Istirahat sudah selesai Raisa,Rere,kak Bagas,dan Kak Rio kembali ke kelasnya masing-masing. Sekarang ini pelajaran mtk tapi gurunya tidak masuk sedangkan kelasnya Kak Bagas sedang pelajaran Seni Budaya dimana yang lainnya ada yang menyanyi&bermain gitar. Raisa jenuh di dalam kelas maka dari itu Raisa dan Rere keluar kelas menuju ke perpustakaan di lantai 2 yang melewati kelasnya Bagas. Saat sedang berjalan langkah kaki Raisa berhenti tepat di depan kelas Bagas saat itu Bagas sedang bernyanyi dengan bermain gitar.
"Lohh kenapa berhenti?". Tanya Rere yang membuat dirinya penasaran.
Raisa mengabaikan perkataan Rere, Matanya menatap Bagas lagu yang di bawakannya sesuai dengan kejadian saat ini, 3 menit kemuadian tatapan itu buyar ketika Rere mencubit pipi Raisa yang lumayan sakit setelah Bagas selesai bernyanyi.
"Aduh sakit pipi aku". Raisa meringis kesakitan.
"Salah sendiri dari tadi aku di kacangin".
"Hehe maaf".
"Kamu tadi lihatin Kak Bagas ya? Makanya enggak fokus".
"Iya, ternyata Kak Bagas suaranya bagusnya dan juga ganteng"
"Wahhh kamu suka ya sama-...".
Perkataan Rere terpotong oleh Raisa yang tiba-tiba menarik tangannya dan berlari ke arah perpustakaan karena Bagas melihatnya.
Akhirnya mereka sampai di perpustakaan dengan sedikit kelelahan dan berkeringat."Maaf ya Re,soalnya Kak Bagas lihat kita".
"Serius?".
"Iya, makanya itu kita kabur".
"Iya".
Seketika hening Raisa dan Rere sedang membaca buku, di dalam perpustakaan hanya ada beberapa orang saja. Bagas menghampirinya ke perpustakaan tanpa sepengetahuan, Bagas mencari buku dan langsung duduk di samping Raisa, sehingga membuat Raisa tersontak kaget.
"Hai".
"Kak Bagas". Sahut Raisa
"Kenapa kok kamu kaget aku datang?". Bagas memberikan senyuman ke mereka berdua seakan-akan kejadian tadi tidak terjadi.
"Enggak kok kak, malah senang ada kakak". Raisa membalasnya dengan senyuman agar Bagas tidak curiga.
"Enggak ada guru?".
"Iya kak".
"Kamu udah lama di sini?".
"Iya kak dari tadi".
"Masa tadi di depan kelas 12 ada 2 orang cewek,tapi 1 cewek lihatin cowok yang lagi menyanyi fokus banget".
Bagas sengaja sindir mereka berdua dengan tertawa kecil."Hmm, siapa kak?". Raisa malu
"Enggak tau, sepertinya orang itu suka sama kakak. Suatu saat nanti cewek itu akan jadi pacar kakak".
Mendengar perkataan Bagas seperti itu membuat jantung Raisa berdetak cepat. Raisa membisu dan pipinya memerah untuk menghindari semuanya ia memilih untuk balik ke kelas.
"Kak aku balik kelas ya".
"Iya".
Tanpa mendengarkan balasan Bagas Raisa lansung pergi dengan perasaan campur aduk antara senang,deg-degan dan malu.
Saat di dalam kelas seperti biasanya kalau tidak ada guru tidak akan hening.
"Dari mana lu dek?". Tanya Rio
"Dari perpustakaan kak". Sahut Raisa
"Pipi lu kenapa merah? Habis di tembak?".
"Apaan sih kak, enggak kok".
"Bohong mulu lu".
"Seterah kakak dah kalau enggak percaya".
Tidak terasa sekarang udah jam 15:00 saatnya pulang tapi Raisa harus piket terlebih dahulu jadwal piket David juga hari ini. Dia orang yang susah banget untuk piket saat bel pulang dia langsung lari ke parkiran agar tidak di suruh piket tapi kali ini Raisa memarahinya kalau dia tidak piket.
David lari untungnya Raisa menahan tangannya."Piket dulu!".
"Enggak mau".
"Gua bilangin ke wali kelas".
"Bilangin aja, dasar pengadu". Sambil melepas tangannya.
"Oke gua bilangin nanti". Raisa pergi dengan tatapan kesal.
Hari ini Raisa kebagian mengepel lantai sedangkan yang lainnya udah selesai mengerjakan tugas piketnya, ada yang langsung pulang tanpa bilang ke teman-temannya. Saat ini Raisa sendirian di kelas, kakaknya pun juga sudah pulang. Raisa merasa iseng di kelas sendirian tapi ia tidak peduli yang penting selesai piketnya. Tiba-tiba Raisa tersontak kaget dengan keberadaan David masuk ke dalam kelas dengan menutup pintu lumayan kencang.
"Astaga David buat gua kaget aja, kirain lu udh pulang".
"Sini gua bantuin berhubung gua lagi baik". Sambil merebut kain pel.
"Bukannya tadi lu udah pulang?"
David mengabaikannya. Perasaan Raisa saat ini saat aneh jantungnya berdegup kencang, wajar saja karena di dalam kelas hanya mereka berdua. 2 menit kemudian selesai, David mengantarkan Raisa itupun Raisa 2 kali menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Dalam Kehilangan
Fiksi RemajaKehilangamu bukan akhir dari hidupku tapi setelah aku kehilanganmu aku terus mengingat tentang masa dimana kita menjalani bersama, hanya saja aku tidak bisa menahan rinduku ini yang sudah terlalu merindukanmu.