31

446 15 0
                                    

Berhubung bel sudah berbunyi Raisa kembali ke kelas dengan berlari karena David mengejarnya tetapi langkah kaki Raisa berhenti sebab Bagas memanggilnya.

"Raisa". Kata Kak Bagas

"Iya kak". Kata Raisa

"Kamu darimana? Kok kamu lari".

"Hmm... Kak aku duluan ya".

Tanpa menjawab pertanyaan dari Bagas, Raisa langsung meninggalkan Bagas dengan cepat sebelum David datang. Tidak lama kemudian David datang dan juga berlari, Bagas sedikit heran apa yang terjadi dengan Raisa dan David. Saat Raisa masuk ke kelas gurupun datang dan selanjutnya David.

"Raisa kamu darimana?". Kata Rere

"Ada deh". Kata Raisa

"Apa jangan-jangan kamu dari tadi berduaan sama David?".

"Enggak".

"Kenapa tadi masuk ke dalam kelas bisa bareng gitu?".

"Aku enggak tau".

"Terus tadi kamu kemana?".

"Kamu kepo".

"Iya aku kepo, tadi aku sama kak Bagas cari kamu".

"Ouh".

"Ssstttt, jangan berisik udah ada guru".

Keesokan harinya...
Raisa menghampiri kelasnya Kak Bagas untuk menjawab pertanyaannya walaupun masih bimbang tapi ini mungkin yang terbaik.

"Ternyata kak Bagas belum datang". Kata Raisa sambil mengeluarkan handphonenya untuk chat kak Bagas

Raisa: kak lagi dimana?

Tidak lama kemudian Bagas datang

"Raisa". Kata Bagas

"Baru datang kak?". Kata Raisa

"Iya, kamu chat kakak ya?".

"Iya kak".

"Iya aku mau kak". Raisa yakin dengan keputusan ia sendiri

"Mau apa?".

"Iya mau jadi pacar kakak".

"Serius?". Sambil memegang tangan Raisa

"Iya serius kak".

Bagas sangat bahagia terlihat dari wajahnya sedangkan Raisa bingung harus senang atau sedih.

"Aku balik ke kelas dulu ya kak". Kata Raisa

"Iya". Kata Bagas sambil tersenyum

David melihat Bagas yang sedang memegang tangan Raisa dan juga mengetahui kalau mereka berdua sudah berpacaran.

"Raisa kamu darimana?". Kata Rere

"Dari kelasnya kak Bagas". Kata Raisa

"Kamu terima?".

"Iya".

"Akhirnya sahabat aku udah enggak jomblo lagi".

"Iya, kamu masih jomblo".

"Bisa kali traktir makanan".

"Enggak bisa".

"Pelit, tapi kamu kok aku lihat kecewa bukan senang".

"Aku bahagia kok". Sambil pura-pura tersenyum agar terlihat bahagia di depan Rere

"Bohong, kamu itu enggak bahagia".

Rindu Dalam KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang