Raisa: masa tadi David piket terus antar aku pulang juga.
Rere: tumben amat tuh anak, wah sekarang mulai dekat sama kamu nih.
Raisa: mulai deh.Saat sedang asik chatan sama Rere tiba-tiba Kak Rio masuk ke kamar Raisa tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Dek tadi lu di antar pulang sama David?". Kata Rio.
"Iya,memangnya kenapa?". Kata Raisa.
"Nanya aja".
"Itu juga terpaksa".
"Gua udah jadian sama Gita".
"Masa? Enggak percaya".
"Lah serius, tanya aja sama Gita".
"Malas ah enggak penting".
Handphone Raisa berdering ada telepon masuk dari Kak Bagas.
"Hebat banget lu dek bisa dapetin bagas". Kata Rio.
"Biasa aja".
Rio meninggalkan kamar Raisa dengan mengambil snack tanpa bilang
"Kakak.... Jangan di habiskan snacknya!". Kata Raisa.
Raisa mengangkat telepon dari Kak Bagas walaupun lama.
Kak Bagas: Selamat malam Raisa.
Raisa: Selamat malam juga kak Bagas. Maaf kak angkat teleponnya lama.
Kak Bagas: iya santai aja. Lagi apa?.
Raisa: lagi tiduran aja, kalau kakak?.
Kak Bagas: lagi tiduran juga sambil telepon sama calon pacar.
Raisa: hah.
Kak Bagas: kenapa kok kaget? Memang benar kok calon pacar.
Raisa: enggak kok kak. Memangnya siapa?.
Kak Bagas: kamu.Tidak terasa 15 menit telepon dengan Kak Bagas mata Raisa terasa sangat mengantuk, Raisa memutuskan untuk mengakhiri obrolannya.
.........
"Ayo buruan lama banget". Kata Rio
"Iya sabar, lagian masih jam segini". Kata Raisa.
Rio sengaja berangkat sedikit pagi tidak seperti biasanya karena ingin berangkat bareng dengan Gita sedangkan Raisa di turunkan di jalan dengan alasan bensinnya habis.
"Kok berhenti?".
"Enggak tau nih tiba-tiba mogok. Sepertinya bensinnya habis".
"Masa?".
"Udah lu di sini aja atau enggak naik angkot".
"Yah, masa gua nunggu di sini".
"Udah di sini aja anak baik".
Rio meninggalkan Raisa sendirian di jalan dengan perasaan kesal.
"Kakak apaan seperi itu, tinggalin adiknya sendirian di jalan". Kata Raisa.
Jarak dari sini sampai sekolah lumayan jauh. Raisa terpaksa menunggu angkot entah kebetulan atau memang takdir, Raisa bertemu dengan Kak Bagas.
"Lagi nunggu angkot?". Kata Bagas.
"Iya nih kak". Kata Raisa.
"Biasanya dia antar?".
"Iya sama Kak Rio cuma tadi motornya mogok dia bilang bensinnya habis padahal tadi aku lihat di rumah masih banyak terus aku suruh naik angkot".
"Yaudah ayo sama kakak aja".
"Beneran nih kak?".
"Iya beneran masa bohong".
Kak Bagas memang penyelamat Raisa karena itu ongkosnya masih utuh. Tiba di sekolah kak Bagas mengantarnya sampai di depan kelas.
"Makasih ya kak". Kata Raisa.
"Iya sama-sama, aku langsung ke kelas. Sampai ketemu nanti saat istirahat". Kata Bagas.
"Iya kak". Kata Raisa dengan memberikan senyuman.
Mata Raisa langsung mengarah ke tempat duduk Rio kakak yang paling ngeselin, Raisa melihat ada tasnya sedangkan orangnya tidak tau kemana berhubung ada Rere ia menanyakannya.
"Re, itu si Rio udah datang dari tadi?". Kata Raisa.
"Lumayan lah, dia datang sama Gita". Kata Rere.
"Apa? Serius sama Gita? Ih ngeselin banget".
"Iya serius coba aja tanya sama yang lain kalau enggak percaya, memangnya kenapa?".
"Tadi aku berangkat bareng sama dia cuma tadi motornya mogok kata dia bensinnya habis padahal di rumah aku lihat masih banyak, kesal banget aku di bohongin sama dia".
"Terus kamu naik angkot?".
"Enggak. Sama kak Bagas".
"Wow sama kak bagas".
"Iya, terus Rio kemana?".
"Enggak tau tadi dia keluar sama Gita".
2 detik setelah percakapan tadi Rio dan Gita muncul, Raisa langsung menghampiri Rio.
"Ngeselin banget sih lu kak". Kata Raisa.
"Apaan sih". Kata Rio.
"Jangan pura-pura enggak tau deh kak, lu bohongin gua kan? hanya karena lu mau berangkat bareng sama Gita".
"Enggak danta lu dek".
"Lu yang enggak danta, awas aja di rumah". Kata Raisa dengan sorotan matanya yg tajam.
"Ada apa kok nama aku disebut?". Kata Gita.
"Tanya aja sama Rionya sendiri". Kata Raisa dengan nada ketus.
"Rio ada apa sih?". Kata Gita.
"Enggak kok sayang". Kata Rio.
Gita hanya bergumam padahal dia sangat penasaran. Bel masuk berbunyi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Dalam Kehilangan
JugendliteraturKehilangamu bukan akhir dari hidupku tapi setelah aku kehilanganmu aku terus mengingat tentang masa dimana kita menjalani bersama, hanya saja aku tidak bisa menahan rinduku ini yang sudah terlalu merindukanmu.