Bibirnya tertarik ke samping melahirkan sebuah senyum sinis yang tak kumengerti sama sekali."Kenapa kau mengeluarkan dia?!" sikapnya menyulut api kemaranku.
"Dia mencoba membunuhku," Daniel mengangkat sebuah pisau yang berada di bawah jok sopir.
"Untuk apa dia ingin membunuhmu? Itu tidak masuk akal!" aku menyangkal walau sama-sama tak menggenggam bukti kuat.
"Dia cemburu melihat aku dekat-dekat denganmu," ia menyeringai.
Kata 'peduli' tampaknya tak muncul sama sekali di benak Daniel melirik Hyunbin mengetuk kaca mobil berkali-kali. Dengan santai, Daniel menyalakan mesin mobil kemudian melaju meninggalkan Hyunbin sendirian di jalan sepi ini. Selepas ini entah ia akan selamat atau tidak, hanya Tuhan yang tahu.
"Bagaimana kau tahu hal itu?" rasa penasaran tumbuh dalam diriku.
"Pernah aku pergi ke rumahnya. Kami berbincang di kamarnya berdua. Sewaktu dia pergi sejenak, aku menemukan sebuah buku novel. Iseng aku membuka halamannya secara acak. Tak sengaja aku menemukan kata-kata yang ditandai oleh pensil di beberapa halaman. Jika kurangkai katanya maka akan menjadi 'kill Daniel and take her to my hand'. Dari sanalah aku mulai waspada setiap kali bertemu dengannya baik secara disengaja atau tidak," panjang lebar Daniel membeberkan semuanya. "Ditambah tadi aku tak sengaja menemukan sebuah pisau di bawah jok kemudi. Untuk apa seseorang membawa pisau di mobilnya? Jadi aku bukan melakukan itu tanpa alasan," tambahnya membuatku skakmat, bibir ini tak dapat menyangkal lagi dan membela Hyunbin.
Kecepatan tinggi yang Daniel pertahankan tiba-tiba hilang. Apa dia memperlambat laju mobil? Tidak, mobilnya sendiri yang tanpa diperintah berjalan semakin lambat. Mobil menepi. Bahan bakar habis rupanya. Sepanjang mata memandang, kami tak menemukan tempat pengisian bahan bakar. Apa yang harus kami lakukan? Meninggalkannya. Kendaraan bukan milik kami pribadi, tak ada kerugian yang menimpa kami. Semoga saja Hyunbin bisa menemukan mobil ini atau membeli mobil baru yang lebih bagus dari ini. Keluar dari mobil, kedua tangan Daniel dalam keadaan sibuk. Tangan kanan menggenggam handphone sebagai sumber penerangan, tangan kiri diisi pisau.
"Kenapa kau membawa pisaunya?" pertanyaan terlontar dari mulutku, kepala kumiringkan sedikit, satu alis terangkat.
"Untuk berjaga-jaga takutnya ada yang macam-macam," ujar Daniel singkat, padat dan jelas.
Walau tanpa kendaraan, kaki kami harus terus melaju. Gambaran lokasi tujuan kami berdua masih buram, sangat buram. Tempat mana yang bisa kami sambangi?
"Kita ke tokoku saja, kebetulan aku baru dari sana sore tadi jadi kuncinya ada padaku," kukeluarkan dari saku celana sekumpulan kunci yang disatukan, kunci-kunci yang bergesekan itu menimbulkan bunyi.
Daniel mengiyakan saja. Jarak yang akan ditempuh lumayan jauh, tapi tak ada pilihan lain. Kaki menjadi transportasi satu-satunya kali ini. Sesekali kepalaku lirik sana-lirik sini, menengok ke belakang lalu ke depan lagi. Daniel meng-copy gerak-gerikku, ia ikut waspada. Malam mengerikan ini menyembunyikan banyak misteri. Orang-orang berubah, perilaku mereka janggal, tak seperti biasa.
Perjalanan ini tak sepenuhnya dikelilingi keheningan, kami membangun percakapan seru agar tak bosan dan rasa lelah tak terasa. Sudah jauh berjalan, kami take a break. Sejenak mengisi ulang tenaga dan menyingkirkan dahulu rasa pegal di kaki. Ada makhluk hidup lain di sekitar sini, kami tak menyangka. Menuju pundak Daniel tangan seseorang melayang. Bersentuhan kedua objek tersebut. Daniel refleks menikam orang tersebut. Otomatis tangan orang yang menjadi target terangkat menjadi tameng. Merangsek masuk mata pisau ke telapak tangannya. Pertumpahan darah tak terelakkan. Dia mengerang kesakitan. Berkaca-kaca kedua bola matanya, menelan bulan-bulat rasa sakit yang hebat. Bulir-bulir air mata turun dari pelupuk matanya, ia tak bisa menahannya lebih lama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Out III
Fanfiction"Ini mati listrik yang... luar biasa..." -Sungwoon- "Apa ini perbuatan alien?!" -Minhyun- "Kenapa kalian begitu histeris?" -Jaehwan- "Apa dia masih hidup?" -Woojin- "Tidaaak!!!" -Seongwoo- "Tidak! Aku buta!" -Daniel- "Tubuhnya tidak bergerak sama se...