BAB VII

5.6K 868 17
                                    

Ngga vote comment
aq ngambek):






Honeymoon singkat mereka selesai begitu saja di Paris dan mereka mulai kembali dengan kesibukan masing masing. Minho sibuk dengan perusahannya, dan Jisung kembali sibuk berkutat dengan berkas berkas keuangan yang harus ditanganinya.

Minho menatap Xukun sebentar, "Hubungi Ziyi masalah cabang toko teh dan suruh dia untuk mengecek hati hati teh yang akan digunakan. Juga cek perkebunan kita" perintah Minho.

"Okay, aku paham" ucap Xukun sembari menulis di notesnya. Minho berdeham sebelum akhirnya menyuruh Xukun keluar dengan gesture tangan.

"Ikut cek juga, sekalian date" ucapnya sebelum pintu tertutup. tampak Xukun beryes pelan sebelum menutup pintu. Minho mendengus menatap kelakuan temannya dan sekarang berganti Mark yang masuk.

"Atur jadwalku untuk seminggu kedepan, dan kirim via email. Hubungi perusahan iklan untuk membuat iklan untuk peluncuran wine yang akan segera datang. Pakai artis yang sedang naik daun. Minggu depan akan ada ulangtahun ibuku, kosongkan hari itu dan belikan hadiah"

"Tanggal dua puluh satu? Bagaimana rapat dengan pemilik bar?"

"Wakilkan atau undur, terserah" ucap Minho dan Mark mengangguk. Dia melaporkan beberapa catatan sebelum akhirnya keluar.

"Istrimu menunggu didepan, aku suruh masuk?" tanya Mark setelah membuka pintu, Minho menatap Mark sebentar dan mengangguk. Mark tersenyum simpul sebelum menutup pintu. Tak lama, Jisung masuk dengan membawa kotak bekal dan merapihkannya diatas meja tanpa mengatakan apapun.

Minho masih berkutat dengan berkasnya, sepuluh menit akhirnya dia menutup laporan dan bangkit menuju Jisung.

"Sedang sibuk banget ya hyung?" tanya Jisung dan Minho berdeham.

"Bulan depan peluncuran wine baru dan pembukaan cabang toko teh" jelasnya dan mulai memakan bekal yang dibuatkan Jisung.

"Masakanmu semakin enak" puji Minho singkat dan Jisung tampak senang.

"tentu saja, akukan berlatih keras!" ucap Jisung ceria dan Minho hanya tertawa kecil mendengar respon Jisung.

"Oh iya, aku kok tidak melihat Xukun ge didepan?"

"Sedang mengecek pabrik wine dan kedai teh bersama Ziyi"

"Ziyi ge pacarnya?"

"Tunagannya" koreksi Minho. Dan Jisung mengangguk paham. Minho terdiam, dan sekarang waktunya Jisung untuk bercerita.

Suara ceria Jisung mengalir menceritakan harinya, dengan diam Minho mendengarkan dengan seksama.

----

Jisung menunggu Minho dengan gelisah. Ini sudah lewat jam sepuluh dan Minho belum juga pulang.

Minho memang sudah mengiriminya pesan untuk tidak menunggunya karena dia harus mengecek pabrik Wine secara langsung. Tapi Jisung tidak mengira akan selama ini.

Jisung menatap makanan yang ada diatas meja makan, mereka sudah dihangatkan tiga kali, tapi yang ditunggu belum juga datang.

Jisung menumpukan wajahnya keatas meja ruang tengah. Drama yang biasanya dia tonton bersama ibunya pun tidak lagi terasa menyenangkan.

Jisung menatap layar ponselnya sekali lagi. Pesannya bahkan belum dibaca satupun.

Dia tahu, Minho orang yang bekerja keras. Dia paham tanggungan Minho bukan hanya dirinya, tetapi ribuan karyawan beserta keluarganya. Jisung hanya tidak siap melihat Minho yang berubah dari manis dan selalu ada menjadi sibuk - super sibuk-.

Dia bukannya tidak mengerti, dia hanya perlu waktu untuk menyesuaikan dirinya.

Dan akhirnya, Jisung tertidur begitu saja dengan bantalan tangannya sendiri karena terlalu lama menunggu Minho.

Jam dua malam akhirnya Minho pulang. Dia kaget menemukan Jisung yang menunggunya di ruang tengah dengan televisi menyala. Minho menghampiri Jisung, menggendongnya untuk memindahkannya kedalam kamar. Membaringkannya diatas kasur dan menyelimutinya.

Minho mengecup dahi Jisung singkat, "maaf" satu kata itu terucap. Minho mengusak rambut Jisung sebelum keluar kamar lagi dan mendapati makan malam yang belum tersentuh sama sekali membuatnya semakin merasa bersalah. Dia menghangatkannya dan memakannya.

Pasti Jisung belum makan karena menunggunya semalaman. Dia tersenyum setelah makanannya habis dan mencuci piring.

Setelah makan, Minho langsung mengecek laporan laporan yang belum sempat dia lihat.

Jam empat, dia bangkit. Mandi, sarapan dengan sisa makanan tadi malam dan menulis post it untuk Jisung.

Mengecup dahi Jisung sekali lagi sebelum benar benar pergi.

Aku harus mengecek pabrik wine yang bermasalah lagi, kalau sampai malam aku belum pulang jangan tunggu seperti malam ini.

Ps. Aku sudah menghabiskan makanan yang kamu masak. Masakanmu masih saja selalu enak.--

--

25.05.2018

Udah buka, aku
Update ngga dosa kan?

Married [Minsung] REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang