CBCG 4

5K 224 4
                                    

🔰🔰🔰

Author pov

Pelajaran dari bu Prita yang termasuk dalam deretan guru terkiller di SMA Bumi Jakarta tak membuat Aksa takut. Laki-laki itu malah asik menjaili Ghaby dengan melemparkan kepalan-kepalan kertas kecil. Serta menggodainya.
Sementara Ghaby hanya bisa menahan emosinya, yang dapat meledak kapan saja.
"Ghaby sayang.." Aksa mengeluarkan suara alay nya.
"Udah deh jangan gangguin gue sekong"
"Nek lampir belagu..." masih tetap menggoda dan tidak mendengarkan delikan cewek belagunya itu.
"Aksara jangan gangguin gue" berusaha menajamkan ucapan ya, namun Aksa tak berhenti juga menganggunya.
"Ghabyandra"
"Neng Ghaby mau nggak jadi pacarnya abang aksa"

Ghaby sudah tak bisa menahan emosinya. Sorry gengs

"DIEM SEKONG ANJIR"
Semua siswa menoleh ke arah Ghaby dan Aksa juga termasuk Regan. Bu guru? Jangan tanya lagi. Guru yang terkenal killer itu menatap tajam Ghaby dan Aksa.
"Kenapa Ghaby?"
Ghaby tidak bersuara. Gadis itu hanya menundukan kepalanya dan dia sangat malu. Semuanya gara-gara Aksa.
Sementara Aksa hanya cengar-cengir doang. Dia bahkan tidak merasa takut jika nantinya ia akan mendapat hukuman.

"Kalian berdua keluar sekarang juga dan berdiri di lapangan sampai jam pelajaran saya selesai" teriak bu Prita.
"Sekarang bu?"masang muka polos.
Lah bego ni anak. Pake nanya ke gitu lagi.
"Tahun depan"
Ghaby tau ni roman romanya bu guru bakalan meledak bentar lagi.
"Oh gitu bu" Aksa kembali duduk rapi di kursinya.
Bu Prita tercengang dan yang lainnya menatap cengo ke Aksa.
Ghaby menepuk jidatnya. Ia sudah tak tau harus apa pada aksa. Dan betul saja setelahnya bu rita meledak.
"SEKARANG AKSARA SANANTIAR"
Aksa dan Ghaby tersentak. Tak ingin hukumannya bertambah. Ghaby segera melangkah keluar kelas dengan refleks tangannya menarik tangan Aksa.
Laki-laki itu hanya tersenyum bahkan saat melewati bu Prita.
Bu Prita menghela nafas pelan, saat Aksa dan Ghaby sudah tak terlihat lagi.

🔰🔰🔰

Di sinilah Aksa dan Ghaby sekarang berdiri. Di tengah lapangan sekolah. Di bawah terik sinar matahari.
11.30, sisa satu setengah jam lagi mereka harus berdiri.
"Ni semua gara gara lo tau nggak" itulah yang di lakukan Ghaby sedari mereka mulai berdiri tadi hingga sekarang. Badannya sudah di penuhi keringat.
"Yee sorry sih. Gue kan cuma bercanda. Tu guru doang yang terlalu berlebihan" ujar Aksa santai. Laki-laki itu memperbaiki letak topi tudung jaketnya.
" sorry sorry"
"Huufft panas banget sih" tangan Ghaby bergerak mengelap keringat di dahinya.

Untuk Aksa, siswa nakal seperti dia sebenarnya bisa saja meninggalkan hukuman ini dan bersantai-santai di kantin. Namun, ia tidak akan melakukan itu untuk saat ini. Dia tidak akan meninggalkan Ghaby menjalani hukuman seorang diri di bawah teriknya matahari.
Lagi pula ini juga salahnya. Aksa melirik sedikit ke arah gadis itu. Ghaby terus mengelap keringatnya yang sebesar biji jagung.

Aksa membuka jaketnya dan menyampirkannya di badan Ghaby. Tudungnya ia angkat hingga menutup kepala gadis itu.
"Kalau udah gak kuat istirahat aja. Biar gue yang lanjutin hukumanya." suara Aksa melembut.

Ghaby tersentak. Ia menatap kaget ke arah Aksa yang hanya santai memainkan ponselnya sambil mengunyah permen karet.
"Gue tau gue ganteng. Gak usah di liatin mulu. Nanti baper gue ga janji bisa tanggung jawab."cowok itu berlaga sok cool, tapi memang cool sih.
Ghaby menoyor pelan kepala Aksa. Sesungguhnya ia ingin melakukanya dengan keras. Namun, karena Aksa baru saja bersikap baik padanya ia pelankan toyoranya.

"So ganteng banget sih"
"Nih udah lo pake aja sendiri jaketnya. Gue mah strong kuat"
"Udah pake aja nanti tepar lo" Aksa menahan tangan Ghaby yang ingin melepaskan jaket miliknya.
"Gak usah" gadis itu tetap bersikeras.

Sebenarnya Ghaby sangat terbantu dengan jaket aksa. Tapi ia tengsin.

"Udah pake aja, ga usah" masih tetap dengan menolak bantuan Aksa, Ghaby berusaha membuka jaket milik laki-laki itu.
"Udah pake aja kenapa sih. Susah amat lo jadi cewe. Amat aja gak susah-susah banget" Usai membentak Ghaby, Aksa langsung berjalan meninggalkan gadis itu yang terkejut.

Lah tu anak mau kemana?
Ghaby terdiam. Ia tidak bisa berkata. Apakah Aksa barusan marah kepadanya?
"Nih bibir sih lemes banget" tangan mungilnya bergerak naik memukul bibirnya.

Jadilah Ghaby berdiri seorang diri di lapangan.

Selang 5 menit kemudian.....

Untunglah matahari tak sepanas tadi. Itu karena Ghaby memakai jaket Aksa.
Sementara Aksa belum kembali juga. Laki-laki itu entah pergi ke mana.

"Sini istirahat dulu. Bentar lagi juga istirahat"
"Eh" Ghaby berseru kaget tatkala tangannya di tarik dan sudah ada botol air mineral di sana.
"Tuh minum" Menunjuk botol dengan dagu, Aksa bergerak mengeluarkan hp dari saku celananya.

Ghaby tidak tau harus berbuat apa. Sangat terlihat canggung. Ghaby membuka tutup botol dan meneguknya hingga habis setengah.
Tidak ada yang bersuara. Padahal biasanya mereka tidak akan pernah akur jika bertemu. Hanya akan ada suara keributan.

-ngomong apa yah. Aduh-gumam ghaby
''Sa"

Aksa menoleh dan menaikan sebelah alisnya.
Ghaby sebenarnya tidak ingin menanyakanya. Ia takut nanti aksa malah menertawakanya

"Mmm...lo marah sama gue?" Ragu-ragu Ghaby bertanya.

Satu.......
Dua............dan...
PECAH...
"hahahhahahahah........bwaha...." bukanya menjawan malah Ghaby di suguhi dengan tawa Aksa yang keras. Tangan laki-laki itu memegangi perutnya.

Ghaby memanyunkan bibirnya. Sudah bisa di tebak apa reaksi Aksa.
Ghaby menyesal telah bertanya pada Aksa. Ia sangat menyesal.

"Lo tau nggak gue dari tadi pengen ketawa pas liat ekspresi lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo tau nggak gue dari tadi pengen ketawa pas liat ekspresi lo. Sumpah lucu gokil abis. Hahah..."

"Ih bego anjir"
Siapapun tolong bawa Ghaby pergi dari sini sekarang juga.
"Muka lo lucu banget By. Anjir gue gak kuat"

"Hey By"

Suara itu membuat tawa Aksa terhenti. Mereka berdua menoleh ke arah sumber suara.
"Regan"
"Nih gue beliin lo minum" Regan menyodorkan sebotol soda ke Ghaby.

Baru saja Ghaby ingin mengambil botol itu, tangan Aksa lebih dulu mengambilnya.
"Ghaby udah gue beliin. Ini buat gue aja" menarik botol itu lalu diminumnya sampai habis.
"Itu buat Ghaby bukan buat lo" protes Regan.

"Dia udah ada"
"Ada apaan. Cuman air mineral biasa doang juga. " manyunin bibir.
"Udah minum aja" Aksa mendelik

Ghaby dan Regan mendengus. Dasar pengganggu.

"Mm By ke kantin yuk. Gue traktir deh"
"Emang udah istirahat?"
"Kalau belum. Gue gak mungkin ada di sini. Udah ayo" sebelah tangannya menarik tangan Ghaby untuk mengikutinya.

Ghaby yang memang sedang kelaparan mengangguk cepat. Sudah kenyang uang gak keluar.
"Ayo"
"Gue juga yah traktir" memasang baby face andalan ya Aksa menatap Ghaby dan Regan
"Bayar sendiri lo. Bye" menjulurkan lidahnya lalu melangkah menarik tangan Regan..

"Yeeee si nenek lampir belagu" tetiak Aksa keras. Namun, tidak lama setelahnya laki-laki itu terbatuk.

"Uhuk..uhuk...uhukk"

"Ni permen pake ketelen segala anjir"

_____________《》_____________

A/N : sebagian di revisi

Please follow:
Ig: @Fbri18_

Cewek Belagu VS Cowok Gesrek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang