15

580 25 0
                                    

Hanya satu kursi yang kosong yaitu David kalau jam segini belum datang juga berarti dia terlambat, hal seperti ini sudah di anggap biasa oleh David. David di izinkan masuk ke dalam kelas setelah melaksanakan hukumannya. Kelakuan David di kelas tidur, bikin ulah, jail, suka terlambat kadang semua guru merasa tidah tahan dengan sikapnya maklumi aja dia kurang perhatian dari Ibunya semenjak ditinggalkan oleh ibunya sejak dia masih kelas 6 Sd. David tinggal bersama pembantu dan ayahnya yang super sibuk dengan pekerjaannya. David memang sudah punya pacar tapi dia tidak terlalu peduli.

"Astaga David terlambat melulu". Kata Raisa.

"Iya, point dia pasti udah banyak". Kata Rere.

"Pastinya, aku takut dia enggak naik kelas".

"Hmm... Cie peduli".

"Mulai deh".

"Hehe".

Raisa peduli karena David teman sekelasnya walaupun sering di buat kesal olehnya.

Saat bel istirahat berbunyi Raisa dan Rere langsung ke kantin sedangkan Rio bersama Gita, David pun langsung ke kantin bersama temannya tidak peduli dengan Dinda sang pacar, sebenarnya Dinda tidak tahan pacaran dengan David berhubung David ganteng jadi rugi kalau untuk di putuskan, Dinda juga sebenarnya mulai dekat dengan cowok lain tanpa sepengetahuan David.

Di luar sana beberapa cewek antri untuk bisa dekat apalagi bisa jadi pacar sedangkan Dinda udah resmi jadi pacarnya David.

Menu jajan Raisa hari ini adalah somay salah satu makanan favoritenya.

Pandangan Rio mengarah ke Raisa, dia merasa bersalah atas kejadian tadi maka dari itu Rio membeli es krim untuk Gita sang pacar dan untuk adiknya si Raisa. Rio bergegas menghampiri Raisa dan memberikan es krim sambil meminta maaf walaupun satu kali di tolak tapi agar tidak mubazir akhirnya di terima juga dengan wajah sedikit kesal.

"Nih es krim, buat lu". Kata Rio.

"Enggak, buat lu aja". Kata Raisa.

"Gua beli buat lu, gua minta maaf atas kejadian tadi".

"Bagus lah akhirnya sadar juga kalau lu salah".

"Yaudah sih, mau enggak nih es krimnya?".

Raisa mengambil es krim yang ada di tangan Rio dengan cepat.

"Gua ambil daripada mubazir".

"Seterah apa kata lu aja". Rio meninggalkan mereka berdua.

"Enggak seperti biasanya dia minta maaf". Kata Rere.

"Mungkin dia takut kalau aku bilang sama mama". Kata Raisa.

"Bisa jadi, oh iya kak Bagas mana biasanya dia langsung ke kamu". Kata Rere.

"Iya nih, mungkin ada urusan lain kali". Kata Raisa.

Tidak lama kemudian Bagas muncul dengan memberikan senyuman ke arah Raisa dan Rere.

"Kalian udah dari tadi di sini?". Kata Bagas.

"Lumayan sih kak". Kata Rere.

"Memangnya kakak kemana aja?". Kata Raisa.

"Tadi ada rapat osis makanya istirahatnya telat".

"Ohh pantes". Kata Raisa.

"Raisa dari tadi cari kakak terus tau". Kata Rere.

"Mulai deh".

"Jujur aja kali dek". Kata Bagas

"Iya dari tadi aku cari kakak, biasanya langsung ada di kantin atau enggak ajak aku ke kantin".

Bagas membalasnya dengan senyuman.

Suasana di kantin berisik namanya juga lagi pada istirahat tapi kali ini suasananya sangat gaduh akibat ulah Awan yang merupakan musuh David sejak kelas 10. Awalnya mulanya Awan datang dengan menantang David untuk berantem, tentu membuat David terpancing. Rere dan Kak Bagas mendengar keributan langsung menghampirinya justru Raisa malah melihatnya dan terdiam.

"Ada apa sih di sana?". Kata Rere sambil menunjuk ke arah yang sedang berkelahi.

"Seperti lagi ada yang berkelahi". Kata Bagas.

"Ayo kita sana". Kata Rere.

"Ayo, situasi seperti ini tidak bisa di biarkan". Kata Bagas.

Lalu Rere dan Kak Bagas bangkit dari kursi sedangkan Raisa masih duduk. Baru beberapa langkah mereka berdua jalan, Raisa langsung menahannya.

"Udah kita di sini aja, jangan tambah situasi makin buruk". Kata Raisa.

"Tenang aja, aku ke sana ingin memisahkan". Kata Bagas.

Raisa tidak mendengarkan perkataan Kak Bagas pandangannya ke arah orang yang lagi pada berkelahi yaitu David Julianto, entah mengapa hati ini merasa khawatir takut dia terluka dan ingin menghampirinya.

"Raisa kamu mau kemana?". Kata Bagas.

"Ayo kita ke kelas aja!". Kata Rere sambil menarik tangannya.

Raisa tidak menjawabnya, tangannya yang di tarik oleh Rere langsung dilepasnya dengan cepat dan segera menghampiri David sedangkan mereka berdua mengikuti dari belakang.

Saat itu juga Raisa lihat sendiri David menonjok temannya dan sebaliknya situasi semakin panas Raisa dengan cepat memisahkan, hampir saja pukulan untuk Awan itu salah sasaran ke arah Raisa, untung saja David menahan tangannya tentu dengan keberadaan Raisa membuat David kaget.

"Raisa". Kata David.

Rindu Dalam KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang