Trial 2 - Forest Hunt

121 17 14
                                    

Mereka kembali berada di padang rumput yang terletak di belakang Kastil Luinna, tempat tinggal sementara mereka selama disini. Ada yang janggal dari lapangan tempat quest pertama terjadi. Matt melihat ke sekitar, beberapa pohon telah hilang. Tubuh gadis yang terbunuh juga sudah lenyap, namun ia masih melihat bayangan sang gadis yang tewas. Hal itu membuatnya muak.

Orang-orang tampaknya trauma. Mereka kemarin melawan singa mutan yang kulitnya seperti baja yang pada akhirnya mati oleh Monrouv.

Monrouv terlihat lebih baik dari kemarin, dan jubahnya yang merupakan sisa dari singa itu pasti akan sangat membantunya. Monrouv, atau Monny juga mendapatkan beberapa barang ekstra, seperti tas yang isinya botol air, beberapa perban, dan barang lainnya.

"Apa sekarang ?" tanya Matt. Dia lebih antusias dari yang lainnya, sedikit. Setelah mendapatkan Steampunk Riffle dari quest sebelumnya, Matt merasa senang melakukan quest, asal dia tidak terbunuh. Tapi ya, dia sedikit kesal bukan dia yang berhasil membunuh sang singa, walau dia harus akui gadis kecil itu benar-benar berani.

"Kalian harus mencari kristal di hutan belakang kastil. Kristal itu berwarna putih, tentunya akan mudah untuk menemukannya. Masing-masing orang cukup membawa satu. Aku tidak peduli apa yang terjadi, bawa pulang satu." Luinna tidak mengubah ekspresinya sama sekali selama berbicara.

"Lakukan saja sendiri, bodoh !" Suara tersebut berasal dari barisan belakang, semuanya secara bersamaan melihat ke sumber suara tersebut. Matt tidak tahu siapa dia, tapi lagaknya sangat berani. Kalau dari nada suaranya dia terdengar sombong sebenarnya. Apa orang itu tidak melihat apa yang bisa Luinna lakukan? atau mungkin itulah intinya. Tetap saja, rasanya bego.

"Diam! Aku memiliki alasan tersendiri. Kalian hanya perlu menuruti perintahku dan kalian akan mendapatkan makanan dan tempat tinggal. Kembalilah dengan kristal yang ku maksud, jangan coba-coba melewati perbatasan." Kemudian sebuah cahaya abu muncul di tempat Luinna berdiri dan dia pun menghilang.

"Dia gak akan ngasih kita senjata lagi? atau apapun ?" tanya Ryan.

"Lo udah punya kapak masih gak puas?" balas Rienna.

"Oh bagus, benar-benar bagus. Waktunya mencari kristal butut," kata orang dengan lagak berani tadi, memotong pembicaraan Ryan dan Rienna.

"Siapa nama lo?" Nathan mengeluarkan suara.

"Tristan."

"Nistaan?"

"TRISTAN!" Jawab Tristan dengan lantang. Nathan menahan tawa saat melihat wajah Tristan yang merah. Perhatian semua orang kembali menuju quest yang baru saja Luinna berikan. Satu per satu orang mulai bergerak menuju hutan yang dimaksud. Hutan tersebut berada tepat di akhir padang rumput, tentunya dimana pohon-pohon mulai melebat.

Kalau dilihat dari jauh, hutan itu seperti berteriak 'masuk kesini gue bunuh lu satu-satu' tapi Matt rasa mencari saja tidak akan terlalu sulit. Dia sudah sering mencari barang yang expired di mini market tempat ia bekerja. Apa bedanya?

"Baiklah, ayo." Matt mendengar seorang perempuan berbicara, lalu perempuan itu mulai berlari bersama temannya. Matt juga sebaiknya memulai questnya. Dia melirik Nathan dan Ryan. Tentu saja mereka akan mencari bersama.

"Ayolah, jangan liatin gue terus." Lalu Nathan mulai berlari menuju hutan.

-

Qirani merasa ada sesuatu di hutan ini. Sesuatu mengusiknya, seperti ada yang mengikuti dirinya dan teman-temannya. Sudah 3 kali dia melihat ke sekitar dan tidak ada siapapun di sekitar mereka. Dia tetap berjaga-jaga. Diantara mereka bertiga, hanya Renova yang memiliki senjata, yaitu busur. Busur tersebut merupakan hasil dari quest sebelumnya. Busur itu berwarna putih dan tampak elegan, tidak seperti busur biasanya. Busur itu seperti berasal dari di film-film fiksi, atau game fantasi. Qirani harap Renova bisa menggunakannya dengan lihai agar mereka tidak terbunuh juga.

EndeavourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang