t r e i n t a y n u e v e

1.4K 151 32
                                    

Malam harinya Vanessa yang tengah duduk di jendela kamarnya menautkan kedua alis ketika mendengar ponselnya berbunyi. Siapakah yang menelpon dirinya di tengah malam? Pasalnya sekarang jam telah menunjukkan pukul 10 malam.
Vanessa terkejut kita mendapati nama Kevin di layar ponselnya. Tanpa basa-basi lagi ia mengangkat panggilan itu.

'Hallo, Nes?'

'Iya. Kenapa, Vin?'

'Lha lo belum tidur?'

'Kalau gue udah tidur mana mungkin gue angkat telfon lo.'

'Yekan siapa tau gara-gara denger ponsel lo bunyi jadi kebangun.'

'Kaga. Gue aja gak bisa tidur.'

'Kenapa gak bisa?'

'Lebih enak liat langit. Pingin deh bisa terbang ke langit terus peluk bulan hahaha....'

'Daripada meluk bulan mending meluk gue.'

'Ogah. Meluk lo gak ada untungnya.'

'Ada kok. Lo bakal dapet hati gue.'

'Anjir gembel mulu. Tidur sana dah malem.'

'Gue bukan gembel. Dan satu lagi asal lo tau kalau gue tidur gue selalu mimpiin lo. Lo dimimpi gue lebih cantik, bahkan senja kalah cantiknya sama lo.'

Entah kenapa mendengar ucapan itu tanpa sadar membuat pipi Vanessa terasa panas. Padahal dia tuh kalau Kevin mengucapan itu hanya sebuah candaan.

'Si gembel.... Kesambet apa sih lo malem-malem jadi gini?'

'Gue kesambet cinta lo, Nes.'

Vanessa hanya diam, ia membiarkan ucapan Kevin.

'Eh Nes tau gak? Gue baru nyadar kalau bidadari itu gak cuma ada di surga.'

'Terus? Apa hubungannya sama gue? Mau nge gembel lagi kan lo?'

'Bah ada lah. Di bumi ada loh buktinya kamu.'

'Ahh elah Vin. Dah pasaran gembelan lo.'

Tanpa sadar mereka berdua tertawa bersama. Hingga tiba-tiba tawa Vanessa berhenti, membuat Kevin menghentikan tawanya juga.

'Vin, lo gak bisa batalin rencana buat pindah itu?'

'Gak. Emang kenapa?'

'Gue belum siap.'

Vanessa memandang langit dengan tatapan bersedih. Ia menunggu jawaban dari Kevin, terdengar helaan napas dari cowok itu.

'Lo pasti tau kan di dunia ini setiap pertemuan pasti ada perpisahaan. Dan perpisahaan itu selalu datang tiba-tiba. Jadi siap gak siap kita harus menerimanya.'

Lagi-lagi Vanessa terdiam. Ia seketika mengingat perjuangannya untuk mendapatkan Kevin. Namun, menurutnya ia gagal. Sekarang cowok itu akan pergi tanpa memberinya kepastian.

'Nah karna lusa gue bakal pergi. Gue minta satu hal, jaga diri lo baik-baik. Cari cowok yang pantas buat lo, bukam kayak gue. Dan satu lagi jangan nangisin gue.'

'Kalau menurut gue setiap perpisahaan bakal ada air mata yang keluar walaupun itu sedikit.'

Kini gantian Kevin yang terdiam. Ia memang belum ikhlas untuk meninggalkan Vanessa, si gadis yang baru beberapa hari ia temukan. Si gadis yang dengan mudah menjatuhkan hatinya.

'Gue minta satu hal boleh?'

'Apa? Jangan aneh-aneh.'

'Gak kok. Gue cuma minta jadiin perpisahan kita perpisahan yang termanis.'

-0-0-0-0-

-0-0-0-0-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14042018

SSS1; Beloved OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang