8. Hari Terakbar Di Hidupku

2K 117 1
                                    

"Ayah, Bunda... Maafin Filah baru sekarang mengunjungi kalian lagi. Gimana kabar kalian? Aku harap kalian selalu bahagia di sana." Filah tersenyum sambil mengusap nisan orang tuanya.

"Filah ke sini gak sendirian. Filah ke sini sama calon suami Filah. Namanya Mario, anak Om Farhan dan Tante Estelle, sahabat Ayah waktu di Jakarta dulu. Orangnya baik, Yah, Bun. Aku bahagia sekali tinggal dengan mereka. Aku benar-benar menemukan rumah yang layak untukku setelah kepergian kalian. Filah mau minta restu sama kalian berdua karena sebentar lagi kami akan menikah. Aku harap keputusan yang aku ambil adalah yang terbaik untukku dan kalian merestui pernikahan kami agar kami bisa membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah seperti kalian. Apa kalian akan menyetujui keputusan yang telah kami buat ini?" Mario ikut berlutut.

"Ayah, Bunda. Aku Mario, anak Papa Farhan dan Mama Estelle, yang dulu pernah main ke rumah kalian 15 tahun yang lalu. Aku ingin meminta izin untuk meminang dan membawa putri kalian. Aku akan berusaha untuk menjadi imam yang baik yang akan menjaga, mencintai, dan melindunginya dengan segenap kemampuan yang aku punya. Aku bukanlah lelaki yang sempurna ataupun alim. Aku hanyalah lelaki biasa yang tidak pernah luput dari dosa dan kesalahan. Untuk itu, aku berharap dengan menikahinya bisa membuatku menjadi lelaki yang lebih baik dan bertanggung jawab. Insyaallah, aku akan berusaha untuk membahagiakannya." Mario melirik Filah yang tertegun akan janji Mario kepada orang tuanya. Ia seakan kehilangan kata-kata. Setitik air mata lolos dari matanya. Ia merasa terharu.

Setelah menaruh sebuket bunga di atas nisan keduanya, Filah dan Mario beranjak dari sana. 2 minggu yang lalu, Filah sudah memutuskan untuk menerima tawaran Kakek untuk menikah dengan Mario. Ia memantapkan hatinya dan ia berharap keputusan yang telah diambilnya adalah tepat. Ia pasrah dan berpikir positif, mungkin ini sudah menjadi ketentuan Allah untuk hidupnya. Keluarga Mario begitu antusias menyambut hari pernikahan mereka dan mereka sudah menentukan kalau pernikahan itu akan diadakan secepatnya karena menurut Mamanya, ia takut kalau Mario akan semakin terjerumus dengan kehidupannya mengingat lingkungan pergaulannya yang bebas dan liar juga kebiasaan Mario yang selalu berganti pacar layaknya berganti baju. Karena hal itulah yang menjadi alasan dipercepatnya pernikahan mereka. Filah dan Mario menurut saja karena orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Dan hari itu sepulang dari butik untuk fitting baju pengantin, mereka berdua pergi ke Bandung untuk mengunjungi makam orang tua Filah dan meminta restu akan pernikahan mereka. Filah mengunjungi rumahnya dulu yang kini telah ditinggali oleh sepupunya yang telah menikah satu tahun yang lalu. Ia tak mau menjual rumah itu karena itu adalah peninggalan orang tuanya. Dan ia lebih memilih untuk menyerahkannya pada saudaranya. Ia melihat ke arah rumah Adnan. Ia rindu suasana rumah itu, di mana mereka menghabiskan waktu bersama semenjak mereka masih kanak-kanak hingga remaja. Dari kabar yang ia dengar, Adnan kuliah di Semarang dan tinggal di sana dan hanya sebulan atau dua bulan sekali ia pulang ke rumahnya. Semenjak Filah pindah ke Jakarta, ia kehilangan kontak dengan Adnan. Ia merindukan sahabatnya itu.

"Ya Allah, Filah... Ini beneran kamu, Nak? Tante kangen kamu." Nissa yang kebetulan sedang ada di rumah orang tua Filah yang sedang membantu Agni sepupunya di dapur dan melihat Filah langsung menghambur memeluk Filah. Filah tersenyum dan membalas pelukan wanita paruh baya itu.

"Iya Tan, aku Filah. Gimana kabar Tante?" tanya Filah balik sambil tersenyum.

"Alhamdulilah sehat wal'afiat. Kamu sendiri bagaimana? Baru sekarang kamu ke sini lagi. Kamu seakan hilang ditelan bumi semenjak pindah." Filah tertawa pelan.

"Maafin Filah Tante gak pernah hubungin Tante lagi. Aku sekarang sibuk kuliah, jadi hampir gak ada waktu."

"Filah Ya Allah ke mana aja...?! Sombong gak pernah ke sini lagi?" seru perempuan muda yang 3 tahun lebih tua dari Filah dan sedang menggendong bayi berusia 9 bulan.

Colorful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang