Fasya tidak pernah mengerti siklus siang malam dunia ini. Siang hari bisa saja bertahan selama berjam-jam, kemudian malam hari (atau Hekate) hanya berlangsung selama 2 jam.
Beberapa hari yang lalu Fasya dan teman-temannya harus berurusan dengan Chimera saat Hekate karena malam datang lebih cepat dari perkiraan mereka.
Dia tidak tahu apakah Luinna yang merubah siklus siang malam atau memang dunia ini labil.
Fasya duduk diatas kasur barunya. Setelah quest kemarin, sepertinya ada yang menyihir Luinna agar berbuat baik, soalnya Luinna mendadak menyediakan ruangan baru yang isinya kasur. Fasya tentu saja tidak protes, akhirnya mereka bisa tidur diatas sesuatu yang lebih empuk dan hangat daripada lantai.
Anehnya dia tidak bisa tidur.
Dia terbaring kesana kemari, mencari posisi yang nyaman. Mungkin kasur ini kasur bekas dari tempat sampah. Fasya kemudian memutuskan untuk bangun saja, mungkin jalan-jalan di dalam kastil. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi kalau dia keluar.
Dia membuka pintu, dan yang dilihatnya hanya gelap. Apa Luinna tidak memasang lampu? apa sulitnya sih. Masa punya kastil tidak ada penerangannya.
Fasya tidak akan bodoh dan melanjutkan tanpa penerangan. Dia sudah pernah nonton film horror sebelumnya. Dia berpikir untuk membangunkan Rienna, tapi menurutnya tindakan itu egois. Fasya memutuskan untuk mencari senter, mungkin ada beberapa yang terlantar.
"Bingo."
Fasya mengambil senter yang dia temukan di bawah kasur Tristan. Pinjam bentar apa salahnya. Dia menyalakan senter. Untung saja senternya berfungsi.
Tidak ada yang menarik di luar kamarnya. Hanya beberapa lukisan yang terasa familier. Sudah satu hari dia mencoba mengingat lukisan-lukisan itu, percuma.
Dia masih ingat kalau kanan berarti keluar kastil, dia tidak akan coba-coba. Ke arah kiri ...
Fasya menyusuri koridor yang sepi itu, dia melihat ke langit, entah kenapa dia melihat stalaktit. Fasya menggelengkan kepala, tidak mungkin dia berjalan kembali ke dalam gua. Dia melihat langit-langit kembali, yang dia lihat sekarang adalah langit malam. Bintang terlihat sangat indah disini. Lebih jelas dari yang pernah dia lihat. Rasi bintang Andromeda, tentu saja salah satu mitologi Yunani lagi.
Fasya terlalu lama menatap bintang-bintang, dia tidak sadar bahwa jalan di depannya buntu. Dia pikir mungkin ada ruang rahasia atau tempat Luinna istirahat. Fasya menggeledah dinding, tidak ada apa-apa. Akan keren kalau ada pintu rahasia, tapi tampaknya memang hanya tembok biasa. Fasya memutuskan untuk kembali ke kamarnya karena jalan buntu tersebut.
Dia melihat ke atas lagi, sekarang langit-angit berupa atap. Fasya sudah tidak heran dengan hal-hal yang tidak masuk akal, lagi pula ini dunia sihir.
Dia sudah dekat dengan pintu kamarnya saat dia melihat tangga. Awalnya tangga tersebut tidak ada.
Fasya mendengar decitan, seseorang membuka pintu kamar. "Fasya?" Fasya merespon, Renova berada di ambang pintu.
"Eh.. anu, kenapa gak tidur?" Fasya basa-basi. "Aku denger suara-suara, tenyata kamu ya ... kenapa kamu diluar?" balas Renova.
"Aku abis dari ... toilet ..." Fasya berbohong. "Toilet kan di dalem kamar," balas Renova kebingungan.Fasya menghela nafas. "Maaf, sebenernya gue gak bisa tidur jadi gue keluar nyari udara, tapi ya gitu deh."
Perhatian Renova kini bukan pada Fasya, namun matanya menatap sesuatu di belakangnya.
"Tangga itu perasaan gak ada sebelumnya." Renova menghampiri Fasya."Kita liat aja arahanya kemana." Fasya mulai menaiki anak tangga. "EH TUNGGU GIMANA KALAU BAHAYA." Renova menarik tangan Fasya.
"Besok juga kita bakal terancam bahaya lagi, kenapa gak langsung aja sekarang," balas Fasya dengan nada sarkastik. Renova yang khawatir akan terjadi sesuatu memutskan untuk mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endeavour
FantasyKalian pernah dengar unicorn ? Apakah kalian pernah dengar tentang atlantis ? Hewan dan tempat tersebut hanya sebuah mitos, kan ? Ini seperti hal tersebut, tetapi versi remaja Indonesia. Kalian pernah dengar iblis yang menjelema jadi makhluk hidup...