11

596 46 0
                                    

Alstroemeria

' maybe i'm too dangerous, i'm the man who guide you with whistling, i've test you '

Bts - pied piper

Author [POINT OF VIEW]

Suasana itu begitu mencekam, gelapnya lorong itu tak membuat bayangan itu tidak terlihat, lantainya begitu dingin, rasanya bahkan suhu itu telah berada dibawah.

Lelaki yang menyandarkan punggungnya itu menatap bayangan yang berjalan kearahnya, surai bayangan itu bergerak kesana kemari.

"apa dia seorang wanita?" batin jimin.

Dia tak dapat mengontrol lagi ketakutannya, dia tidak bisa untuk tidak berekspresi. Matanya membelalak, keningnya mengernyit, tangannya mengepal, bahunya menegang.

Rasanya dia kini benar-benar terjebak oleh kecoblosan dirinya sendiri.

Semakin bayangan itu mendekatinya, semuanya terlihat semakin jelas.

Wajah jimin yang sudah terkejut itu kini harus lebih terkejut setengah mati, mulutnya menganga, badannya terasa begitu lemas. Kakinya bergetar intense, ingin rasanya dia menjatuhkan tubuhnya dan berteriak sekencang mungkin.

Bagaimana tidak? Matanya harus melihat hal yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Wajah bayangan itu, lebih tepatnya wanita itu. Benar-benar kosong, tidak ada sepasang mata, hidung, mulut, dan apapun itu. Wajahnya putih pucat kosong.

"HYUNG!!!!!" entah kenapa dia harus berteriak memanggil keenam namja itu.

Kakinya sudah lemas, tubuhnya menghempas tanah yang dipijakinya. bayangan itu berdiri sangat dekat tepat didepannya.

Bayangan itu berdiri didepannya, baju putih panjang yang lusuh dan rambutnya tak beraturan. Dan mukanya, --

Ketakutan sangat intense melahap dirinya, kini dia tidak memikirkan apapun selain ketakutan dari wajah kosong itu.

"hh-he" tangan bayangan itu yang terlihat samar mengulurkan tangannya, menarik bahu jimin.

"LEPASKAN! SIAL! PERGI KAU! BRENGSEK! JANGAN MENDEKAT!"

Kekuatan bayangan itu begitu kuat.

Meski bayangan itu tak menunjukkan ekspresi apapun, tapi aura mengerikannya sangat dirasakan oleh jimin.

Dia menutup matanya dengan erat, berharap ini semua hanyalah mimpi buruknya.

Dia bahkan tidak percaya dengan hal-hal bodoh seperti itu, tapi sekarang apa yang harus ia katakan?

•••

Ia menatap wajah kosong bayangan itu, kakinya melayang kesana kemari tak menyentuh daratan, memutari jimin yang terduduk di bangku itu.

Ruangan yang berdindingkan tegel putih dan beberapa darah memancar di sudut ruangan itu. Membuat jimin semakin merutuki dirinya sendiri.

"sial! Sial! Yang benar saja! Ini tidak mungkin!" batin jimin terus memerontah. Baginya ini semua terlihat seperti kebohongan.

AlstroemeriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang