CBCG 24

1.6K 100 3
                                    


🔰🔰🔰

"Apaan-apaan kamu?" teriak Sari marah.
"Mah dia udah nyebarin laporan rumah sakit tentang penyakit papa. Dia udah permaluin papah mah" Suara Ghaby parau.

Ghania ikutan berbicara menimpali.
"Kenyataanya kegitu"

"Papah gue gak sakit-sakitan anjing." Ghaby rasanya ingin meremukan wajah Ghania saat itu juga.
"Papah kamu emang penyakitan Ghaby. Mamah bahkan menyesal telah berhubungan dengannya dulu"

Ghaby memandang mamahnya terbelakak. Bahkan di saat seperti ini mamahnya masih saja membela Ghania yang sudah jelas-jelas bersalah.

"Kenapa mamah selalu belain dia sih? Di sini tu yang salah Ghania." Telunjuk Ghaby mengarah pada Ghania, gadis itu berusaha menahan tangisnya walau suaranya semakin parau.
"Kenapa mamah ga pernah belain aku? Dia cuma anak dari hasil selingkuhan mamah, aku yang anak mamah, aku. Dia sama papahnya itu penyebab hancurnya keluarga kita, mereka yang buat mamah sama papah cerai. Dia anak yang nggak di harapkan hadir di sini. Mereka itu cuman orang yang gak di-"

Plak

"DIAM KAMU!" mata Sari memerah, nafasnya memburu.

"KAMU YANG ANAK TIDAK DI HARAPKAN. KAMU YANG BUAT HIDUP SAYA HANCUR DULU. JIKA KAMU TIDAK HADIR, PASTI SAYA AKAN BAHAGIA DENGAN CINTA SAYA. KARNA KAMU, SAYA HARUS MENGHABISKAN HIDUP SAYA DENGAN ORANG PENYAKITAN SEPERTI PAPAH KAMU WIJAYA. KAMU HANYA PEMBAWA SIAL DI HIDUP SAYA, KAMU HANYA ANAK HARAM"

Teriakan itu berdengung di telinga Ghaby. Dia tidak berkutik, berusaha mencerna ucapan perempuan yang di sayangi nya itu. Kali ini, air mata yang berusaha ia tahan akhirnya meluruh juga. Bahkan kerasnya tamparan Sari tadi padanya sudah tidak berasa sakit, seolah terganti dengan rasa sakit yang lain.

Dunianya seolah runtuh mengetahui fakta ini. Perempuan yang selama ini ia bangga-banggakan tega menampar dan mengatainya seperti itu.
Ghania tertawa keras, menikmati pertikaian kedua orang itu.

"Anak haram toh aslinya"

Ghaby diam, tidak menatap atau membalas ejekan Ghania. Fokusnya kini hanya ke mamahnya yang juga menatapnya. Berharap kalau yang di ucapkan mamahnya itu tidaklah benar. Berharap kalau yang diucapkannya itu hanya karangan mamahnya saja.

Ghaby melirih.
"Mah.."
"Mamah benci ngeliat muka kamu. Kamu adalah dosa mamah dan Wijaya. Seharusnya dulu mamah tidak mendengarkan ucapan nenek dan kakekmu agar tidak menggugurkan kamu"
Sari seolah menuli mendengar lirihan Ghaby. Seakan yang di ucapkannya itu tidak akan menyakiti perasaan anak dari suami pertamannya itu.

"Papah pulang"
Suara berat Adi menggema.
Wajahnya yang tadi ceria berubah jadi kebingungan akan situasi yang sedang terjadi antara ketiga perempuan yang di sayangi nya.

Ada Sari, istrinya yang memandang Ghaby dengan mata menajam dan nafas memburu. Ada Ghaby yang memegang sebelah pipinya dengan keadaan tidak berkutik.
Lalu ada Ghania yang nampak senang menikmati drama yang terjadi.

"Ada apa ini?" Pertanyaan Adi seolah hanya angin lalu di telinga mereka. Tidak ada yang berniat menjawab pertanyaannya. Langsung saja laki-laki itu mendekat kepada ketigannya.

"Please bilang kalau yang mamah ucapin tadi itu nggak bener. Bilang kalo aku itu anak yang mamah harapin" Ghaby terisak. Menatap mamahnya memohon.

Cewek Belagu VS Cowok Gesrek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang