Happy reading~~
Jangan lupa baca basmalah dulu😊"Iya, sebenarnya Azmi mengidap penyakit yang cukup serius."
"Maksud dokter?"
"Ia mengidap penyakit radang paru-paru dan kanker darah atau yang kerap disebut leukimia." jelas dokter hati-hati.Deg.
Jantung Putri seakan berhenti kala mendengarnya, apa dokter itu bilang? Radang paru-paru? Kanker darah? Bukankah itu dua penyakit yang mengenaskan? Kenapa bisa hinggap dalam tubuh suaminya?
Dan...., Azmi baru saja menolongnya dari kebakaran, sudah pasti Azmi menghirup asap kebakaran!
Tidak!
Jangan sampai itu terjadi!
Tidak boleh!"Azmi mengidap radang paru-paru sejak ia masih menduduki bangku SD, ia mengidapnya bersamaan dengan Papahnya yang menjadi perokok aktif dan sudah mendahuluinya. Sedang kanker darah, ia mengidap saat ia menduduki bangku kuliah. Tapi tubuh Azmi begitu kuat, semangatnya tak pernah pudar, bahkan seiring waktu penyakitnya berangsur membaik dengan cepat terlebih ketika ia sudah menikah," sejenak ada angin lega berhembus pada Putri, "namun...." lanjut dokter itu menggantung.
"Namun apa dok?" tanya Putri harap-harap cemas.
"Akhir-akhir ini semangat hidupnya, penyakitnya pun mulai sering kambuh lagi. Dan puncaknya adalah tadi pagi, bahkan sebelum shubuh. Ia benar-benar menyerah pada penyakitnya seakan dia sudah tak mempunyai tujuan hidup walau..."
"Walau apa?"
"Maaf, tapi saya harus memberitahu anda, walau umur Azmi sudah tak lama lagi, melihat kondisi Azmi yang terus menerus melemah dan penyakit yang sering kambuh, terlebih ia habis menghirup terlalu banyak asap."***
Putri kini tengah berada diluar ruangan Azmi sendiri, Papah dan Mamahnya kini sedang melaksanakan sholat dzuhur sedang ia tengah uzur.
Sebenarnya, ingin sekali ia memasuki ruangan Azmi, dimana suaminya tengah terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit dengan banyak alat dan kabel-kabel kecil yang menempel ditubuhnya juga tabung oksigen yang sedari tadi menjadi hiasan di wajahnya.
Tak tega Putri melihatnya, namun ini semua juga karenanya!***
"Ohya, dan tadi Azmi menitipkan ini, katanya untuk istrinya jika ia sedang kritis atau.... Maaf, meninggal," ucap Dokter menyodorkan sebuah surat pada Putri yang langsung ia terima.
Setelah keluar dari ruangan dokter itu, Putri memilih duduk didepan ruangan suaminya kemudian membuka surat tadi.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Salam sayang untukmu wahai istriku,
Mungkin bagai hal konyol aku memberimu surat sedang kita setiap hari ada disini. Tapi apalah dayaku yang lidah ini terlalu keluh untuk mengucapkannya.
Sebelumnya maafkan aku jika kemarin kata-kataku menyakitimu, maafkan aku jika pernikahan ini justru menambah beban hidupmu, maafkan aku jika pernikahan ini justru swmakin menggores luka di tiap harimu,maafkan aku atas kejadian aku membentakmu. Maaf. Maaf. Maaf. Maaf. Maaf. Maaf.
Dan, terimakasih karena kamu masih mau merawatku kemarin, terimakasih saat kamu bertahan pada pernikahan ini.
Namun, jika kamu begitu tertekan atas pernikahan ini aku ikhlas jika kamu meminta untuk bercerai.He he he, lagipula kamu pun tak pantas bersanding denganku yang penyakitan ini.
Sebenarnya sudah bertahun-tahun penyakit ini menempel, tapi entah mengapa aku tak kunjung tiada, terlebih ketika hadirmu. Kamu tahu? Kamu adalah salah satu alasan terbesarku untuk bertahan dan melawan penyakit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Samaraku [Hiatus]
Romansa"Saya mohon jangan sia-sia kan air mata kamu." "Kalo gitu gue juga mohon jangan sia sia in cinta kakak dengan ngasih cinta itu ke gue!" . "Sampai kapan kamu akan seperti ini? Pasti suamimu akan marah!" "Bahkan aku seperti ini karna amarahnya bukan...