BAB V

6.6K 865 30
                                    

Jisung menerjabkan matanya dan menemukan dirinya dalam pulukan Minho, rasa panas tubuh Minho terasa dari kulit mereka yang saling bersentuhan.

"Sudah bangun?" tanya Minho dan Jisung mendongak, dan entah kenapa wajahnya memerah menatap Minho.

"Menyesal?" lanjutnya, Jisung menunduk dan mendapati dada bidang Minho yang membuatnya semakin memerah. Tidak, dia tidak menyesal... hanya saja dia malu.

Jisung menggeleng dan Minho bangun dari tidurnya, mengambil kausnya dilantai dan memakainya. Minho keluar dari apartemen dan Jisung mengintip badannya sendiri. Dia menghela nafas saat mendapati dirinya memakai celana training. Dia mengambil kaus baru dan bangkit dari kasurnya sembari meringis pelan.

Dia membereskan sisa kekacauan kemarin pelan pelan dengan setengah malu.

Tidak lama, Minho datang dengan makanan. Minho menatap Jisung aneh yang sedang duduk di kasur sembari bermain hp.

"Kamu tidak merasa sakit?" tanya Minho, dia merapihkan meja dan menyiapkan makanan. Jisung memerah paham arah pembicaraan Minho.

Dia bangkit dan menghampiri, rasanya memang agak sakit tapi dia masih bisa mengatasinya. Minho terkekeh pelan melihat cara jalan Jisung, dan Jisung menatap Minho sengit.

Dan Minho tertawa lepas membuat Jisung melongo.

----

Jisung masuk kedalam hotel dengan wajah yang tertekuk, Minho yang sedang mengecek email mendongak dan kaget mendapati wajah Jisung.

Harusnya laki laki itu senang kan karena sudah melihat menara Eiffel dari jarak dekat. Tapi kenapa wajahnya seperti itu.

"Hyung" panggil Jisung sembari duduk dipinggir kasur, Minho menegakkan badan dan mengubah posisi duduknya menjadi sila.

"Maaf" lanjutnya dan Minho menatap Jisung semakin tidak mengerti apa yang terjadi.

"Kamera hyung... hancur" ucap Jisung sembari membuka tas kamera yang berisi kamera yang sudah tidak berbentuk

"Ini kenapa?" tanya Minho dan Jisung menatap Minho bersalah, setengah mau menangis.

"Tadi hampir dicuri orang, aku tetep nahan hyung terus kelempar jauh bangetpas aku cek udah begitu" ucap Jisung setengah bersalah dan Minho hanya bergumam.

Minho menghampiri Jisung dan melihat keadaan kameranya dengan lebih jelas dia mengeluarkan kameranya dan mengutak atiknya.

"HYUNG MAAAAF" ucap Jisung sembari memeluk Minho hingga laki laki itu nyaris terjungkang kebelakang. Minho hanya diam dan akhirnya mengusap punggung Jisung pelan.

"Kenapa nangis?" tanya Minho sembari melepas pelukan mereka dan melihat wajah Jisung dengan teliti.

"Nanti aku beliin yang baru pokoknya pake gaji aku" janji Jisung dan Minho, menatap laki laki yang berumur dua puluh tiga tahun didepannya dengan lembut dan lucu.

"Tidak perlu" balasnya.

"Hyungg...." rengek Jisung tidak terima.

"Hm?" jawab minho dan Jisung mendengus saat sadar Minho pura pura tidak mengerti.

"Harganya berapa?" tanya Jisung dan Minho tampak berfikir.

"tiga ribu won" jawab Minho singkat dan tangannya masih mengotak atik kameranya.

"Hyung yang benaaaaaaaaaaaaaaaaaar" rengek Jisung.

"Agak mahal sebenarnya, lima ribu won" ucap Minho lagi dan Jisung frustasi mendengar jawaban Minho. Mana ada kamera yang harganya hanya tiga bungkus ramen):

"HYUNGGGGG IH:("

"Ini" ucap Minho menarik tangan Jisung lalu menaruh memori kamera ketangan Jisung.

"Itu semoga aja foto fotonya masih ada. Besok beli kamera baru" jelas Minho dan Jisung menatap Minho haru dan memeluknya dengan erat dan tentu saja dibalas oleh Minho. Dan Jisung bisa mendengar Minho berdecak kesal karena mereka nyaris jatuh ketempat tidur.

Ternyata artikel yang dibaca Jisung memang benar, saat seorang pasangan melakukan 'itu' entah bagaimana mereka pasti akan semakin dekat dan menyangi dan itu terjadi. Walau tidak signifikan dalam kasus Minho, tapi setidaknya melihat perubahan sikap laki laki itu membuat Jisung senang.

Apalagi laki laki itu sudah tidak berkata formal dan dingin. Jisung harap, kedepannya dia bisa membuka sisi hangan Minho

---

14.04.2018

Married [Minsung] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang