Mia berjalan menuju rumah tua di jalan elms, tempat dia akan menemui Paul. Mia tidak sendirian tentu, bersama Jenny. Mia mengira akan sulit untuk mengajak Jenny tapi ternyata tidak.
Flashback on
Mia sampai dikelas Jenny. Dia sedikit bingung. Dia belum pernah bertemu Jenny sebelumnya. Hanya mencari tahu tentang Jenny tadi. Mia di beri tahu jika Jenny itu berwajah asia, seperti wajah orang china atau jepang. Dia suka mengepang dua rambutnya dan berkaca mata. Mia mencari-cari ciri-ciri seperti itu sampai akhirnya dia menemukan sosok itu. Jenny sedang membaca buku sendirian di mejanya. Mia mendatangi Jenny. Semua murid sudah menatap Mia sejak Mia masuk ke dalam kelas.
"Hai, Kamu... Jenny kan?" tanya Mia saat dia sudah sampai di samping meja Jenny. Jenny menganggkat kepalanya dan terkejut.
"I-iya.." jawabnya pelan. Jenny memperbaiki kaca matanya yang melorot dan menunduk kembali.
"Ayo ikut aku, aku mau bicara." kata Mia lalu beranjak pergi. Belum jauh melangkah Mia berhenti dan berbalik. Dia heran melihat Jenny yang masih diam terpaku di tempatnya.
"Kenapa kamu masih diam disana? Ayo." ajak Mia lagi. Mia memperhatikan sekelilingnya dan sadar jika saat ini mereka menjadi pusat perhatian. Dia baru mengingat jika dia adalah anggota dari geng terkenal, foxy red dan dia sekarang mendatangi seorang cewek yang bisa di katakan.... Nerd?
Mia menghela nafas kasar. Dia tidak sabar menunggu Jenny yang sedang membereskan peralatannya. Mia sudah tidak ingin menjadi pusat perhatian.
Jenny akhirnya bangkit dari duduknya dan membawa tasnya keluar kelas. Jenny mengikuti Mia berjalan menuju belakang sekolah.
"Mia?" panggil seseorang. Mia menoleh dan mendapati Allison dan Nathasya berjalan ke arahnya.
"Hai all, hai Nat." sapa Mia.
"Kami mencarimu seharian ini. Kamu bahkan tidak ikut kumpul di kantin." kata Allison.
"Oh maaf, aku hanya ada keperluan." kata Mia.
"Keperluan? Keperluan apa? Dan siapa dia?" tanya Allison yang heran melihat seorang gadis Nerd di sebelah Mia.
"Ohh dia--"
"Apa yang dia lakukan padamu?" tanya Nathasya. Dia mengerutkan keningnya. Mia terdiam sejenak. Jenny menundukkan kepalanya.
"Ohh dia hanya menyinggungku sedikit dan aku akan memberinya sedikit pelajaran." kata Mia berusaha sedikit ketus.
"Oh benarkah? Perlu bantuan?" tawar Allison.
"Kau bercanda? Hanya untuk mengurus satu anak nerd? Tidak perlu, aku bisa mengatasinya sendiri." sahut Mia.
"Oh baiklah kalau begitu. Kau benar, hanya untuk gadis nerd seperti dia tidak perlu repot." sahut Allison. "Kalau kau sudah selesai, gabung bersama kami di tempat biasa."
"Okay, i will."
Mia berpisah dengan Allison dan Nathasya.
"Fiuh... Untung saja." sahutnya. "Maaf.." sahutnya pada Jenny.
"Tidak, tidak apa-apa." kata Jenny.
Mia kembali berjalan menuju belakang sekolah yang sepi.
"Dengar, aku ingin kamu mengerti apa yang aku ucapkan." kata Mia saat mereka sudah di tempat yang sepi.
"Aku mengerti, tapi.. Aku ingin tau apa kesalahnku." kata Jenny.
"Apa? Kesalahan apa?" tanya Mia bingung.
"Bukanya kamu kesini ingin membalasku? Aku hanya ingin tahu kesalahan apa yang aku perbuat sehingga aku menyinggungmu."
Mia melongo tidak percaya dengan kata-kata gadis didepannya ini. Dia mengira aku ingin membully nya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage witchy
FantasyKalian pernah menjadi remaja? Apa hal terbaik dan terburukmu menjadi remaja? Sahabat? Pacar? Well introduce me... My name is Amelia Collins Umurku tujuh belas tahun, aku bisa di kategorikan cantik, bermata biru dan rambut lurus pirang dan panjang...