Lima : 4 O'clock

4.1K 582 46
                                    

"Ting tong"

Ada seseorang yang membunyikan bel.

"Jisung-ah buka pintunya!" Perintah seseorang yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya di sofa.

"Kenapa gak sama kamu aja Hyung?" protes Jisung sambil menunjuk ke arah orang yang ada didepannya itu.

"Aku mau tidur." Jawabnya yang kemudian merebahkan badan di sofa ruang tengah.

"Wah.. John Hyung.. benar-benar... Moodku nulis lirik hilang nih." Ucap Jisung sambil berjalan ke arah pintu.

"Tong teng"

KREK. Jisung membuka pintu.

"Annyeong haseo! Namaku Lee Minho, 19 tahun dari Gimpo!" Ucapnya sambil memberi hormat kepada Jisung.

Jisung terdiam. Memperhatikan senyum yang dilukis oleh laki-laki bernama Lee Minho itu.

"..o..kke.. silahkan masuk."

-xxx-

"Felix-ah, teman sekamarmu sudah datang." Ucap Jisung sambil membuka pintu kamar Felix.

Felix masih tertidur. Jisung menggeleng-gelengkan kepala.

"Ya, beres-beres saja dulu ya." Ucap Jisung sambil meninggalkan Minho.

"Terima kasih."
Minho berjalan ke dalam kamar. Mengeluarkan semua barang-barangnya yang ia bawa dari koper.

Disisi lain, ada yang merasa terusik dengan suara-suara kecil tak karuan. Felix membuka matanya perlahan dan--

"AAAAAA! KAMU APAA!??"
Felix berteriak kaget. Begitu pula Minho, ia lebih kaget -lebih tepatnya ia hampir serangan jantung.-

"Maaf, Namaku Lee Minho, 19 tahun dari Gimpo." Ucap Minho dengan cepat ketika mendapati Felix yang terkejut dengan keberadaannya.

"Ah.."
"Aku kira pencuri, maaf Hyung." Ucap Felix dengan nafas sedikit terengah.

"Namaku Lee Felix, 17 tahun dari Australia." Ucap Felix dengan hormat.

Jangan tanya keberadaan yang lain. Jisung sudah memberi tahu semuanya untuk tidak kaget.

-xxx-

Entah apa yang terjadi di kepala Felix, malam ini ia masih terjaga. Sedari tadi ia berlatih Rapp.

Jangan lupakan Minho, dia memang jago dance dan dapat dengan cepat mengingat gerakan. Namun, ketika berhadapan dengan Rapp, itu adalah sesuatu hal yang baru bagi Minho.

Mereka berdua masing-masing melantunkan rappnya(?) Namun beberapa jam kemudian, Felix tak mendengar suara Minho lagi. -dia tertidur.

Ah Felix iri. Padahal evaluasi bulanan sudah biasa dijalaninya. Entahlah dengan hari ini.

Felix memilih untuk pergi dari kamarnya, keluar dari dorm.

Ia pergi ke ruang latihan. Mungkin kalau dia fokus rasa kantuk akan datang.

Pukul menunjukkan pukul 03.50 saat Felix sampai di ruang latihan.

"KREK"
Suara pintu terbuka. Felix yang berlatih sendiri kaget bercampur takut. Namun apa yang ia temui?

Laki-laki dengan baju serba hitam dan topi -yang juga hitam- sambil membawa buku -hitam- sedang melongo melihat Felix.

"..Changbin..Hyung?" Tanya Felix.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Changbin.

Felix mematung sebentar.
"A..h.. berlatih?" Jawab Felix.
"Kalau Hyung? Mau berlatih juga?" tanyanya lagi.

Kali ini Changbin yang mematung.
"Ah.. tidak.. kalau begitu silahkan lanjutkan.." ucap Changbin hendak pergi.

"Ah.. tidak Hyung... Aku juga perlu bantuanmu." Felix meraih tangan Changbin.

Changbin membeku, namun berakhir menyanggupinya.

-xxx-

"Hyung, apa kau sering ke sini jam 4?" Tanya Felix.

"Sejak kapan kau tau aku hyung-mu?" Tanya balik Changbin.

"Karena Jisung memanggilmu Hyung, Aku dan dia kan hanya berbeda satu hari. Hehe"

"Oh.."

"Kau belum jawab pertanyaanku!"

"Apa?"

Felix memutarkan bola matanya malas.

"Ah.. ya.. bisa jadi dibilang begitu." Changbin langsung menjawabnya.

"Untuk latihan Rapp? Kau kan sudah jago Hyung."

"Bukan Rapp.."

"Kadang aku menulis lirik, dan Hm.. sekali-kali aku berlatih dance." Sambung Changbin.

"Oh kau bisa menulis lirik? Oh iya.. Jisung bilang kalau Chan Hyung, Jisung-ie dan Hyung tergabung dalam satu grup.. apa itu.. hmm.. sri-... Srilanka?"

"3Racha."
3racha dibaca Sriracha

"Ahh iya bener itu.."
"Kau sangat multi-talent Hyung.."

"Tidak begitu juga.."
"Aku masih lemah di dance." Tambah Changbin.

"Oh?"
"Aku jarang melihatmu saat latihan dance Hyung! Apa kau tidak pernah ikut?"

"Apaan.. justru aku paling rajin datang latihan dance."

"Lalu.. kenapa aku gak pernah lihat...."

"Udah deh, mending sekarang bagian kamu bantuin aku latihan dance." Ucap Changbin sambil berdiri dari duduknya.

Felix mengukir senyum tak percaya.

"Kali ini aku gurunya? Waaww.. aku keren sekali" ucap Felix.

Changbin menarik nafas panjang disusul oleh senyuman manisnya.

-xxx-

Setiap kali ada jadwal latihan dance, Changbin selalu menghela nafas panjang. Entahlah, padahal menurut Seungmin dancenya tidak terlalu buruk. Namun, Changbin merasa kurang puas. Menurutnya dia seperti robot kurcaci yang sedang bergerak.

"Haha terus kamu panggil aku apa?" Tanya Woojin, trainee yang lebih tua 2 tahun dari Changbin.

"Baymax"
Woojin memukul tangan Changbin keras sehingga ia hampir saja jatuh.

Namun di seberang sana, Changbin menemukan sosok Felix yang tengah berlatih dance dengan senangnya.

Ia ditemani Minho dan Hyunjin di barisan depan. Entah kenapa rasanya Changbin ingin menyingkirkan Minho tatkala ia tersenyum ke arah Felix ketika Felix melakukan kesalahan dan dengan segera Minho membetulkannya.

Changbin ingin menghampiri Felix juga. Tapi.. ngapain? Toh dancenya kayak robot kurcaci--katanya--

Changbin segera memalingkan wajahnya dan kembali ke tempatnya tadi, bersama Woojin ---dan Seungmin.

Katakanlah itu latar belakang kenapa Changbin selalu datang pukul 4 ke ruang latihan. Berlatih dance dan sesekali menulis lirik ketika ia merasa lelah berlatih.

Hey lihatlah dengan siapa ia dance sekarang.

Dengan Felix.

Tanpa harus menyingkirkan Minho.

-xxx-
.
.
.
.
Ini FF slow banged yak:"
Yaa ginilah kira-kira hidupque-_

CRUSH; ChangLix ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang