Media di atas adalah moodboard. Yaa syapa kali bantu bawa moodnya:"
____
Hanya sedikit lebih berani / percaya diri dengan hidupmu.
-xxx-
Felix telah sampai ditempat tujuannya.
31 Desember 2016
Seoul, Korea Selatan.
Matanya berbinar melihat-lihat suasana Seoul. Saat itu musim dingin. Untung ibu memberi tahunya untuk menggunakan mantel.
Felix meraih ponselnya. Membuka agenda yang ia tulis di kalender. Masih tersisa 13 hari menuju audisi selanjutnya.
Teringat nasehat ibunya untuk pergi ke rumah pamannya.
“Yongin?”
Felix membuka maps. Lumayan jauh dari Seoul.
“Mam, tanyain ke paman dong kalo mau ke Yongin pake apa.” Tanya Felix di telepon
“Engga ah, pengen naik umum aja. Sekalian pengen liat ada apa aja di Yongin hehe”
“Yaudah kirim aja kontaknya.”
“Iya, Felix juga sayang mama” Felix tersenyum sambil menutup teleponnya. Tak lama datang pesan dari ibunya yang berisi kontak pamannya.
-xxx-
Felix berjalan tenang diantara jatuhan salju kecil. Menikmati daerah Yongin yang sudah ia pijak.
Udara dingin mulai menyelimutinya, untungnya ada Cafe yang ada di depan. Felix mempercepat langkah kakinya.
-xxx-
“Ini dia pesanan anda, satu Caramel Macchiato dan satu Green Tea Latte” suara pelayan di seberangnya mengalihkan perhatian Felix dari salju yang jatuh.
Pembeli itu sedikit kebingungan.
“Maaf, tapi saya pesan Vanilla Late, bukan Green Tea Latte.” Ucapnya.
“Oh benarkah? Mohon maaf atas kekeliruannya. Tapi Vanilla Late sudah habis.” Ucap pelayan itu.
“Ini pesanan anda, satu Vanilla Late.” Seorang pelayan menghampiri Felix dengan segelas Vanilla Late hangat. Fokus Felix buyar, tersenyum pada pelayanan dan sambil curi-curi pandang ke pembeli seberangnya.
“Terima kasih.” Ucap pembeli itu sambil beranjak keluar. Felix mengikutinya.
“Tunggu!” teriak Felix. Pembeli tadi berhenti dari langkahnya. Felix berlari kecil ke halaman depan cafe.Mendekati laki-laki bertumbuh mungil dengan baju serba hitam.
“Annyeong haseo, tadi kamu mau beli Vanilla Late kan?” tanya Felix dengan diawali bungkukkan.
“Iya, benar. Tapi memang sudah habis.” Jawab laki-laki itu.
“Mau bertukar denganku? Tadi aku pesan Vanilla Late”
Laki-laki itu sedikit terdiam dan tersenyum cengengesan.
“Ah, tidak usah. Kau bisa mengambilnya—“
“Aku belum meminumnya kok. Setelah dipikir, aku ingin merasakan rasa yang baru dari menu cafe ini” ucap Felix .
Laki-laki itu berpikir sejenak. Hingga akhirnya mengangguk kecil.
“Baiklah. Ini green tea latte. Kau ingin coba?” tanya laki-laki itu.
“Tentu. Aku belum pernah mencobanya.” Ucap Felix dengan gembira.
Akhirnya mereka bertukar pesanannya.
“Terima kasih, Hmm..mm- maaf, boleh aku tau namamu?” tanya Felix.
“Changbin. Seo Changbin.” Jawabnya.
“Ah iya. Terima kasih Seo Changbin-sshi. Namaku Felix, Lee Felix”
“Oh. Hmm Aku yang berterima kasih, Felix-sshi. Semoga kita bertemu lagi lain kali, aku sepertinya berhutang Vannila Latte padamu.” Ucap Changbin dengan senyuman terukir di wajahnya.
“Ah ha ha. Tidak, tidak. Kau tidak berhutang. Ya, semoga saja kita bertemu lagi.” Jawab Felix.
“Kalau begitu, aku pergi duluan yah. Buru-buru” ucap Changbin tersenyum sambil berlalu meninggalkan Felix.
“Iya” jawab Felix dengan senyuman menawannya.
Tak disangka, kesalahan seorang pelayan membuatnya bertemu dengan orang baru. Saat itu dingin, namun setelah pertemuan Felix dengan teman barunya Seo Changbin, seakan hangat. Akankah Felix bertemu dengannya lagi?
Ah. Felix hanya bisa berharap.
![](https://img.wattpad.com/cover/144907380-288-k592034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH; ChangLix ✓
FanfictionFelix menyukai setiap momen bersama dengan teman anggota grupnya, Changbin. Entah itu ketika pukul 4 pagi di ruang latihan ataupun disetiap kesempatan lain. Keduanya saling menyukai satu sama lain namun sama-sama payah dalam hal menyampaikan perasaa...