BAB IX

5.7K 758 16
                                        















Jisung menggeliat dengan gelisah didalam pelukan Minho. Minho yang baru saja bangun merasakan pergerakan Jisung merasa aneh. Dia menyatukan keningnya dengan kening Jisung dan benar saja laki laki itu demam. Sepertinya demamnya berpindah ke Jisung. Minho bangkit dan mengambil pakaian bersih dari lemari karena dia menanggalkan semua pakaiannya di ruang tengah tadi malam.

Dia mengambil ponselnya dari nakas dan ternyata sudah jam setengah sembilan pagi, tadi malam sepertinya dia terlalu bersemangat hingga mereka berdua kelelahan. Minho menelfon Ziyi -karena lebih aman menelpon Ziyi daripada Xukun karena dia pasti akan kena omel-

"Zi" panggilnya.

"Iya ho?" sapa laki laki itu ramah. Tapi Minho bisa mendengar suara samar Xukun dari seberang telepon dan dia meringis.

Mampus, habis sudah dia diomeli Xukun.

"Bagaimana cara merawat orang sakit ge?" tanyanya dan Ziyi tidak berbicara apapun.

"Siapa yang sakit?" bukannya menjawab Ziyi malah balik bertanya.

"Jisung, dia demam"

"YA KAU TADI MALAM MELAKUKANNYA YA?" Jerit Xukun dari seberang telepon dan Minho meringis, benar kan habis saja dia.

"Bukan urusanmu yag terpenting sekarang dia sakit, aku harus apa?"

"Buatkan bubur, tahu kan caranya? Ah masukkan jagung daging ayam dan berikan daging sedikit, buatkan teh jangan pakai gula. Kompres dengan air hangat. Jangan lupa pastikan suhunya sebelum di berikan oke? Sial sekali punya bos macem Minho, untung sudah selesai masalahnya jadi aku dan Ziyi bisa mengurus sisanya" sarkas Xukun dan Minho hanya memutar bola matanya malas.

Xukun memang tidak tahu sopan santun, Minho kan bosnya.

"Terserah aku putus telfonnya, hari ini aku dan Jisung tidak masuk" ucapnya lalu memutuskan telfon secara sepihak atau Xukun akan semakin mendampratnya. Walau dia yakin sekarang Xukun sedang mencaci makinya.

Minho keluar kamar dan memasakkan bubur dan air untuk teh hijau seperti saran Xukun. Dia mengingat sesuatu dan segera merapihkan baju mereka yang berceceran disofa ruang tv lalu memasukkannya kedalam mesin cuci.

Dia mengambil meja lipat dan membuka kaki meja, menaruh semangkuk bubur dan teh hijau tanpa gula lalu membawanya kekamar.

Dia menaruhnya di meja kerjanya terlebih dahulu. Dia membangunkan Jisung lembut. Jisung menatap Minho dengan sayu dan pasrah dibantu Minho untuk duduk dan bersender di dashboard

Tapi katakanlah Minho bodoh karena Jisung belum memakai pakaiannya sama sekali dan selimut merosot begitu saja membuat Minho bisa melihat dengan jelas tubuh polos Jisung yang penuh bercak merah karena ulahnya semalam.

Oh ayolah Jisung sedang sakit Lee Minho masa kamu dengan kurang ajarnya merasa terangsang?

  "Hyung lengket sekali tubuhku, Jisung ingin mandi" ucap Jisung. Yatuhan dosa apasih Minho hingga banyak sekali cobaan untuknya dari kemarin?

"Makan dulu ya?" tawar Minho. Minho menggeleng mengusir pikiran kotornya dan mengambil baju bersih untuk Jisung. Dengan telaten dia memakaikan Jisung baju, tentu saja hanya memakaikan baju apa yang kalian harapkan sih?

"Nanti ya, Jisung makan dulu mau hyung suapi?" tanya Minho dan Jisung mengangguk. Salah satu hal tentang Jisung, Jisung manja sekali jika sedang sakit.

Minho menaruh meja lipat tadi diatas paha Jisung, mengambil mangkuk buburnya dan meniupnya pelan, mencicipi sedikit yang ada diujung sendok dan memasukkannya kedalam mulut Jisung jika dikira sudah tidak terlalu panas.

Jisung menerima suapan demi suapan hingga bubur itu habis tanpa banyak protes. Minho menyodorkan teh yang sepertinya sudah mulai mendingin tapi dia tetap mengecek suhunya seperti perintah Xukun sebelum meberikannya kepada Jisung.

Jisung dengan patuh meminumnya lalu memberikan tehnya yang bersisa setengah.

"Pahit" keluhnya dan Minho hanya tertawa lalu membereskan bekas makan Jisung.

"Hyung mau kemana?" tanya Jisung saat Minho hendak mengangkat meja lipat.

"Menaruh ini, mencucinya dan menyiapkan air hangat untuk kamu mandi" jelas Minho dan Jisung terlihat melihatnya dengan haru. Itu termasuk kalimat terpanjang yang pernah Minho tujukan kepadanya.

"Ayo lepaskan, aku harus mengerjakan tugasku yang lain" ucap Minho, sepertinya dia menjadi semakin talkative. Tapi yang Minho terima adalah respon gelengan dari Jisung.

"Tidak, hyung temani Jisung tidur saja, Jisung ingin tidur dipeluk oleh Minho hyung" ucap Jisung, Minho mengusap kepala Jisung penuh kasih sayang.

"Yasudah sehabis mandi ya?" tanya Minho lembut dan Jisung menggeleng.

"Oke oke, hyung taro ini dan mencuci piring ya?" tawar Minho dan Jisung menggeleng.

"Tidak, hyung tidak boleh keluar dari kamar"

"Jisung, aku harus menaruh ini dahulu"

"Tidak" ucap Jisung, matanya bahkan sudah berkaca kaca seperti ingin menangis membuat Minho menghela nafas.

"Yasudah aku taro ini dulu" ucap Minho sembari bangkit.

"Hyung au kemana? hyung tidak boleh keluar dari kamar atau Jisung akan marah" ancam Jisung lucu dan Minho tertawa kecil.

"aku hanya menaruh ini di meja kerjaku okay?" ucap Minho lembut walau dalam dirinya sudah kesal sekali dengan tingkah aneh Jisung. Minho tertawa saat dia berbalik dia menemukan Jisung memunggunginya.

Minho ikut merebahkan dirinya disebelah Jisung, lalu menarik Jisung pelan dalam pelukannya.

"Katanya mau tidur sembari dipeluk hm?" tanya Minho lembut. Tidak ada jawaban dari Jisung. Tapi dia tiba tiba berbalik dan semakin merapatkan dirinya kearah Minho.

"Hyung menyebalkan"

"Iya iya aku tau aku menyebalkan oke?" balas Minho sembari tertawa kecil

---

3005.2018

book ini makin kacau

Married [Minsung] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang