Malamnya Kevin, Michael dan Arga tengah berkumpul di balkon kamar milik Kevin. Sudah 10 menit berlalu namun tak ada yang bicara diantara mereka. Ya, mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing. Hingga suara Arga memecah keheningan.
"Jadi keputusan lo bakal pergi, Vin?" tanya Arga seraya menaruh ponselnya diatas meja.
"Itu keputusan gak bisa dibatalin?" sahut Michael.
Kevin menatap Arga dan Michael bergantian. "Gak bisa. Itu keputusan gue udah bulat. Lagi pula mama papa juga setuju."
"Kenapa lo harus pergi? Kenapa gak coba bertahan dulu?" tanya Michael.
"Gini... Kan gue gak setuju sama pertungan itu otomatis nanti gue bakal berantem sama mama papa gue. Dan yah lo tau kan sifat Shirley gimana? Gue takutnya ntar malah Vanessa kena kejahatan si cewek gak tau diri itu," jelas Kevin.
Kemudian ia menyenderkan badannya di kursi. "Gue gak mau kejadian Kak Ashilla yang dulu itu bakal menimpa Vanessa. Jadi jalan satu-satunya membatalkan rencana itu gue harus tinggal di London sama Oma."
"Apa lo yakin bakal betah tinggal sama oma?" tanya Arga ragu-ragu. Ia menatap sang adik, walapun mereka setiap hari berantem karena masalah sepele tapi didalam hatinya Arga sangat menyayangi adiknya itu.
"Gue tegasin sekali lagi, Bang. Betah gak betah gue harus betah tinggal sama oma. Karna satu-satunya pilihan cuma itu," jawab Kevin mantap.
"Eh tunggu kalau lo pergi, terus Vanessa sama orang lain gimana? Mampus lo," kekeh Michael.
"Gue yakin kalau emang kita jodoh kita bakal ketemu lagi. Tuh contohnya abang gue sendiri, mau nikah sama orang yang gak taunya masa kecilnya. Terus Kak Azkal malah nikah sama mantannya. See? Jodoh gak bakal kemana, Mic," jelas Kevin santai. Walau di dalam lubuk hatinya ia merasa takut kehilangan Vanessa tapi ia berusaha untuk tenang.
"Lo berangkat kapan?" kini ganti Arga yang bertanya.
"Tiga hari lagi," jawab Kevin sambil tersenyum. Ralat. Bukan tersenyum bahagia melainkan terpaksa.
"Yah, patner gue hilang. Terus kalau lo pergi gue ngalus sama siapa? Gue nanti ngutang sama siapa? Nanti siapa yang gue ajak bolos?"
Setelah ucapan Michael itu tiba-tiba suasana menjadi hening. Arga yang tau keadaan adiknya seketika melempar bantal kursi di wajah Michael.
"Alay dah alay! Adek gue tuh cuma pindah negara doang bukan pindah alam," jeda. "Sekarang jaman canggih manfaatin hp lo buat komunikasi. Gitu aja ribet," ucap Arga.
"Santai bisa kali, Bang!" Michael membalas perlakuan Arga, dengan melempar balik bantal ke arah Arga. Seketika suasana tegang itu berubah mencair karena tingkah jahil mereka.
-0-0-0-0-
07042018
KAMU SEDANG MEMBACA
SSS1; Beloved One
Cerita Pendek[ 24042018//Selesai ] _____ Secuil dari kisah hidup Kevin Alvion Gilbert, yang tak sengaja memiliki pengaggum rahasia. Hingga sebuah kejadian mempertemukan dirinya dengan sang pengaggum rahasia itu, tapi tiba-tiba saja masalah datang menghampirinya...