Chapter 12

505 59 2
                                    

"Huft... Tidak ada masalah Mia, ada apa denganmu? Sepanjang perjalanan menuju sekolah kamu terus bertanya hal itu."

"Karena biasanya mereka tidak akan menghubungimu. Ayah dan ibu bilang, mereka selalu tidak ingin mengganggumu dengan hal yang tidak penting."

"Well... sekarang adalah hal penting, kurasa."

Mereka berhenti tepat di depan sekolah.

"Masuklah. Jangan membuat onar dan sepulang sekolah ceritakan pada kakak semuanya."

Mia hanya mendengus kesal. Sudah sedari tadi dia berkata dia tidak ingin bersekolah hari ini, tapi James tetap saja memaksanya.

"Jangan bermuka masam seperti itu padaku. Ayo sana! Apa aku harus mengantarmu sampai kelas?" tanya James tapi tidak ada jawaban dari Mia. "Ya sudah, baiklah. Aku akan mengantar adikku yang manja ini ke kelasnya."

"Aku tidak manja! Aku... Aku hanya..."

"Jika kamu begitu khawatir, menjauhlah dari masalah saat di sekolah sebisa kamu. Jangan terlibat masalah, apapun itu. Jadi invisible untuk sehari. Well mungkin sulit bagi gadis populer tapi cobalah. Aku akan menjemputmu lagi tepat disini."

Mia akhirnya mengangguk.

"Kakak janji akan menjemputku kan?"

"Iya adikku yang cerewet. Pergi sana atau kamu akan terlambat."

Mia menggangguk. "Sampai jumpa pulang sekolah."

"Sampai jumpa. Hati-hati."

Mia mengangguk dan berbalik pergi.

"Ada apa dengan anak itu? Sepertinya masalah ini serius. Dia tidak pernah setakut dan seaneh ini sebelumnya. Bahkan dia sampai tidak ingin sekolah dan ingin tetap berada di rumah? Seorang Mia?"

James menghela nafasnya. Dia mulai berbalik tapi dia mulai sadar, beberapa orang sudah menatapnya. Dia lupa adiknya cukup terkenal di sekolah dan dia mengantarnya tadi. Tentu akan menjadi perhatian. Terlebih dia jarang pulang. Meski dia pulang, dia akan di rumah saja selama satu dua hari. Mereka pasti bingung siapa dia. James berbalik dan berjalan dengan cueknya.

Allana masuk ke dalam kelas. Dia duduk lalu menundukkan kepalanya di atas meja.

"Aku tidak tahu kamu bisa semudah itu melupakan Nick." sahut satu orang. Mia mendongak dan melihat teman satu geng Foxy Rednya mulai mengelilinginya. Mia menyadarkan tubuhnya di kursi dengan malas.

"Apa maksudmu?" sahut Mia malas.

"Jangan dengarkan Erica. Itu luar biasa! Mencampakkan pria lalu mencari pria lebih tampan dan hot. Whoaa aku tidak tahu kamu bisa seperti itu Mia." puji Allison. Dia mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Apa-apaan kau ini Allison?! Tidak kamu lihat dia sudah berkhianat?"

"Kau yang apa-apaan! Kenapa kamu menjadi sekesal ini?! Bukannya seharusnya Nick yang kesal dan marah?!"

"Aku... Aku hanya merasakan jika aku berada di pihak Nick! Dia sudah membuat Nick terluka lalu sekarang mengkhianati Nick!"

"Atau jangan-jangan kamu menyukainya, benarkan? Di lihat dari caramu yang membela Nick terlalu berlebihan."

"Apa?! Kenapa sekarang jadi aku yang kalian salahkan? Apa aku salah membelanya? Nick sudah teraniaya!"

"Astaga Erica, cukup! Kamu memekakkan telingaku! Jika kamu begitu khawatir pada Nick, pacaran saja dengannya!" sahut Nathasya yang mulai jenuh. Erica menatap kesemua temannya.

"Tunggu dulu, sebenarnya kalian ini berbicara tentang apa?" tanya Mia yang menatap mereka dengan bingung.

"Lihatlah dia! Pura-pura tidak tahu!"

Teenage witchyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang