"Woi mana pulpennya kurang satu!"
Changbin berteriak namun tak ada jawaban. Dilihatnya ruangan itu dihuni oleh 8 bocah yang asyik menulis di blok kayu kecil ---dan satu bocah yang kebingungan dengan keberadaan pulpennya, red. changbin--.
Changbin menelan ludahnya pelan, berinisiatif mencari pulpen yang -ternyata- dari tadi diduduki oleh dirinya sendiri.
Segera ia menulis di blok Jenga-nya.
"Melakukan Aegyo." tulisnya.
Changbin membalikkan badan, hasilnya nihil. Teman-temannya masih sibuk menulis -saling membelakangi-- . Changbin memutar bola matanya malas.
Entah apa yang melintas di kepalanya, Changbin mengambil lagi blok lain dan menuliskan sesuatu disana.
"Mencium pipi Felix." Changbin memandang tulisan itu dengan tersenyum.
Tidak, tidak.. ini bukan ide bagus. Kalau misalnya member lain yang mendapatkannya bagaimana?
Namun tak sampai pulpen Changbin menyentuh tulisan itu untuk dicoret, tangan Bangchan telah meraihnya cepat.
"Ya, ayo kumpulkan.." ucapnya.
Changbin kaget bukan main, namun mencoba untuk tidak menampakkannya agar yang lain tak mencurigai dia menulis sesuatu yang aneh.
Gawat.
-xxx-
"Waaahh dark bin memang sudah runtuh!" Teriak Jisung.
Changbin masih menundukkan wajahnya menatap lantai. Sial. Inikah takdir? Jantung Changbin berdegup semakin kencang. Perasaannya campur aduk, antara malu dan --bahagia?--. Ingin rasanya ia menendang Jisung agar tidak terus berteriak di telinganya.
Changbin mengangkat kepalanya. Matanya langsung tertuju pada satu titik. Ah, bukan titik. Itu bintang.
Mata Felix yang berbinar dengan indahnya juga menatap mata Changbin. Wajahnya tampak gugup. Namun justru ini membuat Felix semakin menggemaskan.
"Hyung, apa kau sungguhan?" tanyanya pelan.
Suara pelan Felix termakan oleh sorak-sorai anggota lain yang memprovokasi.Langkah Changbin semakin mendekat ke samping Felix.
"Tidak." teriak Felix, yang lain tertawa. Mereka benar-benar tidak peduli dengan keadaan jantung Changbin dan Felix.
"Satu...
"Dua...
"Tiga...
Bibir Changbin bertemu dengan pipi Felix.
Felix tak bisa mengendalikan dirinya. Ah, sepertinya ia ingin meledak.
Segera setelah Changbin menjauhkan bibirnya, Felix jatuh dilantai diiringi tawaan anggota lain--dan juga dirinya.
"Tidakkkk~" Felix berteriak. Yang lain masih tertawa--kecuali Changbin. Setelah 'tragedi' itu ia langsung menunduk dan diam.
"DARK IS OVERRR" teriak Chan sambil mencoba berhenti dari tawanya.
"Akhiran yang bagus, ayo kita tinggalkan ini biarkan Changbin hyung yang beres-beres." Ucap Jisung sambil mengajak yang lain untuk bangkit dari duduknya.
Meninggalkan Changbin di ruang latihan dengan beberapa sampah sisa makanan yang harus dibereskan.
Namun baru setengah jalan dari pintu pintu ruang latihan, Felix teringat jam tangannya yang ia simpan di meja komputer ruangan.
"Ah! Jamku ketinggalan." Segera ia berbalik dan kembali ke ruang latihan.
-xxx-
"KREK" suara pintu terbuka. Perhatian Changbin beralih ke arahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/144907380-288-k592034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH; ChangLix ✓
FanfictionFelix menyukai setiap momen bersama dengan teman anggota grupnya, Changbin. Entah itu ketika pukul 4 pagi di ruang latihan ataupun disetiap kesempatan lain. Keduanya saling menyukai satu sama lain namun sama-sama payah dalam hal menyampaikan perasaa...