Maafkan atas typo yang bertebaran🙏🙏🙏Azmi kini hanya bisa diam dikamarnya. Sudah beberapa hari ini dia tak mengajar, makan minum pun jarang sekali. jika dipaksa oleh para saudaranya Azmi akan menjawab bahwa dia sudah kenyang. Keluar kamar juga hanya seperlunya saja.
Gemuruh angin terus terdengar, awan gelap pun sesaki langit yang tadinya cerah. Tak berselang lama hujan pun basahi bumi dengan derasnya.
'Tes.'
Bersamaan jatuh nya air hujan, air mata Azmi ikut jatuh. Menjadi penanda bahwa ia masih kalut akan kedukaan yang ia rasakan.
Bagaimana tidak?
Dua perempuan yang begitu ia sayangi kini sudah pergi mengahadap Sang Robbi. Yakni, Aisyah dan....
Bunda.
Ya, bunda Azmi meninggal setelah proses pemakaman dan tahlilan Aisyah,tepat ba'da isya' dimana dulu itu adalah waktu dan tanggal Azmi dilahirkan. Saat itu, Azmi dan Bunda hendak pulang dari rumah Aisyah menggunakan mobil, dan tepat waktu itu sedang hujan. Entah kenapa, Azmi saat itu sedikit tak fokus dan itu mengakibatkan kecelakaan yang membuat mobil mereka terperosok ke jurang dan Bunda Azmi tiada.
Lengkap sudah kado pahit untuk Azmi. Disaat hujan seperti ini, Azmi selalu saja teringat kecelakaan dan perkataan Bunda nya saat sebelum kecelakaan itu.
"Bunda, pingin.. Banget lihat Putra bunda jadi imam untuk bidadari putra bunda. Dan bunda yakin pasti sebentar lagi kamu akan mendapatkannya."
Kata-kata itu terus saja terngiang diotaknya. Azmi yakin, itulah permintaan dan ucapan bunda yang sebentar lagi terwujud.
***
"Perasaan udah dua minggu deh tuh dosen nggak nongol-nongol tanpa izin." gumam Putri yang saat ini ada di kantin kampusnya.
"Apa dia bolos? Ah, masak dosen juga bolos sih?" lanjut Putri.
"Bagaimana tugas kamu Putri?" ucap Azmi yang tiba-tiba sudah ada didepan Putri.
"Yaelah, pake nongol segala nih dosen, nyesel gue mikirin tuh dosen killer." umpat Putri dalam hati.
"Belum," jawab Putri singkat.
"Kamu sudah saya beri waktu dua minggu dan itu sudah lebih, Dan.... Skripsi kamu sepertinya belum kamu selesaikan," ucap Azmi dingin yang dipotong Putri
"Udah kok."
"Mana?" ujar Azmi
"Ini," jawab Putri sambil menyerahkan tugas skripsinya.Azmi pun mengeceknya, namun baru halaman awal ia sudah menaruh setumpuk kertas itu diatas meja kantin Putri.
"Buat sendiri saja, meskipun tidak baik tapi saya akan membantu kamu, karena saya dosen pembimbing kamu, jadi jangan buat saya malu karena kamu," ujar Azmi lalu meninggalkan Putri yang cengo karena baru tahu Azmi adalah dosen pembimbig untuk skripsinya kali ini.
"Dia? Dosen pembimbing gue? Oh my god! Kenapa harus dia sih? Kenapa juga dia demen banget bikin gue kaget plus cengo, udah lama nggak masuk, masuk-masuk udah kayak gini! Mana tuh wajah dari tadi datar banget, senyum kek biar akrab sama mahasiswanya." gerutu Putri.***
Drtt Drtt Drtt
"Ah elah, baru aja mau tidur udah ada yang telphon." ucap Putri di kamarnya sambil mengambil handphone nya.
"Panggilan video call lagi."Putri pun memposisikan handphone nya didepan wajahnya lalu menyentuh tombol hijau dilayar hp nya.
"Assalamu'alaikum." sapa seseorang yang menelfon Putri membuat Putri langsung membulatkan matanya.
"Nggak usah kaget! Nanti aja dulu kagetnya sekarang jawab saja salam saya dulu," ucap seseorang itu.
"Iya ya.... Wa'alaikumussalam..""Kamu lucu juga ya...."
"Maksudnya?"
"Di Vc sama saya aja udah kaget. Dan bahkan kamu sering kaget sama kedatangan saya."
"Tuh bapak tahu,jadi nggak usah ngagetin saya lagi."Bapak? Ya! yang vc Putri adalah Azmi.
Dan lewat ini, untuk pertama kalinya Azmi tersenyum setelah dua minggu lebih karena kalut akan dukanya."Jadi bapak mau ngapain vc saya?" tanya Putri.
"Kita buat skripsi kamu."
"Maksud bapak?"
"Ya.... Saya akan bantu kamu buat skripsi kamu. Dan saya juga sudah buat jadwal keseharian kamu agar kamu nggak banyak buang-buang waktu."
"What?" pekik Putri.
"Jangan teriak! Suara itu juga aurat kamu," ucap Azmi membuat Putri semakin sebal.Mulai hari itu, Azmi sering membantu Putri baik di kampus atau di vc. Hingga membuat banyak mahasiswa mengira bahwa mereka berdua berhubungan bahkan ada juga yang mengira bahwa mereka telah menikah. Namun, kabar itu langsung disalahkan katanya "Nggak! Itu Nggak bener, lagian gue udah pacar dan kalian juga tau itu kan,"
Namun, disamping kabar itu.... Azmi mendapat mimpi yang dimana itu mengisyaratkan bahwa Bunda Azmi menyuruh Azmi untuk meminang perempuan yang kini dekat dengannya. Dan setelah dapatkan mimpi itu buru-buru Azmi laksanakan sholat istikhoroh dan setiap hari ia laksanakan sampai suatu ketika ia mendapat mimpi dimana saat itu Azmi sedang menjadi Imam dalam sholat namun ia tak tahu,setelah selesai sholat perempuan itu mencium tangan Azmi dan ternyata ia adalah Putri.
Masih tak percaya akan isyarat mimpinya, Azmi terus lakukan sholat istikhoroh dan isyarat jawaban itu masih tetap sama mengarah pada sosok Putri.
"Kenapa setiap jawaban dalam istikhorohku selalu menuju pada Putri? Apakah memang dia yang menjadi jodoh dan pendamping sisa hidupku? Namun, apa iya? Sedangkan dia saja begitu tak menyukai keberadaanku." batin Azmi bingung.
Akhirnya Azmi pun langsung memutuskan untuk mendatangi rumah Putri dan menemui kedua orang tua Putri.
"Bismillah.... Semoga ini jalan terbaik yang aku pilih," batin Azmi berdoa saat ia sudah berada didepan rumah Putri.
"Tok Tok Tok!!"
"Assalamu'alaikum...."
Cklek.
"Wa'alaikumussalam, Ada apa ya nak?" tanya seorang wanita paruh baya yang itu adalah Mamah Putri.
"Apa benar bu ini rumah Putri?" tanya Azzam.
"Iya, kamu temannya Putri?" ucap Mamah Putri heran karena penampilan yang jarang dipakai teman Putri lainnya yakni berpeci dan berbaju koko dan celana panjang hitam biasa.
"Em.... Saya dosennya Buk. Apa saya boleh bertemu dengan Papah Putri?"
"Oh saya kira teman Putri. Boleh, kebetulan Papah Putri sedang di rumah, mari masuk!" ujar Mamah Putri mempersilahkan.
***
"Ada apa ya Bapak kesini? Apakah anak saya berulah?" tanya Papah Putri yang kini mereka berada diruang tamu.
"Em.... Alhamdulillah sikap buruknya kini sedikit menurun daripada biasanya, tapi.... Saya disini bukan bermaksud membahas kuliah Putri atau semacamnya," ucap Azmi.
"Lalu ada apa ya Pak?"
"Sebelumnya, saya mohon tidak memanggil saya Pak karena saya masih terlalu sedikit ilmunya daripada Anda. Panggil saya Azmi saja Pak."
"He he.... Baik kalo begitu ada apa ya nak Azmi datang kesini?"
"Bismillahirrahmaanirrahiim.. Saya ingin meminta izin untuk mengkhitbah putri Bapak," ujar Azmi yakin membuat Papah dan Mamah Putri terkejut.
"Maaf pak. Memang kedatangan saya tiba-tiba dan langsung mengatakan hal ini. Ini semua karena...."
Azmi pun menceritakan kejadian mimpi,sholat istikhorohnya,serta isyarat atas jawaban ikhtiar sholat istikhorohnya.
"Hm.... Sebetulnya kami memang berniat untuk menjodohkan Putri dengan seseorang yang bisa merubahnya namun, setelah kedatangan Nak Azmi ini, sepertinya nak Azmi bisa merubah Putri, jadi saya sangat menyetujui dan merestui nak Azmi, apalagi nak Azmi ini langsung meminta izin Khitbah tanpa harus berpacaran dahulu, saya sungguh salut akan keberanian nak Azmi yang berbeda oleh rata-rata pemuda di zaman ini." jawab Papah Putri.
"Alhamdulillah.... Tapi, yang saya ragukan adalah apakah Putri bisa menerima saya? Sedang dia begitu tak menyukai saya."
"Untuk itu biar kami yang akan mencoba meyakinkannya." ucap Papah Putri.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Samaraku [Hiatus]
Romance"Saya mohon jangan sia-sia kan air mata kamu." "Kalo gitu gue juga mohon jangan sia sia in cinta kakak dengan ngasih cinta itu ke gue!" . "Sampai kapan kamu akan seperti ini? Pasti suamimu akan marah!" "Bahkan aku seperti ini karna amarahnya bukan...