Trial 8 - Cliffs Edge

69 5 2
                                    

Qirani tidak mengerti sejak kapan dia dan Matt berteman. Seingatnya dia tidak pernah menandatangani surat pernyataan 'Qirani dan Matt sekarang berteman'

"Gue jamin gue bisa habisin makanan gue dalam waktu 1 detik," kata Matt. "1. TUH LIAT ABIS!" Matt menyeringai sambil memperlihatkan piring kosong. "Makanan lo udah abis tolol," balas Rienna. "Receh bangsat," sambung Nathan. Qirani akan mengingatkan dirinya nanti kalau dia sudah pulang untuk memasukan Matt ke rekor "orang paling bego yang pernah Qirani temuin".

Mereka sedang menikmati makan pagi di kastil Luinna. "The Calm Before The Storm" adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan suasana. Sebentar lagi mereka akan melaksanakan turnamen. Luinna masih belum memberikan gambaran secara detail tentang 'acara' ini, tapi yang Qirani tahu adalah kemungkinan besar mereka akan mati.

Qirani sangat berharap bisa saja diam di momen ini tanpa harus melakukan turnamen, atau bahkan quest-quest gila Luinna. Suara di dalam otaknya mulai pesimis tentang situasi ini. Sejauh ini 3 dari mereka sudah gugur. Entah sampai kapan Qirani bisa bertahan. Teman-temannya tetap saja bercanda tawa, seakan hidup mereka tidak dalam bahaya, atau mungkin mereka pura-pura lupa.

"Kalian, bisa serius dikit gak? Kita bentar lagi akan menghadapi uji kematian," lontar Qirani. Matt yang wajahnya bergurau berubah secepat kilat menjadi serius. Matt bisa serius juga ternyata. "Qirani bener, kita harus bikin strategi," balas Matt. Yang lain mengangguk setuju. Sesaat tidak ada yang mengeluarkan suara. Semuanya masih memikirkan strategi, Qirani pun agak mentok karena dia masih belum memiliki gambaran akan turnamen Luinna.

"Ribet ya kalau gak bisa pakai Aura," kata Fasya. "Iya tapi kalau bisa juga kan cuman 2 orang dari kita yang punya aura. Hanya-"

"Shhh," Rienna memotong kalimat Ryan. Rienna melihat sekeliling mereka, memastikan Luinna tidak berada dalam ruangan. "Jangan gede gede ngomongnya." Ryan mengangguk.

"Lanjut yang tadi, hanya gue sama Rienna yang punya aura dan gue ragu Luinna bakal nyatuin kita semua," lanjut Ryan dengan suara yang lebih kecil.

"Maaf motong lagi tapi Star-lord yang satu ini baru aja dapet jackpot," kata Matt. Mereka ber-tujuh memandangnya dengan heran.

"Maksud?" Monny belum mengunyah informasi Matt dengan baik. "Lu punya aura? Asli nih? Aura lu apa?" tambah Rienna.

Sebelum Matt menjawab, terdengar suara pintu yang di buka, Luinna masuk diikuti kertas-kertas gulung. Beberapa anak masih belum sadar akan kedatangan Luinna.

"Diam." Ruang makan menjadi sunyi, semua orang memperhatikan Luinna. "Ini peraturan turnamen, baca saja." Ia membagikan gulungan kertas kepada masing-masing orang. Qirani merasa seperti sedang dibagikan kertas ujian dan dia tidak tahu kalau hari ini ada ujian.

"Waktu kalian untuk bersiap hanya 30 menit, dimulai dari sekarang." Luinna meninggalkan ruangan dan dalam sekejap suasana kembali bising.

"Arena 1. Terdapat 3 jenis monster. Senjata diperbolehkan, dilarang saling membunuh, Lokasi : Tidak diketahui," baca Qirani. "Arena 2 ... Itu saja. Kosong, tidak ada apa apa lagi," sambung Fasya. Qirani membulak-balik kertas, siapa tahu ada di belakangnya, ternyata dia salah. Hanya itu petunjuk mereka untuk saat ini. Kelompok itu beranjak dari ruang makan dan segera menyiapkan diri.

"Monsternya apa aja ya?" Rienna basa basi sambil memasukan daun mint juga makanan lain kedalam sakunya. "Mhmh," balas Monny yang mulutnya menahan senter selama dia merapihkan ikatan rambutnya. "Ngomong yang jelas dong mba." Setelah selesai mengikat rambut, dia memasukan senter ke dalam tas dan menjawab, "Banyak."

"Hidih itu mah gue juga udah tahu." Monny hanya menyengir sambil mengisi peluru pistolnya. "Anjing kali," sahut Fasya. "Emang anjing banget maksudnya apa cob-" Dia memotong Rienna,"Maksud gue anjing beneran, Cerberus. Gue yakin kemarin malem gue denger suara anjing."

EndeavourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang