delapan

542 143 12
                                    

Kalau lo penasaran apa yang gue rasakan setelah Joy ngomong gitu kemarin, iya sebenernya gue sedih. Tapi nggak sesedih itu. Tapi sedih. Ya gitu deh.

Gue masih melakukan aktivitas kayak biasanya. Gue nggak sampe mendem di kamar seharian kok, gue nggak semellow itu maap-maap nih. Ya gue masih kepikiran, tapi abis itu, yaudah.

Lo tau nggak sih? Rasanya kayak ditolak sebelum memulai. Anjay. Bahkan gue belom ngomong apa-apa tentang perasaan gue, tapi Joy udah suruh gue berhenti.

Gue sempet mikir, dan gue yakin Joy sebenernya masih ada rasa buat Changkyun. Walaupun selama sebulan ini Joy nggak pernah ngungkit nama Changkyun, Joy nggak pernah cerita apa-apa tentang Changkyun, dan bahkan Joy udah bilang dia nggak suka lagi sama Changkyun. Tapi, sob, Joy nggak bisa bohong sama gue.

Gue tau Joy masih suka ngeliatin Changkyun. Joy masih suka ngestalk instagram Changkyun. Joy kemarin waktu valentine ngasih Changkyun bucket bunga tanpa nama. Ckck, Joy.

Joy sama Changkyun udah nggak sedekat dulu. Tapi kadang tuh Changkyun masih merespon Joy dengan sangat baik. Ya walaupun lebih serong ditolak. Tapi, kayaknya mau Joy dibuang sejauh apapun sama Changkyun. Perasaan Joy nggak bakal berubah.

Dulu, Zelo juga pernah demen sama Joy. Tapi cuma seminggu. Karena kayaknya Zelo juga udah nggak betah sama tingkahnya Joy yang kebanyakan. Tapi sebelum seminggu aja Joy udah nolak Zelo.

Kayaknya mau siapapun yang demen Joy, kalau itu bukan Changkyun, Joy akan selalu nolak.

Dan kayaknya gue paham kenapa kemarin Joy ngomong gitu. Karena gue bukan Changkyun. Gue Daniel.

Iya, hari ini hari pertama ujian praktik. Gue sama sekali kagak ada persiapan sedikitpun. Karena kemarin, dan kemarin kemarinnya lagi gue malah sibuk battle coba sama Hanbin. Emang gila.

Tapi untung hari ini upraknya nggak susah-susah amat. Jadi ya, gue masih slow down baby.

Sekarang gue lagi di lobby buat nungguin Yuta dan barang-barang uprak gue yang gue pimjem dari Yuta. Yuta memang terbaik.

"Selamat pagi Daniel!" Bukannya Yuta, tapi yang dateng malah Joy. Joy ngelewatin gue, terus dia senyum.

Heran, masih aja cantik.

"Iya, selamat pagi juga." Jawab gue, senyumnya dikit aja, takut Joy pagi-pagi udah klepek-klepek. Wkwkkwk najis.

Joy yang udah sekitar satu meter ngelewatin gue, terus dia mundur lagi. Berdiri di samping gue. "Ih gue kira lo nungguin gue?"

"Najis."

"Ngapain lo?" Tanya Joy lagi.

"Nungguin Yuta."

"Homo beneran ya lo berdua. Sekarang mainnya udah tunggu-tungguan. Cie." Joy ketawa-ketawa sendiri.

Gue cuma noleh, "dih gak jelas. Sana naik ke kelas."

"Mau gue temenin nggak?"

"Gak. Gue lagi mau nyari angin sendirian. Sana lo!"

Joy sempet diem sekitar 5 detik. Terus abis itu Joy tiba-tiba niup kuping gue, terus dia kabur, "makan tuh angin!"

Gue reflek kaget, kuping gue ditiup coba? Lo kira kuping gue lilin? Nggak jelas kan. Akhirnya, Joy yang lari, gue kejar.

"Jooy gila lo ya? Sini lo!"

Joy yang gue kejar, larinya makin kenceng. Iya ini lobby sekolah berasa milik berdua doang emang.

Joy lari sambil ketawa-ketawa, terus dia teriak-teriak sendiri, "AAAA TAAAKUT!"

Gue juga ikutan ketawa. Joy lucu sih. Masalahnya ini dia bawa perabotan banyak banget, terus masih bisa-bisanya lari. Sinting. Tapi ya lucu.

"Joy itu banyak kabel. Ampe jatoh sih gue ngakak." Kata gue.

"Bodo bodo bodo." Jawab Joy sambil meletin lidahnya, ngeledek.

Ini gue diantara kesel sama seneng sih. Gapapa dah pagi-pagi gue udah keringetan, yang penting pagi ini cuma milik gue dan Joy.

Iya, sebelum Changkyun tiba-tiba datang.

Terus Joy yang tadi semangat banget larinya, tiba-tiba diem. "Udah ah capek. Gue naik ke kelas ya?"

Sedrastis itu emang.

Akhirnya gue ikutin Joy, bodo amat sama Yuta yang nggak dateng-dateng. "Ikut. Tungguin!"

"Lo kan nungguin Yuta?"

"Gak jadi. Mau nemenin lo aja."

Joy nggak ketawa, dia diem doang. Padahal biasanya dia langsung ketawa, "oh yaudah."

Gila, ini karena Changkyun masih ada dibelakang Joy makanya dia kayak gini.

Gue iseng ngerangkul Joy, "ayoo jalannya cepetan. Lama lo!"

Dalam sedetik Joy langsung ngelepasin rangkulan gue. Padahal kayaknya biasanya dia nyaman-nyaman aja. "Ck, niel. Berat ah."

Sinting.

Apa coba ini namanya kalo bukan cinta lama belom kelar?

Padahal kayaknya Changkyun juga biasa aja. Boro-boro dah cemburu. Tapi Joy terlalu menjaga perasaan Changkyun yang nggak mau dijaga.



Yang biasanya gue selalu love myself, dan bangga akan diri gue. Tapi, kali ini, rasanya gue pengen jadi Changkyun.

Dicintai Joy setulus dan selama itu.



Tapi nggak bakal mungkin. Joy masih ngeliat gue sebagai Daniel. Sobatnya yang sama sekali nggak ada artinya lagi kalau udah ada Changkyun.

Yah sedih.



**

ini mau bilang maap lagi karena updatenya lama bgt gapapa kan ya? hehehehe maaf yaaa guiz

guys btw kalian nonton drama barunya Joy nggak? The great seducer? Ih paraaaah gue kesel mampus nontonnya.

yaudah gitu aja.































best part; joy danielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang