Delapan Belas

3.5K 421 14
                                    

Felix membuka matanya ketika bus berhenti. Ia beranjak dari duduknya dengan segera ketika beberapa penumpang juga turun. Kepalanya merasa terasa pusing dan matanya masih sepet.

"Tadi gue mimpi apa ya?" Ucap Felix sambil berjalan dan menggaruk-garuk kepalanya. Ia melangkahkan kakinya tanpa arah, pikirannya masih melayang di lautan mimpi.

Langkahnya perlahan melambat ketika matanya memperhatikan daerah sekitarnya, Nampaknya suasana taman berhasil mengalihkan semua kebingungannya.

Felix berjalan santai hingga akhirnya langkahnya terhenti, matanya melebar.

"Changbin hyung!" Segera ia membalikkan badan hendak berbalik arah.

"BRUK!"
"Aduh!" Felix menabrak seseorang yang juga sedang berjalan di belakangnya. Ia lantas mengusap keningnya akibat ujung topi laki-laki yang ia tabrak.

"Maaf, maaf kau tidak apa-apa?" Tanya laki-laki bertopi itu.

"Tidak, tidak apa-apa." Jawab Felix sambil terus mengusap keningnya.

"Aku minta maaf banget yah, lain kali aku gak akan jalan sambil nunduk. Aku refleks ngangkat wajahku karna kamu berhenti."

"Roland?" Felix yang dari tadi terdiam memperhatikan laki-laki itu tak memperdulikan penjelasan panjangnya.

"Ya? Kenapa kamu tahu nama saya?" Tanya laki-laki yang bernama Roland itu.

"Ini aku Felix!" Ia lantas menurunkan masker yang menutupi wajahnya dan tersenyum dengan gembira.

"Felix!"

-xxx-

Changbin membuka matanya kembali, sudah satu jam ia berada di sana. Nampaknya bus akan datang lagi dalam tiga menit. Ia kembali memerikasa ponselnya, mencari nomor Hyunjin.

"Hyunjin-ah."

"Ya, hyung? Gimana? Udah ada Felix?"

"Kamu masih di dorm?"

"Iya."

"Sampai kapan?"

"Em.."

"Kayaknya aku ke Namsan Tower aja ya? Aku agak percaya gak percaya dia udah duluan. Tapi kalo tiba-tiba Felix ada di dorm. Suruh nyusul aja ya."

"Oke hyung."

Changbin melangkahkan kakinya ketika bus sudah sampai dihadapannya.

-xxx-

"Kok kamu bisa ada di sini sih, land?" Tanya Felix dengan mulut penuh makanan.

"Kunyah dulu, baru ngomong." Roland sibuk memasak daging di meja. Saat ini mereka ada di sebuah restoran.

"Wah kamu jago banget masak dagingnya, land"

Roland tersenyum. "Aku kuliah di sini."

Felix hamlir tersedak, matanya membuka lebar. "Seriusan? Di mana?"

"Di Seoul University."

Felix mencoba menelan makanannya, tangannya lantas menepuk bahu Roland yang ada di seberangnya. "Yeoksi.."

"Kamu gak ada jadwal?"

"Jadwal sekarang bagian istirahat, liburan."

"Oh, jadi kamu ke sini maksudnya liburan?"

"Engga.. aku tuh.. ㅡ" Felix tiba-tiba menghentikan ucapannya. Kedipan matanya lebih sering dari biasanya. Tanganya kemudian meraba-raba jaket dan saku celananya.

"Jam berapa sekarang?" Tanyanya.

"Jam dua."

"Mampus!" Felix lantas beranjak dari duduknya.

CRUSH; ChangLix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang