Setelah pengundian tadi, banyak pertarungan yang selesai cepat karena banyak bendera putih yang dikibarkan. Menurut Luinna hanya ada satu atau dua pertarungan yang memuaskan, karena ia meninggalkan arena bertarung setelahnya.
Sesi dua di mulai, Luinna kembali dan menyihir arena pertarungan agar kembali rapi seperti semula. Tora mulai mengundi untuk kedua kalinya. Nama mereka mulai terpanggil satu-satu. Qirani dan ambon adalah yang pertama disebutkan, selanjutnya Ryan dan Jillian, Achilles dan Wright, kedua nama itu asing bagi Renova, setelahnya Rienna melawan Monny.
Tora berhenti memanggil nama mereka, menunggu pertandingan usai dan dia tidak harus menunggu lama. Rienna dan Monny yang baru lima menit berada di arena sudah mengangkat bendera putih secara kompak.
Tora melanjutkan pengundian nama.
"Renova dengan Weiss !" Teriak Tora dari pinggir lapangan. Si gadis terus menarik nafas dan membenarkan ikat rambutnya. Ia merasa rambut sepunggungnya sangat tidak efisien, sehingga ia menggantinya dengan gaya messy bun rendah.
"Panjang umur, semangat ya," Jillian memberikan senyum hangat san mengacungkan jempol. Renova membalasnya dengan senyum gugup.
Renova masih duduk dengan kaki gemetaran. Ia punya perasaan betis kecilnya yang pucat pasi tidak akan bertahan. Tetapi, ia harus melakukan ini. Ia harus terus bejuang.
Ia menekan kaki bagian bawahnya dengan pelan, membiarkan otot kakinya istirahat sebelum kembali bekerja. Kau tidak akan bisa membedakan tulang dengan otot kaki Renova. Keduanya sama-sama bertekstur keras— walau seharusnya otot tidak bersifat seperti tersebut.
Rienna dan Qirani sibuk menyorakkan teman baiknya yang sedang turun tangga memasuki arena. Tetapi, suara mereka seperti semut kecil bila dibandingkan dengan suara orang lain yang menyorakkan gadis lain yang akan Renova lawan.
Weiss Sione adalah seorang cewek yang cukup populer. Orangnya cantik, banget. Saking cantiknya orang-orang membandingkannya dengan Luinna. Ia juga terkenal karena kemahirannya dalam gimnastik. Renova penasaran bila Weiss dipasangkan dengan Jillian, siapakah yang akan menang ? Mengingat bahwa keduanya mahir bertarung, sepertinya akan susah untuk menebak.
Hanya ini masalahnya,
"Gue gak bakal keras kok sama lo- duh siapa sih nama lo ? Renova ?" decih Weiss sembari memutar-mutar gagang pedangnya, "Palingan lo bakal cedera aja. Yang penting gak mati lah ya, ga apa kan ?" tanyanya dengan nada paling tidak bersemangat.
Weiss adalah orang paling nyebelin yang bakal kalian temui.
Renova hanya meneguk salivanya gugup mendengar hal tersebut. Ia menggenggam senjata barunya yang Ia namai Elysian dengan erat. Busur barunya tetap memiliki ukirannya yang khas, warnanya putih mengkilat. Bedanya, Ia terlihat lebih kokoh dan tebal. Kulit yang terbuat dari besi melindungi kayu tua yang telah lapuk tersebut.
Luinna yang berada di kursi paling tinggi mengangkatkan tangannya, pertanda untuk bersiap-siap. Kedua orang tersebut mulai menuju dua ujung lapangan yang berlawanan. Weiss membalikkan badannya dan menyiapkan pedang yang tadi Ia seret sepanjang jalan. Renova memandang matanya dengan panik dari ujung lain lapangan.
Aku tahu kalian pasti berpikiran, "Wow, senjata jarak jauh lawan jarak dekat ? Tidak akan berakhir baik." Renova juga berpikir demikian. Taktik terbaik untuknya sekarang adalah berlari sejauh mungkin lalu memembak dari kejauhan.
"TIGA !" Tora meneriakkan aba-aba. Weiss memosisikan pedangnya dan tersenyum licik.
"DUA !" Tak ada yang berbicara, penonton maupun petarung. Mereka memusatkan pandangan pada kedua orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endeavour
FantasyKalian pernah dengar unicorn ? Apakah kalian pernah dengar tentang atlantis ? Hewan dan tempat tersebut hanya sebuah mitos, kan ? Ini seperti hal tersebut, tetapi versi remaja Indonesia. Kalian pernah dengar iblis yang menjelema jadi makhluk hidup...