CBCG 28

1.9K 114 5
                                    


"Jadi, status apa yang lo mau?
Pacaran?
Kalau gue sih pengennya langsung nikah aja biar afdol"

-Aksara Sanantiar-

🔰🔰🔰

Ghaby mendorong ruang rawat itu dengan pelan. Gadis itu melongokan kepalanya terlebih dahulu kedalam, memastikan ruangan yang di carinya benar atau tidak. Dan itu terbukti saat ia melihat punggung kokoh seorang laki-laki yang sangat di kenalnya.

Ghaby melangkahkan kakinya dengan pelan. Tangannya menepuk pelan bahu Aksa, membuat laki-laki itu otomatis menoleh. Aksa tersenyum.

"Udah dari tadi di sini?" Tanya Aksa.
"Baru aja nyampe"

"Mau duduk?"
Ghaby mengangguk. Menyerahkan bungkusan buah yang di bawanya pada Aksa.
"Ini, nyokap lo?" Tanya Ghaby.
Jujur, ia baru pertama kali melihat wajah ibunda Aksa. Cantik, satu kata itu yang terlintas di pikiran Ghaby saat pertama kali melihat wajah mamah Aksa. Masih tampak muda di umurnya yang sudah menginjak empat puluh enam.

"Nyokap gue cantik kan?" ujar Aksa melihat wajah damai mamahnya yang masih setia menutup matanya.
Ghaby mengangguk setuju.
"Cantik. Nyokap lo bahkan keliatan lebih cocok jadi kakak lo di banding jadi mamah lo"

Aksa terkekeh.
"Mamah gue selalu ngomel kalau temen-temen gue udah ngomong gitu dulu. Dia bahkan jadi suka pake daster biar keliatan kaya ibu-ibu"

Ghaby tersenyum.
"Mamah lo juga pasti baik. Sempurna banget"

"Iya. Terbukti sama papah gue yang kejamnya naudzubillah takluk sama mamah gue. Tapi ya gitu, takluknya cuman sama istrinya doang"

Ghaby ingin menangis rasanya melihat Aksa yang seperti ini. Berpura-pura tersenyum padahal matanya dengan jelas menampakan sedihnya. Ia jadi malu sendiri. Aksa masih mampu terlihat baik-baik sekarang, lalu dirinya? Hanya karna mengetahui masalah yang tak sebanding dengan masalah Aksa, ia sampai tak pulang ke rumah selama tiga hari.

"Lo pasti bangga banget ya punya nyokap kaya tante Ana"
Aksa mengangguk.
"Bangga banget. Walaupun gue sering banget cuekin dan ketusin dia sama bokap, dia gak pernah sekalipun marah ngadepin gue. Dia kelewat sabar buat gue"

Entah sejak kapan, tangan Ghaby sudah menggenggam tangan Aksa. Memberi kekuatan pada laki-laki itu.

"Ini acara romantis-romantisannya kapan selesai ya? Kita dari tadi udah cape berdiri di luar jadi penonton"

Aksa dan Ghaby menoleh ke pintu ruang rawat. Tangan mereka yang tadinya saling bertaut kini terlepas dengan kikuk.
Eren, Delon, Irfan, Regan, dan juga Reta masuk lalu mengambil duduk di sofa panjang di ujung ruangan.

"Kalian udah lama nyampe?" Tanya Aksa santai seperti tak terjadi apa-apa sebelumnya.

Irfan nyengir.

"Udah dong. Terus pas sampe langsung di suguhkan adegan romantis kaya di drakor-drakor"

Reta dan Regan terkekeh, sementara Ghaby nampak terlihat malu. Beda halnya dengan Aksa, Eren, dan Delon yang nampak biasa saja dengan candaan Irfan.

Delon masih nampak terlihat dingin pada Ghaby. Mungkin laki-laki itu masih kesal dengan kejadian kemarin di sekolah.

"Lon, natap Ghaby nya gak usah segitunya juga kali. Dia juga kan ga tau soal kemarin. Bahkan sekarang Aksa bisa mulai keliatan baikan gini juga karna Ghaby kan" Irfan menyenggol bahu Delon.

"Iya Lon. Lagian juga Ghaby saat itu juga lagi ada masalah" Tambah Reta mengusap bahu pacarnya itu.

Delon menghela nafas.
"Gue minta maaf soal ucapan kasar gue kemarin" ujar Delon akhirnya.
"Gak papa kok. Gue juga yang salah" sanggah Ghaby.

Delon mengangguk.
"Masalah apa sih?" tanya Aksa yang tidak mengerti.

Eren menggeleng.
"Bukan apa-apa" jawab Eren.
"Nyokap lo gimana kabarnya? Udah ada perkembangan belum?" perhatian Eren teralih ke arah ranjang mamah Aksa.
Aksa menghela nafas.
"Gak ada perkembangan berarti. Cuman jantungnya aja yang masih tetep berdetak"

Eren mengangguk.

Tiba-tiba Regan berdiri dari duduknya.
"Eh gue balik duluan ya. Nyokap udah nyari soalnya"
Yang lain mengangguk.
"Thanks ya udah nyempetin ngejenguk nyokap gue" ujar Aksa.

"Iya. Gue duluan" setelahnya Regan sudah tak terlihat di balik pintu.

"Eh ini gimana jadinya?" ucap Irfan membuka suara.

Yang lain mengernyit menanggapi pertanyaan laki-laki humoris itu.
"Apanya yang gimana?" tanya Aksa tidak mengerti.
"Itu, hubungan lo sama Ghaby. Udah sampe mana?"

Pertanyaan Irfan membuat Ghaby dan Aksa jadi diam kikuk.
"Eh iya udah sampe mana By. Lo juga jarang cerita ke gue? Udah berapa lama pacaran?" Reta ikut menimpali.
"Jadi udah beneran pacaran lo berdua?"

Seakan telah di rencanakan, jadilah Ghaby dan Aksa jadi bahan bercandaan mereka.
Ghaby berdiri dari duduknya. Meminta izin dengan alasan membeli minum di kantin rumah sakit sebagai bentuk untuk menutupi kegugupannya karna terus di jadikan bahan bercandaan.

"Gue mau beli minum bentar" setelahnya Ghaby keluar dari ruang rawat.

Ghaby berjalan cepat melewati koridor rumah sakit. Perempuan itu terus melakukan menarik nafas lalu membuangnya sampai ia rasa detak jantungnya sudah berjalan normal.
Dia mendudukan bokongnya di kursi taman rumah sakit.

"Astaga Ghaby, kenapa lo jadi deg-degan gini sih" Ghaby bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Boro-boro mau pacaran. Gue aja gak tau status gue sama dia apa sekarang?"

"Jadinya status apa yang lo mau?
Pacaran? Gue sih lebih sukanya langsung nikah aja biar afdol"

Ghaby tersentak. Tubuhnya kian panas dingin kala Aksa menduduki tempat kosong di sampingnya.
"Aksa" cicit Ghaby.

Aksa menoleh langsung tersenyum.
Tangannya mengusap lembut rambut Ghaby.

"Gue kira kita udah pacaran setelah kemarin"

Dan rasanya Ghaby ingin pingsan sekarang juga.

TBC

A/N: ada yang ngarepin Aksa sama Ghaby pacaran gak? Nah udah kewujud 😂.

Next vote and komen guys

Don't forget to follow:

Febri_ant18
cewekbelagu_vs_cowokgesrek

Salamnya febri sanantiar

Feb:-*

Cewek Belagu VS Cowok Gesrek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang