11. Kau Milikku

2.7K 129 0
                                    

Sebulan berlalu setelah malam pengungkapan cinta Mario, hubungan keduanya sudah membaik dan semakin lengket layaknya pasangan suami istri pada umumnya. Tiada jarak ataupun penghalang lagi. Kini mereka sudah tidur di satu kamar. Mario mulai menunjukkan sisi kepemilikannya pada Filah. Ia akan langsung mengetahui siapa saja lelaki yang berani mendekati istri mungilnya tersebut dan membuat mereka menjauh dari Filah begaimanapun caranya. Rahasia status mereka belum terbuka karena Filah masih belum siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Filah masih tak menyangka diusianya yang masih 19 tahun ia sudah menjadi seorang istri, terlebih istri dari sang pangeran kampus yang merupakan idola semua gadis di kampus tempat mereka menuntut ilmu.

"Aku hubungin duluan gak, ya?" Filah menatap layar ponselnya sambil menimbang-nimbang. Wajahnya sarat akan kebimbangan.

"Ah, tapi aku masih canggung dan malu ngehubungin dia duluan. Tapi apa dia udah makan atau belum." Filah ragu meskipun mereka sudah saling menyentuh, tapi Filah masih merasakan ada kecanggungan meski tidak secanggung dulu. Saat Filah sedang asyik dengan kebingungannya, tiba-tiba saja orang yang sedari tadi memenuhi pikirannya sudah ada di depannya dengan wajah santai tanpa dosa.

"Ri-rio... Ngapain kamu di sini?" Filah menatap sekelilingnya. Kantin saat itu sedang tidak terlalu ramai.

"Tentu saja mau makan. " Mario mulai mengambil makanan yang dibawanya tadi.

"Aku tahu. Tapi kenapa kamu makan di meja aku?"

"Gak ada larangan aku makan di mana aja. Termasuk di mejamu." Mario menjawabnya santai tak peduli keadaan sekitar. Filah merasa jengkel. Saat Filah sedang diam, tiba-tiba saja Mario meraih dagu Filah dan menyuapkan sushi ke mulut Filah membuat Filah kaget setengah mati hingga tersedak.

"Aku gak mau kamu kelelahan dan tak cukup tenaga untuk kita nanti malam. Aku gak mau tubuhmu remuk saat aku ada di dalammu."

Blushh ....

Wajah Filah memerah sempurna. Ia langsung memalingkan wajahnya. Mario benar-benar sudah gila. Filah benar-benar sudah kesal dan ingin menyumpal mulut asal Mario itu dengan tissu yang ada di hadapannya.

"RIO, SAYANG!!! AKU MENCARIMU DARI TADI. " teriak seorang gadis seksi dan cantik dengan rambutnya yang digerai indah dan riasan yang cukup tebal di wajahnya dengan suara yang sukses membuat orang-orang menoleh ke arah mereka langsung menghampiri Mario dan langsung duduk di kursi sebelahnya sambil memeluk tangan Mario manja. Mario berusaha melepaskan pegangan erat gadis itu.

"Lepasin, Shel!" Mario masih berusaha melepas kaitan tangan gadis itu, namun gadis itu malah semakin mencengkeramnya kuat.

"Aku kangen sama kamu. Udah dua hari aku gak ketemu kamu." gadis itu menoleh ke arah Filah yang baru disadari keberadaannya. Filah hanya menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Siapa dia, sayang? Kamu gak salah berteman dengan gadis cupu kayak dia?" tanyanya sambil menunjuk Filah dengan telunjuknya yang berkutek merah. Filah melotot kaget. Dadanya terasa panas dan bergemuruh.

"Hei, dengar ya gadis cupu! Mario itu pacar gue. Jangan harap lo bisa merebutnya dari gue. Lihatlah penampilan lo! Lo sama sekali tak pantas bersanding dengan pangeran gue." gadis itu tertawa mengejek sambil menilai penampilan Filah dari atas sampai bawah yang tertutup di balik hijab hijau toskanya dan baju lengan panjang serta celana yang lumayan longgar. Filah mengepalkan tangannya dengan emosi yang memuncak. Ia meraih segelas jus lalu menyiramkannya ke wajah gadis itu yang membuatnya juga Mario terkejut dengan aksinya itu.

"Kurang ajar lo jalang!!" gadis itu hendak menampar Filah, namun tangan Mario menahannya. Gadis itu meronta-ronta.

"Sebaiknya sebelum anda menilai orang lain, bercerminlah dahulu siapa anda. Apakah anda pantas untuk mendapat sanjungan atau malah sebaliknya, cibiran. Saya rasa yang jalang di sini itu anda karena yang saya tahu, seorang jalang itu tak keberatan menawarkan dirinya kepada sembarang pria dan cobalah lihat sendiri penampilan anda! Saya akui anda memang cantik, tapi sayang, kecantikan anda itu palsu." Filah langsung beranjak dari neraka itu tanpa mempedulikan teriakan Mario yang memanggilnya. Filah menghapus air matanya yang menetes dan mengabaikan pandangan orang-orang yang menatapnya dengan berbagai ekspresi.

Colorful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang