BAB XIV (Revisi 14.10.2018)

4.3K 598 7
                                    

Jisung menatap ponselnya dengan sedih. Minho hyungnya bahkan tidak mengejarnya. Minho hyungnya bahkan tidak perduli. Minho hyungnya lebih perduli dengan perusahaannya daripada dirinya.

Jisung terisak semakin kencang.

"Jisungie aduh jangan menangis makin kencang" ucap Seungmin akhirnya berdiri menghampiri bilik Jisung dan memeluk laki laki itu dari belakang.

Jisung menutup wajahnya dengan tangannya. Seungmin yang merasa Jisung harus dibawa ketempat sepi menuntun Jisung menuju pantry.

"Minho hyung min, minho hyung" racau Jisung tidak jelas dan Seungmin hanya bisa menenangkan sahabatnya itu dengan memeluknya tanpa mengucapkan apapun.

Seungmin menghela nafas, dia tidak tahu apa yang terjadi tapi sepertinya Jisung tertekan dan sakit hati sekali.

Sayangnya dia tidak bisa mendaprat suami Jisung.

Seungmin benci sekali situasi ini.

"Pulang, ke apartemen aku saja ya? kamu bisa menginap selama yang kamu mau" tawa Seungmin dan Jisung menatap sahabatnya itu.

"Boleh?" dan Seungmin tertawa pelan sembari mengangguk.

"Tentu asja"

-----

"Jisung Minho kecelakaan, bisa datang kerumah sakit?" perkataan Ziyi setengah jam membuat Jisung kelabakan. Dia baru saja mendapatkan taksi sepuluh menit yang lalu setelah menunggu nyaris lima belas menit.

Jisung berlari menuju IGD dan menemukan Xukun dan Ziyi didepan ruang operasi. Untuk pertama kalinya, Jisung melihat Xukun dengan pandangan kesal dan penuh amarah kepadanya. Seperti bukan Xukun yang Jisung kenal.

Ziyi tampak mengusap pundak Xukun untuk menenangkannya.

"Puas?" satu kata itu keluar dari mulut Xukun tapi cukup untuk membuat hati Jisung merasa sakit.

"Puas setelah mengatakan bahwa Minho lebih perduli pada perusahaannya daripada kamu?" lanjut Xukun dengan nada tinggi. Jisung memejamkan matanya menahan tangis. Entah kenapa dia merasa dia paham mendapat amarah ini. Dia, terlalu egois.

"Jika kamu mau tahu, kalau proyek ini tidak berhasil perusahaan akan bangkrut. Jika bangkrut kamu akan makan dari mana? Memangnya kamu bisa makan dengan cinta saja? Lalu teman temanmu akan bekerja dimana? Memang mudah mencari pekerjaan? Kamu tidak tahu dan tidak perduli setelah rapat yang melelahkan, dia masih hamenyetir dengan keadaan jetlag? Tidak peduli tubuhnya lelah dia tetap mengendarai mobil untuk bisa bertemu denganmu. Dia itu mencintai kamu dan tidak akan menduakan kamu tapi kamu malah mencurigainya" lanjut Xukun dengan marah.

"Harusnya kamu paham ketika Minho memilih kamu, maka tidak ada yang lain" bentaknya sekali lagi. Dada Xukun naik turun seiring luapan amarah yang dia tahan.

"Aku kira kamu mengerti tentang Minho sangat banyak tapi nyatanya tidak" lanjut Xukun dan akhirnya bulir air mata itu terjatuh. Xukun terlihat tidak iba sama sekali.

"Kenapa dia memilih kamu daripada Chungha noona?" gumam Xukun pelan tapi terdengar kekuping Jisung, dan terdengar lebih menyakitkan daripada cacian sebelumnya.

"Kunkun, sudah" ucap Ziyi tajam. Xukun sudah melewati batasnya. Tidak seharusnya dia mempertanyakan apapun keputusan Minho. Xukun menata Ziyi sengit, sekarang Ziyi membela Jisung?

Xukun memandang Jisung dengan kesal, memangnya Jisung tahu apa tentang hidup Minho hingga bisa menyimpulkan semuanya sendiri? Memangnya Jisung tahu apa tentang Minho dan masa lalunya?

Untuk pertama kali dalam sepuluh tahun Xukun mengenal Minho dia meragukan keputusan Minho.

Minho meninggalkan Chungha untuk Jisung untuk diperlakukan seperti ini? Chungha lebih baik, Chungha tetap bersamanya ketika tidak tahu apapun, bahkan ketika mengetahui semua rahasia dan masa lalunya. Walau Minho tidak menjelaskan apapun kepadanya. Chungha yang selalu bertanya jika tidak diberitahu daripada membuat spekulasi sendiri.

"Zi-ge aku harus pulang dan mengurus jadwal Minho besok agar digantikan dengan wakil presiden" ucap Xukun. Dia lelah. Dia dari pagi hingga malam di perusahaan, mendengar curhatan Jisung kepada Seungmin di pantry, mengurus keperluan Minho, lalu tanpa istirahat dia langsung menuju rumah sakit saat tahu Minho kecelakaan.

Dia lelah secara fisik dan mental.

Xukun yang menatap Ziyi sinis lalu melenggang pergi.

"Maaf ya Jisungie, Xukun hanya terlalu menyayangi Minho, dan pikirkan perkataan Xukun baik baik. Kata katanya memang kasar dan caranya salah, tapi dia hanya mengingatkanmu. Kamu hati hati disini" ucap Ziyi sembari memberikan sapu tangannya sebelum berlari mengejar Xukun meninggalakan Jisung yang terdiam begitu saja.

Dia tahu dia memang salah.

Jisung terduduk dengan lemas dikursi tunggu. Menghapus air matanya dan memilih untuk tidak menangis dan berdoa agar Minho hyungnya selamat.

---

15.07.2018

Chungha

Chungha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married [Minsung] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang