Kenapa?

1.3K 73 4
                                    

"Bentar bentar, kak Azmi kan dari tadi pagi belum makan. Ck, masak gue harus masakin sih? Udah waktunya makan siang lagi, gepepe lah itung-itung buat minta maaf." ucap Putri kemudian keluar kamar berniat memasak sesuatu untuk Azmi, namun saat turun ia melihat Azmi tertidur di ruang tengah, Putri pun menghampiri Azmi terlebih dahulu.

"Kenapa wajahnya kelihatan pucet banget ya?" batin Putri yang sepertinya.... 'Khawatir' ketika menatap wajah polos Azmi dan tubuh Azmi yang sepertinya kedinginan, terlihat dari posisi Azmi tidur yang memeluk tubuhnya sendiri.

"Sttt...." desis Putri kala ia memegang dahi Putri, "panas banget," imbuhnya lalu kembali ke kamar untuk mengambil sesuatu kemudian menuju dapur mengambil air hangat, sekembalinya di ruang tengah, Putri selimuti tubuh Azmi dengan selimut yang ia ambil tadi dari kamar dan ia kompres dahi Azmi setidaknya itu bisa menurunkan panas Azmi.

"Maafin gue, pasti lo jadi gini gara-gara gue, maafin gue yang nggak tau terima kasih tapi malah marah-marah ke elo," gumam Putri. Setelah itu, ia segera ke dapur membuatkan bubur untuk Azmi, setelah selesai Putri menuju ruang tengah sambil membawa bubur buatannya itu.

Putri taruh bubur itu di meja kemudian bangunkan Azmi, "kak.... Kakak.... Kak Azmi,"
"Enghh...." geliat Azmi yang merasa tidurnya terganggu
"Kak Azmi...." ucap Putri lagi
"Eh, iya?" jawab Azmi lemas saat ia sudah bangun dari tidurnya namun tetap dengan posisi yang sama.
"Em.., kakak tadi belom makan kan? Ini gue buatin bubur."
"Oo, iya nanti saya makan."
"Kenapa nanti? Keburu dingin, ntar nggak enak."

Sejenak Azmi tersenyum, "iya sayang."

"Blushh" merahlah pipi Putri ketika Azmi memanggilnya dengan kata sayang "kenapa gue salting gini sih?" batin Putri

Azmi pun bangun dari posisinya dan itu membuat kompresannya jatuh, seketika itu Azmi baru tersadar bahwa kompres yang baru saja terjatuh itu menempel di dahinya dan kini ia tengah memakai selimut "kamu yang pakein selimut dan kompres ini?" tanya Azmi memastikan.
"Iya," jawab Putri singkat

Sejenak keadaan menjadi hening, masing-masing tengah terjebak dalam pikiran sendiri-sendiri.

"Kak," panggil Putri mencairkan suasana.
"Iya?"
"Itu buburnya dimakan,"
"Iya, terima kasih udah buatin saya bubur tapi jujur saya nggak mood makan sama sekali."
"Kalo gitu kakak nggak ngehargain makanan gue dong."
"Baiklah saya memakannya," jawab Azmi lalu mengambil bubur walau dengan tangan yang sangat lemas, Putri yang tahu itu langsung mengambil alih bubur itu. "Sini gue suapin aja, kakak kayaknya masih lemes gitu." Azmi hanya menganggukkan kepalanya karena tubuhnya memang begitu lemas.

Putri pun menyuapi Azmi. 1 sendok, 2 sendok, 3 sendok lalu, Azmi tak segera membuka mulutnya tapi malah menutup matanya seperti menahan sesuatu.
"Kak, ayo dimakan, kakak baru makan 3 suap lho!" desak Putri namun tak diindahkan oleh Azmi, "Kak...!" panggil Putri sedikit kesal.

"Bukk!" Azmi jatuhkan kepalanya di pundak Putri sembari matanya masih tertutup dan nafasnya mulai tak teratur.
"Kok tidur sih kak, ini kan...." kesal Putri yang dipotong Azmi "saya mohon biarkan, saya mohon kali ini saja saya bersandar padamu, saya mohon.. Huhh.. Huhhh.. Saya mohon biarkan saya menyentuh pundak yang terbalut gamis dan kerudung ini untuk kali ini saja," pinta Azmi dengan nafas yang tersengal

"Kak, elo nggak pa-pa?" tanya Putri khawatir
Azmi hanya tersenyum tenang dalam tutupan matanya "Saya nggak apa-apa, toh jika saya sakit ataupun tak ada kamu bisa bebas  semaumu dengan pujaan hati pilihanmu,"
"Gue udah putus," sahut Putri sambil mengingat kejadian tadi, kejadian dimana ia buat Azmi kecewa lalu ia sendiri yang kecewa. Haha.. Nyatanya hukum karma memang masih berlaku.
"Kenapa?" tanya Azmi tenang
"Dia selingkuh."
"Cinta memang seperti itu ya, penuh kejutan. Kadang kejutan itu membungakan hati namun kadang juga kejutan itu memilukan hati."
"Entah," sahut Putri
"Kamu tahu? Imam Syafi'i pernah berkata bahwa 'Banyak orang yang mengatakan: mencintai wanita itu sangat menyiksa. Tapi, sebenarnya yang sangat menyiksa itu adalah mencintai orang yang tidak mencintaimu."

Hijrahku Samaraku [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang