12

544 40 19
                                    

Alstroemelia

' time is cruel now, i hate us, looking each other is so hard for us now '

Bts - spring day

Dia terus menunggu dalam diam, menunggu sesuatu yang buruk ataupun yang baik terjadi padanya.

"Dimulai"

DEG

Cahaya itu tiba-tiba berbicara padanya, mata Jimin membulat sempurna, penat yang dialaminya sirna seketika.

Dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh cahaya itu, apanya yang dimulai? mulutnya mengangah terpengarah.

" kämpfen "

Jimin sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksudkan cahaya itu, tapi suaranya mampu menenangkan hati Jimin yang kini telah kacau.

Suaranya begitu dalam dan tenang, seperti air sungai.

"bisakah kau berbicara dengan bahasa yang dapat kumengerti?" entah kenapa Jimin berbicara padanya, dia sudah gila. Dia tidak bisa berpikir normal lagi, semuanya yang terjadi sangatlah tidak masuk akal, dan dia harus menjadi sama tidak masuk akal untuk membuatnya setara.

" nur ein bisschen mehr "

Cahaya itu terus berbicara tanpa Jimin tau apa artinya, dia hanya mampu mendengar dengan baik setiap kata yang dikatakannya, setidaknya dirinya menenang untuk saat ini.

" Du wirst nicht wissen warum "

Jimin menatap sendu cahaya itu, keningnya mengerut sedih.

" halt durch "

Telinga Jimin tetap terfokus untuk mendengar setiap kata dari cahaya itu.

" Du bist fertig "

Cahaya itu masih disana, bertahan, berdiam di paha Jimin, entah darimana asal suara itu.

" Sei vereint "

Suaranya masih menggema dalam ruangan itu.

" lache und weine zusammen "

Netra Jimin menatap cahaya yang terang itu, menyilaukan pandangan, tapi terasa menenangkan.

" Danke, habe zerstört "

Setiap perkataan cahaya itu terasa begitu penting, tapi Jimin sudah tak peduli lagi, dia tak mengerti.

" Ich weiß, du kannst es für mich tun "

Entah kenapa ujung bibirya terangkat sedikit, merasa lucu dengan hidup dan nasib mereka, dan sekarang ia harus berjuang mengerti bahasa kalbu cahaya itu.

" Selesai, " jimin menatap fokus sekali lagi cahaya itu, dia dapat mendengarnya.

Jimin tak bisa berkata apa-apa lagi, dia sudah terasa begitu hampa dan kosong. Cahaya itu pergi menjauh darinya, dan seakan ketenangan Jimin pergi menjauh, ia menatap sendu cahaya itu, dengan cepat cahaya itu terbang melewati ventilasi ruangan itu.

"jebbal .. Jangan pergi" Gumam Jimin.

••

Sudah begitu lama, dia menunggu dari tadi, punggungnya bahkan kini telah mati rasa, dia sudah bosan berada di tempat ini.

Keberadaan dan keadaan keenam namja yang ditunggu dirinya telah tak dia pedulikan lagi.

Ya, ia harus melakukannya, agar bisa terbebas dari segala hal ini.

AlstroemeriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang