- ☆ -
[Matt's POV]Setiap langkah yang ku tempuh serasa berjalan di atas jarum. Kesadaranku serasa sudah mau meninggalkan tubuhku. Sial-- darah yang keluar sudah terlalu banyak... Fokus yang tadi ku punya telah kabur entah kemana.
[Mencari ulang target...]
Target ditemukan.
.
.
."Ha-- h... Ayo, menyerahlah!" Aku melontarkan beberapa peluru peringatan berharap ia akan menyerah sekarang juga, namun dengan senjataku yang sekarang, akan sangat sulit untuk menjangkaunya. Gerakannya yang sangat cepat hanya akan melukaiku lebih parah.
Cewek itu hanya terdiam menangkis semua usahaku untuk menyerangnya. Memegang katana yang dilumuri darahku.
[Mengidentifikasi target...]
Nama : Sasha
Umur : ?? tahun
?????????
Aura : Tanah
Senjata : KatanaMencari strategi menyerang...
Mengecek status kondisi...Kaki kanan terluka parah.
Pengelihatan buram.
Kesadaran menurun...
.
.
.
Dengan kondisi parah begini, aku tidak bisa berlaku banyak. Satu-satunya cara hanyalah mendekat dan menyerang balik.
...Susah untuk bergerak. Kemungkinan keberhasilan ada di 25%
"Ah, Sial! Gak ada pilihan lain!"
-
Sasha mulai berjalan perlahan mendekati Matt. Dengan langkah kaki dan tatapan yang bengis haus darah itu mengintimidasi laki-laki yang sekarang terpojok, namun ia tidak bisa kalah disini.
"Ayo lah jangan takut!! Maju lawan gua!!" Tantangnya berlagak sok berani. Walaupun dalam hatinya pikirannya sudah lama kabur. Sasha hanya berjalan santai mendekati Matt yang sekarang mempunyai banyak kelemahan.
Matt memegang senapan shotgunnya di posisi siap menembak. Menunggu Sasha untuk mendekatinya. Semakin dekat, Cewek berdarah dingin itu semakin mempercepat langkahnya. Ia menaikan pedangnya, Matt dapat melihat bayangannya sendiri bagaikan cermin kematian. Panik, Ia melontarkan peluru shotgunnya yang hanya akan di halangi oleh bebatuan yang di kontrol oleh aura milik Sasha untuk mempertahankan dirinya sendiri.
Sementara Ryan dan Nathan hanya dapat mendoakan temannya yang sedang bertarung. Hanya, mereka tidak bisa mengabaikan perasaan yang tidak enak yang mereka rasakan sekarang.
"Ack!! gagal lagi gua" Gumamnya sambil terus melontarkan peluru yang hanya akan mengenai bebatuan itu. Semakin tepojok, ia melangkah mundur.
"Bajingan-- Auranya OP!" Umpatnya sambil terus mundur dan menembakan shotgun yang ia pegang. Sekarang, anak ini sudah terlihat sangat kewalahan. Berbeda dengan lawannya yang telihat sangat tenang dan tidak melontarkan satu kata pun.
Ah?
Matt menghentikan serangan babi butanya. Ia memutar balik otaknya lalu membuat rencana B.
[Memeriksa status...]
Matt
Aura : Electric.
Senjata : Shotgun"Ugh-- LU PIKIR GUA GAK BISA GITU?!" Teriaknya sambil mengeluarkan cahaya dari tangannya. Percikan-percikan listrik mulai terbentuk. Dengan sisa kekuatan yang ia punya, berusaha untuk mengekang si pembunuh yang ada di depan matanya.
Matt melompat kearah lawan nya secepat yang ia bisa, mempercayai dirinya sendiri.
BZZZT!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Endeavour
FantasyKalian pernah dengar unicorn ? Apakah kalian pernah dengar tentang atlantis ? Hewan dan tempat tersebut hanya sebuah mitos, kan ? Ini seperti hal tersebut, tetapi versi remaja Indonesia. Kalian pernah dengar iblis yang menjelema jadi makhluk hidup...