak bisa berbuat apa-apa
"Hei, oppa, sedang apa?"
Sungyoon mendengahkan kepalanya saat sebuah suara memasuki Indra pendengarannya, pemuda itu kemudian menegakkan tubuhnya dan menggeleng
"Tidak ada" jawabnya pelan, dan kembali mengusap wajahnya
Yein, gadis itu kemudian ikut duduk di sebelah Sungyoon dengan senyuman, "oppa terlihat frustasi, apa ada masalah?" tanya Yein lagi, kali ini gadis itu menyentuh pundak Sungyoon dan mengusapnya
Sungyoon yang di perlakukan seperti itu lantas segera mendengah dan sedikit merasa tidak nyaman, dan kemudian pemuda itu langsung sedikit bergeser dengan mimik wajah yang kentara sekali kalau dia itu tidak nyaman di perlakukan seperti tadi
Ya memang Yein itu hanya mengusap pundaknya, tapi tetap saja Sungyoon merasa tidak nyaman, apalagi Yein ini adik sepupu dari kekasihnya. Dan lagi pula, Sungyoon sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dirinya tidak akan mau di sentuh oleh gadis manapun selain oleh kekasihnya dan istrinya kelak
Dan sedangkan Yein yang jelas tau kalau dukungan moral darinya tadi barus saja di tolak oleh Sungyoon hanya dapat mengulum senyum, dan menarik tangannya dan saling menggenggam erat.
"Ya, masalah yang menimpa Jiyeon sekarang benar-benar membuatku frustasi" jawab Sungyoon seadanya
"Kenapa oppa harus frustasi? Kan sudah ada polisi yang menanganinya. Dan lagi pula, kalau memang Jiyeon eonni tidak bersalah, kenapa pula mereka menemukan gantungan ponsel milik Jiyeon eonni di tempat kejadian perkara?"
Sungyoon menatap Yein dengan alis berkerut dan dengan mimik wajah sedikit terkejut dan kesal, apa maksudnya? Jadi Yein tidak percaya kalau Jiyeon itu tidak bersalah?
"Apa maksud mu? Kau pikir, Jiyeon yang melakukan itu?" tanya Sungyoon dengan sedikit menaikkan volume suaranya, mata nya yang memerah memancarkan aura kemarahan
"Aku tidak bilang begitu, tapi coba oppa pikir, kenapa gantungan ponsel itu ada disana? Sedangkan Jiyeon eonni bilang, kalau tadinya gantungan ponsel itu masih berada di ponselnya" ujar Yein tenang, gadis itu menatap langit-langit ruangan dengan mengulum senyum untuk sesaat. Dan kembali menatap Sungyoon yang kini juga tengah menatapnya dengan rahang mengeras
"Ya bisa saja gantungan itu jatuh saat kita semua membesuk Myungeun bukan? Dan kau tau sendiri kalau Jiyeon itu pulang bersama mu!" bela Sungyoon dengan nada kesal, ya tentu dia kesal, Yein itu sepupu Jiyeon, tapi kenapa Yein tidak mempercayai Jiyeon?
Dan malah mengatakan hal seperti itu? Mencurigakan
"Ya memang benar, tapi setelah itu kami berpisah. Jiyeon eonni kembali kekamar dan aku juga kembali kekamar. Dan setelah itu aku tidak tahu apa yang di lakukan olehnya. Bisa saja, saat aku tertidur, Jiyeon eonni pergi keluar dan membunuh Myungeun eonni?"
"TIDAK MUNGKIN! JANGAN SEMBARANGAN KALAU BICARA!" teriak Sungyoon cepat, urat-urat di wajahnya mulai timbul, rahangnya mengeras. Matanya menatap tajam kearah Yein yang justru kini menatapnya dengan tatapan tengan dan tetap menyunggingkan senyumnya walaupun kedua tangannya saling mengepal erat
Deru napas pemuda itu terdengar kasar dan tidak beraturan, bahunya naik turun
Sungyoon tidak menyangka kalau Yein yang notabennya sepupu Jiyeon justru berkata seperti itu, bukannya membela Jiyeon, gadis itu malah memojokkan Jiyeon dan membuat asumsi yang jelas tidak masuk akal.
"Ya terserah saja, kan aku hanya mengutarakan pendapat saja. Dan bersalah atau tidak kan tergantung oleh penyelidikan polisi, jangan marah begitu, oppa. Kau makin kelihatan tampan jika rahang mu mengeras seperti itu" ujar gadis itu seiring dengan gadis itu bangkit dari duduknya, dan berlalu dari hadapan Sungyoon dengan senyum miring
Ayo menurut kalian, yein kenapa? Ayo coba tuangin imajinasi kalian ke kolom komen:') wqwqwq
Regards,
Kim
[Tangerang, 10 mei 2018]
KAMU SEDANG MEMBACA
[THRILLRIES] Hide and Seek
FanfictionCOMPLETE || Horror, Thriller, AU || Golden Child, Lovelyz || PG - 16 Permainan yang di mainkan sebagai ajang balas dendam "Kita sudah bersembunyi selama satu jam disini! Mana? Bahkan boneka itu sedari tadi diam di tempatnya! Sudah aku bilang bukan...