3. Takdir Tak Terduga

1.9K 118 2
                                    

"Kamu Hafilah, 'kan? Apa kabarmu, sayang?" sapa wanita paruh baya itu sambil berhambur memeluk Filah.

"Ba-baik, Tante... O-om dan Tante siapa, ya?" tanya Filah gugup takut-takut.

"Kamu lupa dengan kami, sayang? Ini Tante Estelle, dan ini Om Farhan yang dulu pernah main ke sini waktu kamu masih kecil." Filah mengernyit mencoba untuk mengingat kedua orang di hadapannya.

"Yang mana, ya? Aku lupa Tante." Filah tersenyum kaku merasa bersalah.

"Tak apa-apa, kok. Nanti juga kamu ingat." senyum Estelle.

"Maafin aku ya, Tan. Jadi gak enak, hehe... Oh iya, silakan masuk dulu, Om, Tante!" Filah menyalami keduanya, lalu mempersilakan mereka masuk. Filah membawa dua gelas air dan duduk di seberang keduanya. Beberapa saat hening, lalu pria paruh baya itu membuka percakapan.

"Aku turut berduka atas meninggalnya Ali dan Kiara. Ali adalah sahabat terbaikku sewaktu kami masih kuliah dulu. Jujur, aku sangat shock dan sempat tak percaya atas kabar yang aku terima. Sudah bertahun-tahun aku tak bertemu lagi dengannya, lalu aku mendengar kabar bahwa dia sudah tiada. Aku tak sempat bertemu dengannya hanya untuk sekedar bernostalgia barang berapa jenak." jelas Farhan sendu.

"Kamu pasti ingat kan dulu waktu usiamu 5 tahun ada sepasang suami istri yang berkunjung ke rumahmu dan mengajak keluarga kalian berlibur bersama ke pantai bersama keluarga kami pada saat menjelang liburan tahun baru?" Filah mencoba memutar ulang memori waktu kecilnya. Lalu ia tersentak, ia ingat sekarang. Ya, saat itu di pagi hari saat usianya 5 tahun saat Filah baru bangun tidur dan ia menghampiri ayahnya untuk minta digendong, rutinitasnya setiap pagi. Filah bisa dibilang anak yang super manja. Saat ia melangkahkan kakinya ke ruang tengah, ia melihat sepasang suami istri yang begitu cantik dan tampan. Sang wanita dengan senyum ramah yang terpancar indah di wajah cantiknya yang agak kebule-bulean langsung menghampiri Filah dan mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri. Ia melihat ayahnya sedang mengobrol dengan suami wanita itu, dan ia juga melihat seorang anak laki-laki yang hanya duduk diam sambil menundukkan wajahnya. Filah hanya diam memperhatikan interaksi orang-orang yang masih asing di hadapannya tersebut. Ayahnya memperkenalkan keluarga itu bahwa sang lelaki yang bernama Farhan tersebut adalah sahabat ayahnya waktu kuliah dan saat masih bekerja di perusahaan milik Farhan di Jakarta. Saat itu, mereka sedang merencanakan liburan sekaligus reuni antara ayahnya dengan Farhan dan juga keluarganya, kebetulan saat itu menjelang tahun baru. Akhirnya, saat itu mereka memutuskan untuk berlibur ke pantai.

"Oh, Ya Allah... Om Farhan dan Tante Estelle yang waktu itu nyapa aku pas mau nyamperin Ayah, ya? Aduh maaf, Om, Tante..., aku benar-benar lupa." Filah tersenyum salah tingkah.

"Tak apa-apa, sayang. Wajar saja, toh kita terakhir ketemu kan saat kita liburan bersama waktu itu. Tak terasa ya sudah 13 tahun kita tak bertemu dan sekarang Tante lihat kamu sudah menjadi remaja cantik seperti ini, persis Kiara. Kamu benar-benar mewarisi kecantikan alami bundamu itu, sayang." puji Estelle takjub. Filah tersipu.

"Tante bisa aja. Oh iya, silakan diminum dulu, Om, Tan. Maaf, Filah cuma punya ini. Ya, begitulah kondisi Filah sekarang." Filah hanya tersenyum sendu.

"Dulu, aku dan Ali adalah sahabat yang tak terpisahkan semenjak kami kuliah. Setelah kami lulus, aku mengajaknya untuk bekerja di perusahaanku. Waktu itu aku belum menjadi direktur. Kami sama-sama merintis dari bawah. Dia banyak membantuku. Awal perkenalan kami adalah saat dia menyelamatkanku yang waktu itu sedang dihajar oleh sekelompok preman yang mencoba untuk merampokku. Aku sudah tak berdaya dan pasrah saja hingga tiba-tiba aku melihat para preman itu sudah terkapar dan aku melihat seseorang yang berdiri membelakangiku di hadapan mereka. Dari situlah awal persahabatan kami dimulai." Farhan menceritakannya begitu antusias sambil menerawang masa-masa muda mereka yang mengesankan. Filah takjub dengan aksi heroik yang pernah dilakukan ayahnya.

Colorful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang