3

5.4K 632 57
                                    

Naruto menatap Itachi benci, jadi selama ini laki- laki itu, bisa mandi dan makan sendiri seperti saat ini.

Ia juga kesal karna si kakek  tukang getok itu ikut mengerjainya.

Tapi Naruto juga malu ketemu Itachi, jika teringat bayangan- bayangan tak senonohnya saat menyentuh tubuh kurus tapi berotot milik Itachi .

'Sialan mau di taruh di mana muka cantik  ku hueee'batin Naruto meracau, ia sudah kacau lahir dan batin.

Naruto  membenamakan wajahnya di atas bantal dia merutuki si Kakek tua  bau tanah itu.

. "huuu, mataku tak lagi perawan"

Naruto, mengutuk bibi Shizune, padahal dia tengah menghindari tuan mudanya, eh malah di suruh untuk membawanya ke ruang makan.

Mau nolak, melihat  mata kakek  Madara   yang berada di ruang makan, menatapnya tajam seakan tatapan itu berkata.

'Berani nolak kamu is dead'

Naruto  dengan sangat sangat terpaksa melangkahkan kakinya, ke arah kamar tuan muda ehem tampan ehem menawan dan juga sexi plus kaya raya. 

Pertama- tama dia ngetuk hatinya dulu, agar di tenangkan dan di beri pikiran jernih.

Kedua agar tuannya tidak tahu, kalau dia kesalnya bukan main,  pada orang yang telah ia anggap setres.

Ketiga, agar tuannya membukakan hatinya untuknya .  Bukan membuka pintunya, tanpa harus ia masuk kamar yang penuh kenangan buruk.

Naruto  mengetuk pintu kamar tersebut, tapi tak ada jawaban dari dalam.

Maka ia memutar knop pintunya. Dan Tara sesosok Uchiha Itachi, menatapnya dalam diam.

Naruto  kaget, ia sampai mundur beberapa langkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto  kaget, ia sampai mundur beberapa langkah. Itachi hanya diam tak berniat menolongnya. Gadis  itu benar -benar menggemaskan jika tengah kaget seperti itu.

"Tuan muda, ayo kita sarapan di bawah"ujar Naruto , yang masih berdiri di depan pintu, kalau dekat dekat nanti ia bisa hilap dan memperjakai cucu majikannya.

Uups, salah.

"Pusing"

"Hah

Itachi  diam lagi, Naruto  akhirnya  mendekat lalu mengecek dahi Itachi.

"Ya ampun ini jidat atau kompor baru di pakai"gumam  Naruto.

"Tuan muda,  _

"Itachi, panggil aku Itachi "

"Ah, iya. Itachi san istirahat saja di kamar aku mau buat bubur dulu"

"Aku tidak suka bubur menjijikan".

"Jangan banyak protes, kalau tidak mau aku jadikan bola- bola daging" ancam Naruto, dengan wajah yang tak singkron dengan Ucapan.

Dia segera meninggalkan  Itachi  yang hanya diam, lalu dia meraba dahinya.

"Panas, pantesan meriang. " gumam Itachi, sambil merebahkan dirinya di ranjang. Tak berselang lama si kuning  nasi uduk itu datang dengan bubur warna kuning.
Itachi  jadi salfok pada buburnya, di mana- mana juga bubur itu warna putih, bukan kuning  begini.

Tiba tiba saja, perutnya malah mual, ketika ingat 'seseuatu'.

"Naruto, "

"Tumben panggil namanya benar"sindir Naruto. Tapi Itachi diam saja.

"Kenapa warna buburnya  kuning? " Tanya Itachi.

"Oh ini, pake kaldu ayam. Biar gak enek rasanya"jawab Naruto , sambil menyimpan buburnya  di samping tempat tidur Itachi.

"Ayo makan! "Ucapa Naruto, tapi Itachi  malah bungkam.

"Cepat makan, "

"Menjijikan"ujar Itachi.

Naruto  berdecak, lalu ia berdiri  sambil berkacak pinggang.

"Kau ini pria dewasa Itachi, tapi sipat mu tidak sinkron"

"Suapi"perintah Itachi.

"Ok, baiklah"ucap Naruto  dengan lega. Ketika  Naruto  akan menyuapkan buburnya  ke mulut Itachi. Itachi  malah menggeleng lalu berkata.

"Aku ingin dengan mulut mu"

Naruto  murka dia ingin sekali menerbangkan alien ini ke luar angkasa.

"Aku tidak mau". Naruto masih sadar, mana mau dia memberikan ciuman pertamanya pada laki laki yang sayangnya sangat di sayangkan jika di tolak, tapi dia gadis baik,  ingat dia  gadis baik.

"Suapi aku dengan mulut mu, atau tidak sama sekali". Ucap Itachi, sedikit ooc dari biasanya.

Naruto  geleng  geleng kepala.

"Cucu sama Kake, sama saja. Aku mau  pergi ke luar angkasa saja"gerutu  Naruto.

Naruto , segera duduk di samping Itachi, ia tidak memperdulikan  Itachi, yang  terus  menatapnya.

"Ayo makan buburnya "

Itachi  tetap diam bungkam, bikin Naruto geregetan sendiri. Dia memaksa Itachi untuk memakanya, tapi Itachi  malah menepisnya, sehingga  sendok makanya jatuh.

Naruto   menatap  tajam si pelaku, dia mau beranjak.  tapi Itachi, malah menarik  tangan  Naruto, sehingga Naruto  membentur dada Itachi, dan duduk di pangkuan nya.

Itachi  lalu memeluk Naruto, dari belakang dan berkata.

"Maaf. Jangan tinggalkan aku, seperti  dia yang meninggalkanku"

Naruto  jadi gak tega kan, dia ngelus  tangan Itachi yang  tengah melingkar manis di perutnya.

"Iya iya aku tak akan pergi, jadi bisakah kau minum susumu dulu"

Akhirnya  Itachi  menuruti Naruto.

Setelah  minum susu, Naruto  memberikan  obat penurun panasnya.

"Dasar bayi gede,"gumam Naruto , sambil menyuruh  Itachi  tidur kembali. Ia menaikan selimutnya.

"Cepat  sehat, tuan muda"

Setelah  Itu Naruto  pergi dari kamar  Itachi, dan melihat laki laki yang lebih menyebalkan dari  madara.

"Apa lihat lihat  dobe"

"Aku punya mata, mana mungkin aku tak melihat mu teme" jawab Naruto, sambil meninggalkan  Sasuke  yang masuk  ke kamar  Itachi. 

Jodoh Untuk  Itachi (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang