15. Dia Istriku

2.3K 124 1
                                    

Filah terbangun saat mendengar suara gedoran pintu. Ia mengumpat pelan dan jengkel dengan siapa tamu yang seenaknya mengganggu tidur mereka. Filah dan Mario baru tidur jam 3 pagi. Semalam Mario begitu bernafsu sampai Filah kewalahan melayaninya. Jadilah mereka kurang tidur karena kelelahan. Filah melepaskan tangan Mario yang melingkar di perutnya. Mario bergerak sedikit, lalu tertidur kembali. Filah bangun dan mengambil kaos abu-abu yang dipakai Mario semalam yang tergeletak di lantai dan celana dalam serta celana hotpants-nya, lalu memakainya. Filah melangkah menuju ruang tamu dengan mata masih sangat mengantuk. Ia mengintip dari balik jendela untuk mengetahui siapa tamunya pagi ini dan melihat seorang remaja putri. Dari rambut dan gayanya saja Filah sudah bisa menebak. Ia membuka pintunya.

"Laura?" Filah menatap gadis remaja dihadapannya yang memakai kaos merah agak kebesaran dan celana jeans yang kasual dengan koper di belakangnya. Laura yang sedang membalikkan tubuhnya.

"Oh hai, Kak Filah. Maaf sudah menganggu kalian pagi-pagi begini. Hari ini aku mau kembali ke Australia. Aku mau pamit sekalian mau nagih janji Kak Mario yang akan mengantarkanku hari ini." jelas Laura sambil tersenyum. Filah mengangguk.

"Oh, silakan masuk dulu!" Filah tersenyum ramah dan mempersilakan Laura masuk. Gadis itu berjalan mengikuti Filah ke dalam.

"Kak Marionya mana, Kak?" tanya Laura setelah duduk di kursi dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

"Masih di kamar. Biasa masih ngorok, hehe...." ucap Filah sambil beranjak menuju dapur untuk mengambil minum.

"Biar aku bangunin!" Laura melangkah menuju kamar Mario. Filah tertawa cekikikan membayangkan bagaimana reaksi Laura saat melihat Mario nanti.

"KYAAAAA!!! KAK MARIOOOO...!! HUWAAAA!!! LEPASIN AKU KAKKK!!!" Laura berteriak histeris saat dirinya tiba-tiba saja dipeluk Mario erat. Mario langsung bangun dan membenarkan penglihatannya.

"LAURAAA, MENGAPA KAMU ADA DI SINI???!!! MANA FILAH??!!" Mario sangat kaget mendapati Laura ada di kamarnya. Mario langsung melompat dari ranjang dengan tubuh telanjang bulat.

"KAK MARIO, MESUUUM!!! TUTUPIN ITUNYA!!" Laura menutup wajahnya saat melihat tubuh telanjang Mario. Wajahnya terasa panas dan memerah.

Mario tiba-tiba tersentak. Ia melihat ke arah selangkangannya dan melihat miliknya yang menegang. Ia baru sadar bahwa dirinya belum mengenakan pakaian. Ia langsung menarik selimut dan menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Rio, ada apa?" Filah tertawa geli melihat aksi Mario dan Laura. Mario langsung menoleh ke arah pintu dan mendapati Filah yang berdiri sambil menahan tawanya. Mario langsung lari memeluk Filah.

"Kamu dari mana? Aku kira kamu belum bangun. Aku kaget Laura tiba-tiba bisa ada di kamar." Laura menatap Mario geram.

"Kakak harus tanggung jawab! Udah dua kali aku disuguhin pemandangan mesum. Gara-gara Kakak, mata aku udah gak suci lagi. Ingat, aku masih di bawah umur, huh!" kesal Laura sambil memukul-mukul Mario dengan bantal. Filah tertawa terbahak-bahak.

"Salah sendiri! Suruh siapa main nyelonong aja tanpa permisi." Laura semakin geram. Mario berusaha menghindar dari pukulan Laura.

"Ada apa kamu pagi-pagi ke sini?" Laura membuang nafasnya kasar.

"Kakak lupa? Kemarin Kakak udah janji mau nganterin aku ke bandara hari ini. Aku kan mau pulang ke Australia hari ini. Gimana, sih! " jengkel Laura karena Mario lupa akan janjinya tempo hari untuk mengantarnya ke bandara. Mario menepuk jidatnya.

"Astaghfirullah... Maaf Ra, Kakak lupa. Yaudah, kamu tunggu dulu! Kakak mau siap-siap dulu. Sayang, aku nanti nyusul ya ke kampusnya! Kamu duluan aja. Aku mau nganterin Laura dulu ke bandara." Filah mengangguk.

Colorful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang