13. Who Is Lila?

2.2K 117 2
                                    

Drrtt ... drrtt ....

Filah bangun dengan mata masih terpejam. Diraihnya ponselnya yang terus berdering karena dirasa mengganggu tidur nyenyaknya.

"Assalamualaikum."

"...."

"Oh iya, Ma. Ada apa?"

"...."

"Oh, gitu... Nanti aku kasih tahu Rio."

"...."

"Oke kalau begitu. Nanti kita ke sana sore, Insyaallah. Iya, walaikumsalam."

Filah mematikan ponselnya dan ditaruhnya kembali di nakas. Ia melirik ke samping. Mario masih tertidur pulas. Diliriknya jam ternyata sudah jam setengah 7 pagi. Dipandangnya wajah damai Mario yang terlihat lebih tampan dan seksi dikala sedang tidur. Tangannya seolah sedang memeluk sesuatu. Filah terkikik geli melihatnya. Sebuah ide jahil muncul di benaknya. Ia mengambil boneka beruang di atas nakas dan perlahan mengambil tangan Mario, lalu menyusupkan boneka itu di antara kedua tangannya yang masih dalam posisi seperti memeluk. Filah mengambil kamera di laci lalu memotretnya. Cekrek... Akhirnya... Filah tertawa geli dan puas sambil memandang gambar yang baru saja dipotretnya. Mario membuka matanya dan melihat Filah yang tertawa sambil memandang kamera. Direbutnya kamera itu. Filah berusaha merebut kamera itu dari tangan Mario yang memunggunginya.

"Rio, siniin!" Filah masih berusaha meraih kamera tersebut.

"Istriku ternyata usil juga, ya." Mario masih lihai memegang kamera tersebut hingga tak terebut Filah. Filah langsung mendekap Mario dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di punggungnya, menghirup dalam aroma suaminya.

"I love that style. Don't clear it!" Mario tersenyum lembut masih memunggungi Filah.

"Oh, iya. Tadi Mama ngasih tahu, nanti malam akan ada acara makan malam dengan keluarga besar Mama. Aku udah bilang nanti kita ke sana sore jam 5." Mario hanya mengangguk, lalu melirik jam dinding di tengah kamar. Seketika matanya membulat lebar.

"Kenapa kamu gak bangunin aku dari tadi? Aku ada jadwal ketemu klien jam 7." Mario sudah bekerja di sebuah perusahaan rekaman miliknya dan teman-teman satu grup musiknya yang didirikan baru satu tahun. Orang tuanya memberikan kebebasan dalam berkarir dan tidak menuntut harus bekerja di perusahaan milik keluarganya.

"Sekarang cepet mandi! Aku udah siapin sarapan dan bajunya." Mario langsung melesat ke kamar mandi dan melempar kameranya asal. Filah hanya menggelengkan kepalanya.

"Dasar little boy." lalu Filah pun keluar dari kamar.

***

Filah sedang membantu Bi Minah menyiapkan makan malam. Kini ia dan Mario sedang ada di rumah mertuanya. Suasana di ruang makan begitu ramai dengan canda dan tawa yang membuat suasana begitu hangat dan menyenangkan. Saat Filah sedang menaruh ayam goreng bumbu di meja makan, ia melihat seorang gadis cantik yang memakai mini dress biru tua yang kontras dengan kulit putih bersihnya. Gadis itu tampak sederhana dan anggun dari cara berjalannya.

"Malam semuanya!" semua mata tertuju padanya. Saat melihat Mario, gadis itu langsung menubruk dan memeluk Mario erat membuat Mario kaget begitu juga yang lainnya, terlebih Filah yang sudah tak terbaca ekspresinya.

"Marioo...! Kamu ke mana aja? Aku kangen... Semenjak lulus SMA, kamu ngilang gitu aja." ucapnya dengan suara manjanya.

"Li-Lila...." Mario berusaha melepaskan pelukan gadis itu. Ia merasa tak enak dengan orang-orang yang sedang memandangnya penuh tanya. Ia melirik Filah yang sedang menatap tajam mereka berdua.

Colorful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang