7

5.5K 587 75
                                    

"Aniki, sepertinya kau tengah bahagia"?  Tanya Sasuke.

Itachi, hanya  meliriknya sekilas , lalu berkata.

"Tidak" jawabnya  singkat.

"Dasar  pembohong" ucap Sasuke, sambil duduk  di samping  aniki tercintanya.

Mereka  terdiam  untuk sesaat, sampai  si kuning  idiot milik Uchiha Itachi  itu, menyembul dari balik pintu.

"Tuan Itachi, yang terhormat, makan malam sudah siap, " ujar Naruto  dengan  seringai  bodohnya.

Itachi, melotot  ke arah Naruto, yang seenaknya  main selonong aja masuk ruang kerjanya.

'' Main selonong  aja, dasar   kuning  sialan " ucap  Sasuke  dengan  nada juteknya.

Naruto, hanya mengangkat  alis nya sebelah.

"Dasar  anak ayam, ngajak ribut mulu. Gak  punya  induk ya, ketahuan  jomblonya"Ucap  Naruto, dengan wajah  super menyebalkannya.

Itachi, menahan senyum nya, saat sang adik sepupunya tengah ribut dengan  gadis  kuning  pembawa keributan.

Sedangkan , Sasuke  mendelik  ke arahnya.

" jangan  sampai  kau jatuh cinta pada ku" ucap Sasuke.

"Amit amit  telor ayam, sampai ayam jantan bertelurpun aku takan jatuh  cinta  padamu, " balas  Naruto,

Sasuke, ingin sekali  mencekik dan mencakar ,  wajah rubah betina di hadapannya  itu. Kalau  saja Itachi, tidak melarangnya.

"Sudah, kalau kau meladeninya , klan Uchiha  bisa hancur karna amukanya, "ucap  Itachi, membuat  Naruto  mendelik  ke arahnya.

"Memangnya, aku ini Kyubi  ekor sembilan apa" jawab  Naruto.

Tiba  tiba saja, Itachi  mendekat  ke arahnya  dan mengetuk jidatnya  seperti  yang  selalu  di lakukan Itachi, pada  Sasuke.

"Berisik, mak lampir"ucap Itachi, membuat Naruto  mematung tak percaya.

Madara , mengadakan liburan  ke Macau bersama cucu cucunya, mengantisifasi  cucu cucunya jadi workaholic dan kelebihan  waktu dalam bekerja. Ia juga tak lupa mengajak si kuning kesayangan   yang   selalu jadi warna, dalam kehidupan  kelabu cucu cucunya, terutama Itachi.

"Bawa baju seperlunya jangan kaya mau pindahan"Ucap Madara.

"Iya kake cerewet, Naru  juga tahu"

"Kamu bilang aku cerewet "? 

"Ih kake, telinganya congean  aku bilang kake baik dan ganteng kok"

"Bocah sialan, aku tidak tuli bodoh "

"Udah impaskan kek"

Naruto, hanya  tersenyum watadosnya  tanpa perduli  dengan Madara  yang sudah mau menyantetnya.

Naruto , duduk di samping  Madara. Kake tua itu, menyuruhnya untuk  memijit tangannya dan Kakinya  sebagai  hukuman karna ucapan tanpa filternya.

Itachi, dan Cucu Madara  yang lainnya , hanya bisa nutup mulut mereka, dengan  tangannya.Menghindari  letusan tawa mereka yang tak bisa di tahan lagi.

Naruto, hanya mendelik ke arah para Uchiha. Tidak cucu tidak kake sama  saja, sepertinya mereka  minta di rasensuriken ala Naruto.

Selama  di perjalanan  menuju Maccau Naruto  hanya   cemberut , bibirnya naik beberapa centi. Uchiha  bersaudara  makin gencar membuatnya  kesal seperti saat ini.

"Apa  enaknya coba, punya istri  yang berdada datar gak ada yang bisa di sentuh" ucap Sasuke, sambil sesekali  melirik  Naruto  yang duduk  di samping  Madara.

Madara  hanya senyum senyum sendiri, sambil  menutup matanya, mendengarkan percekapan tak berpaidah  dari cucu cucunya, yang tengah mengganggu gadis di sampingnya.

"Memang siapa juga, yang  mau punya suami yang mesumnya tidak tahu tempat " balas Naruto.

Para cucu Madara, termasuk Madara  sendiri  menatap  Naruto , dengan tatapan  mengejek.

Mereka  menatap  Naruto, kiri kanan , atas bawah dan berbisik  sambil menatap Naruto .

Naruto  sendiri, segera  memalingkan  wajahnya  ke arah lain, lama lama ia memandangi mereka, stok ke sabarannya bisa saja meletus  dan meluluh lantahkan  pesawat yabg mereka tumpangi.

Perjalanan  dari Jepang ke Maccau, hanya memakan waktu dua jam perjalanan, sama dengan  jarak jepang _korea selatan.

Sesampainya , di Maccau. Madara  sudah mengatur kamar cucunya  masing masing, plus si kuning  yang berisiknya ngalahin ibu ibu lagi arisan.

Naruto  bingung di gak kebagian kamar tidur. Masa, ia harus tidur  du luar mirip anak hilang yang ke sasar, dengan sekuat hati dan tenaga, Naruto  memberanikan diri bertanya ke Madara.

"Kake, hm aku tidur  dengan siapa_eh maksudnya  di mana"tanya Naruto  kikuk.

Madara  ngangkat  alisnya sebelah ,  lalu berkata.

"Kau memilih  tidur  dengan ku, atau cucu cucu ku"

Naruto  menjambak  rambutnya, ketika mendapatkan  senyuman mesum dari Kake tua tak punya rasa simpati padanya itu, dan sering menjadikannya umpan untuk cucu yang tak  kalah ganteng eh Maksudnya jelek  itu.

"Aku tidak memilih  dua duanya kek"ucap Naruto.

"Ya sudah jadi gelandangan saja sana"

"Kake, tega sekali masa  Naru yang imut dan cantik ini di jadikan   gelandangan, bagaimana kalau ada om om pedo   lalu Naruto  di culik dan di jadikan  kudanya. "

Madara  menghampiri  Naruto, dia menjitak  kepala Naruto. Membuat  Naruto  menggerutu.

"Tidur  dengan Itachi, atau jadi gelandangan "

"Plis kek, omongannya perbaiki sedikit"

"Kau tidur  dengan Itachi , atau ku jadikan  kudanya Sasuke "

"Gyaaa Kake  Minta  Naru gorok ya"





Naruto, akhirnya  tidur  sekamar dengan Itachi. Kake tua itu sengaja sekali membuatnya mati kutu seperti  ini apa lagi di hadapkan dengan laki laki sempurna  dalam   pisik seperti  Itachi.

Naruto  bukannya ingin  menampik, jika  ada bagian dari dirinya yang selalu  menginginkan  tuan mudanya  itu, tapi  ia selalu teringat  dengan pesan pamannya,  agar hati hati, terhadap  Makhluk  yang berjenis kelamin laki laki.

Apa lagi, dalam ke adaan  satu kamar  begini, ia harus  jaga jarak dengan  tuan muda yang  menggoda  iman itu.

'Kake tua  itu, seperti  sengaja menjebaknya dengan si baby yang di asuhnya, selalu saja ada alasan yang membuat  KO, dirinya.

Tak lama, ia jadi  teringat  pemberian kake tua itu, tadi pagi.

"Buka ini, setelah  sampai di Maccau. "

Naruto  segera  membukanya, matanya  melotot  tak percaya melihat  isinya, dan suara baritone  dari samping mengagetkannya.

"Waw 👙 bikini "

Jodoh Untuk  Itachi (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang