Chapter 5

884 79 4
                                    

Maaf yaa klo masih ada yang typo
Mohon koreksinya

Happy reading...





"Jadi apa yang harus kita lakukan?" tanya Mia.

"Kita harus bertemu malam ini. Hanya kita berempat." kata Hayden.

Mia dan Hayden berjalan menuju rumah mereka. Hayden mempercepat langkahnya.

"Tapi Hayden meskipun kita berempat, kita tidak akan bisa menangani ini sendirian. Kita butuh bantuan." kata Mia. Hayden menghentikan langkahnya dan menatap Mia.

"Kita tidak bisa melakukannya kamu tahu itu Mia. Kita akan dilarang melakukan sihir lagi, bahkan selama-lamanya."

"Tapi bukankah itu lebih baik? Yang terpenting Jenny dan Kenny akan sembuh."

"Mungkin tidak menggunakan sihir tidak masalah bagimu Mia, tapi tidak denganku. Aku sudah berlatih sihir sepanjang hidupku. Aku tidak bisa berhenti melakukan sihir!"

"Lalu bagaimana dengan Kenny dan Jenny? Mereka harus ditolong!"

"Karena itu kita harus bertemu nanti malam.. Kita akan melakukannya sendiri."

"Aku tidak yakin dengan itu."

"Uughh Mia, bisakah sekali saja dalam hidupmu untuk yakin pada satu hal?!" pekik Hayden. "Pokoknya kita tidak akan memberitahukan siapapun. Hanya kita berempat yang tahu."

"Baiklah, jika itu maumu."

"Okay, sampai jumpa nanti malam disekolah."

"Okay."

Hayden kembali berjalan sementara Mia masih menatap Hayden dalam diam.

"Mia? Sayang? Kenapa masih di luar sana? Ayo masuk..." kata ibunya yang melihatnya dari pintu rumah.

"I-iya bu." kata Mia terbata. Mia berjalan masuk kedalam rumah disambut ibunya dengan senyuman. Dia begitu terkejut melihat beberapa orang di dalam rumahnya. Dia tahu siapa mereka. Mereka adalah Elder.

"Mereka Elder. Sapa mereka." pinta ibunya.

"Se-sela-selamat so-re." kata Mia gugup.

"Selamat sore. Ini anak perempuanmu? Wahh dia cantik sekali." puji salah satu Elder perempuan. Mia hanya bisa tersenyum tipis.

"Te-terima kasih." sahut Mia.

"Hai, sweetheart. Bagaimana sekolahmu?" tanya ayahnya.

"Ba-baik yah. Seperti biasa." sahut Mia. Mia memaksakan senyumannya. Dia begitu gugup.

"Kamu baik-baik saja sayang? Kenapa terlihat gugup sekali?" tanya ibunya yang memergoki kegugupan Mia.

"M-Mia baik bu, hanya kelelahan." sahut Mia.

"Oh kasihan sekali... Kalau begitu istirahatlah. Ibu dan ayah akan berada disini untuk rapat dengan para Elder."

Mia mengangguk dan berpamitan untuk ke kamarnya di lantai dua. Dia masuk ke kamarnya langsung menutup pintu dan menguncinya. Mia bernafas lega.

"Waahh aku benar-benar gugup." Mia menundukkan kepalanya lalu duduk di lantai tepat di depan pintu kamarnya. Kakinya masih lemas karena bertemu Elder tadi.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Elder pasti akan segera tahu dan saat itu terjadi pasti kami akan semakin dihukum berat."

Mia menundukkan kepalanya, meletakkan kepalanya di atas tangannya yang di sangga oleh kedua kakinya.


****

"Apa ada yang sudah menemui Paul, si vampir?" tanya Derek.

"Segera Derek. Kita harus mencari tahu penyihir yang membantunya."

Teenage witchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang