5

5.8K 653 83
                                    

Naruto, hanya melirik  ke arah Itachi  sekilas.

Ia bosan,  sangat  bosan. Ngapain Kakek  tua Itu mengajaknya  ke  kantor  jika hanya jadi pajangan antik milik Itachi.

Itachi  hanya menatap  datar ke arah gadis yang  dari tadi terus mondar - mandir  di ruangannya, ia bisa tebak gadis itu tengah ke bosanan terlihat dari wajah konyolnya.

"Kau mau keluar " tanya Itachi, dan Naruto  pun langsung  melirik  ke arahnya dan mengangguk penuh semangat.

"Ia bosan"jawab Naruto dengan mata berbinar senang.

Itachi  bangkit dari duduknya, lalu ia menarik tangan Naruto, tanpa kata kata yang terucapa  lagi dari bibirnya .

Selama di perjalanan, di kantor  mereka berdua jadi tatapan dari kariawan.

Ada tatapan kagum, iri dan juga penasasaran. Pasalnya  bos mereka  yang satu itu, sudah beberapa  tahun di kabarkan sakit, dan sekarang dia masuk dengan gadis  cantik yang di gandengnya ,gadis cantik asing yang baru mereka lihat.

Naruto, menarik  tangannya dari gengaman Itachi, tapi Itachi  malah mengeratkannya dan memasukannya kedalam saku jasnya.

"Tuan muda_

"Itachi "

"Hah"

"Panggil, aku Itachi " ucapnya datar khas Uchiha.

" Itachi lepasin   malu ih di lihat orang " pinta Naruto.

Itachi, tetap diam. Ia tak perduli dengan ocehan  si pirang.

"Chi"

"Sejak kapan, seorang  Naruto  punya rasa malu" balas Itachi telak.

Naruto  memukul  lengan Itachi lumayan keras, laki- laki itu tetap  tak bergeming. Naruto  cubit, hanya di tepis begitu  saja. Dia tetap tak melepaskan  tangannya, dia malah makin erat, dan membawanya  berjalan ke  luar  kantor.

Dari Atas, Madara ,Sasuke  dan Shisui memperhatikan mereka.

"Si kuning idiot  itu, mulai menempati hati Itachi " ujar Sasuke.

"Bukannya  Itu bagus suke" ujar  Shisui.

Sasuke  terdiam  lalu Madara  berkata.

"Jangan bilang kau menyukainya Sasuke " Tebak Madara.

Sasuke  tertawa, lalu berkata.

"Yang benar saja kek, mana mungkin  aku  menyukai  gadis  jelek  seperti  dia "

"Ctak"

Madara menyentil  jidat Sasuke, lalu berkata.

"Ku pegang janjimu. Awas saja jika kau jadi perusak hubungan Itachi  dan Si gadis tengik  itu, ku penggal ke maluan mu, biar tidak punya masa depan"

"Astaga kakek, ucapanmu prontal sekali"

Madara  tidak peduli, sedangkan  Shisui  menepuk  bahu adik paling kecilnya itu.

Naruto  menatap  kagum hamparan  bunga, di depannya . Ini sangat sangat indah, batinnya. Tiba- tiba saja Itachi  berkata.

"Ini salah satu tempat menyendiri yang menenangkan, dulu jika aku bertengkar dengan kekasiku, aku selalu pergi ke sini"

Naruto  kagum, karna Itachi  sudah bicara sepanjang lebar itu.

"Kekasihmu itu, benar  -benar beruntung " ujar Naruto, sambil menikmati angin yang menerpa tubuhnya.

"Beruntung "

"Ya, beruntung  karna mendapatkan  kekasih yang setia padanya"

Tiba- tiba Itachi  tertawa  pelan, lalu berkata .

"Aku tidak  setia, lihat saja. Aku sedang jalan dengan seorang  gadis ke tempat yang kekasihku pun, tak pernah tahu" ucapnya

Naruto  tertegun lalu berkata.

"Mungkin karna aku spesial"ujar Naruto.

"Ya mungkin saja" jawab Itachi, yang menghasilkan cubitan keras  di pinggangnya.

Itachi  dan Naruto   tidak langsung  ke kantor  mereka  pergi makan siang di luar  dulu.

Namun entah beruntung  atau sial, Naruto  bertemu  dengan paman dan bibinya .

Nagato  menjewer telinganya  Naruto  di hadapan  Itachi.

"Kemana  saja kau, gadis tengil ? "

"Ampun  paman, jangan jewer Naru "ucap Naruto. Pandangan Nagato  tertuju pada Itachi.

"Siapa  dia Naruto ?" Tanya  Nagato.

Naruto mau menjawab, tapi ke duluan oleh bibi munafiknya, yang bernama Shizuka.

"Tuh kan, apa yang ku bilang sayang. Keponakan nakalmu itu jadi simpanan orang -orang kaya, waktu  itu  aku melihatnya dengan kakek- kakek bau tanah, dan sekarang  sudah beda lagi"

Naruto , hanya memutar  matanya  malas , sedangkan  Itachi  menatap  laki- laki berambut merah itu dalam diam.

"Maaf  ya paman, Naru  pergi tanpa  pamit, Naru  sadar diri  selama ini jadi beban paman "

Nagato  menghela nafas, dan berkata.

"Terserah  jika itu pilihanmu, tapi paman mau kamu datang ke rumah  jika tidak sibuk"

"Iya -iya"

"Cuih, mana ada dia tidak sibuk, tiap hari pasti dia sibuk  ngelayanin  laki- laki nya itu" ujar  Shizuka sinis.

"Shizuka, jaga ucapanmu" ujar Nagato  dengan  tajam.

Naruto, gak ambil pusing, udah sering dia di ledekin seperti  itu, bahkan lebih parahnya lagi, dia di sangka memberikan  keperawanannya pada si  paman agar bisa tinggal dan numpang makan gratis.

Well, ia memang suka gratisan tapi maaf ya, dia sampai  saat ini masih  perawan ting ting, bahkan bibirnya  juga belum ada yang nyentuh, secara Naruto kan jomblo  tingkat akut.

"Ya ya ya, bibi memang selalu benar, dan aku selalu salah, maaf paman nanti  Naruto  datang ke rumah, jika iblis wanita ini udah paman tendang dari rumah "

"Grrry"

Shizuka , menahan amarahnya dia hendak memukul  Naruto, tapi di halangi oleh Itachi, dan justru  Itachilah yang kena damprat perempuan iblis itu.

Amarah Naruto  memuncak. Dia menjambak rambut  Shizuka, tidak perduli  dengan  pamannya serta Itachi, dan pemilik caffe yang memintanya untuk keluar.

"Berani beraninya kau menyentuh tuan mudaku hah, kau tahu kakek nya itu suka sekali memukul  pantat ku dengan tongkatnya jika ada sedikit saja luka yang di  terima  cucu ke sayangannya hah"Teriak  Naruto, sambil menarik  rambut hitam bibinya.

"Sialan  kau anak tidak tahu terimakasih, ku mutilasi kau"

"Aku tidak takut, arwahku bisa saja menggentayangi mu, sampai kau mati"

Nagato  segera  menarik  Shizuka, dan Itachi  yang menarik Naruto  kedalam  dekapannya, dan mencoba menenangkannya.

"Dasar  gadis tengik  minta di cekik"

"Apa dasar wanita  murahan minta di tendang  ke neraka  jahanam. "

Kedutan  kesal,  terlihat  dari ke dua pria dewasa  itu plus pemilik  caffe,  yang kena dampratan maut dari si kuning.

Itachi  tak punya pilihan lain, dia menarik   Naruto  agar berhadapan  dengannya lalu.

"Cup"

Itachi  mencium  Naruto, dengan  lembut  dan menenangkan, membuat  Naruto  mematung  dan para penonton  bersorak riuh.

Begitupun  Nagato, ia menatap tajam  ke arah Itachi, karna  mampu menaklukan rubah ke sayangannya.Ia segera  menyered sang Istri dari caffe tersebut.

Itachi melepaskan  ciumannya  lalu berkata.

"Nah diam kan, mulut mu ini memang minta di sumpel ya"

Naruto sadar dari syoknya lalu berteriak.

"KYAAAAA CIUMAN PERTAMA KU "

Pada akhirnya  Naruto  dan Itachi, di usir dari caffe tersebut.

Jodoh Untuk  Itachi (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang