Happy reading😊
Udah deh terserah mau voment apa nggak yg penting, selamat baca aja deh...
________________
"Jangan tinggalin saya ya," ucap Azmi yang dijawab Putri dengan anggukan dan senyum manisnya kemudian, ia duduk dikursi samping ranjang Azmi dengan tangan kanannya yang terus dipegang Azmi.
"Putri," panggil Azmi.
"Iya?" jawab Putri.
"Kalau saya kembali sekarat apa kamu tetap mau disamping saya?"
"Selalu, sampai kapan pun Putri akan selali disamping kakak dan selalu doa in yang terbaik buat kakak, selama apapun kakak terpuruk Putri akan selalu setia dan kita bangkit sama-sama," jawab Putri tulus.
"Sekalipun ada lelaki yang menyukai kamu?"
"Dia kan cuma suka, bukan cinta lagian...."Cklek.
Pintu terbuka memotong ucapan Putri dan menampakkan seorang perawat yang sepertinya akan mengganti infus Azmi yang memang habis.
"Permisi Pak, Bu saya mau ganti infus Bapak Azmi," ucap perawat itu sambil tersenyum.
"Iya, sila--"
"Silahkan sus," ujar Azmi memotong ucapan Putri dengan, tersenyum(?)Perawat itu pun mengganti infus Azmi, sedang yang diganti infusnya terus mengarahkan pandangannya ke perawat itu membuat Putri jengkel dan mempoutkan bibirnya.
"Pandangin aja tuh perawat, nanti juga bakal dibales di neraka," batin Putri mencoba menyabarkan hatinya.
"Ohya, Bapak Azmi mungkin ada keluhan selama sakit, karena itu bisa saja akibat dari operasi bapak tempo lalu, dan mungkin saya bisa memberi obat untuk mengatasi keluhan Bapak," ujar perawat setelah selesai mengganti infus Azmi, namun yang ditanya tak kunjung menjawab dam masih tetap memandang ke arah perawat itu.
"Pak...." panggil perawat itu.
Hening.
"Bapak...." panggilnya lagi.
Diam.
"BAPAK MUHAMMAD ULUL AZMI!" kali ini bukan perawat itu yang memanggilnya tapi istrinya, Putri.
"Ah, iya enghhh.... Ada sus," jawab Azmi terkejut, semakin membuat Putri kesal dan memutuskan untuk keluar ruangan Azmi.
"Apa pak?" tanya si perawat.
"Jadi gini, saya tadi kan makan bubur sus, tapi kok hambar ya? Terus nih ya pas saya makan sambil ngeliatin istri saya, kenapa kayak ada manis-manisnya?" tanya Azmi dengan tampang polosnya membuat perawat itu tertawa kecil.
(Ampun deh Mi, biasanya teges, berwibawa, serius, cerdas, dewasa. Kenapa kayak gini? Pertanyaan macam apa itu yang kau lontarkan nak? Kok gini amat ya Azmi kalo sakit😕😵😵😰)"Itu nggak apa-apa kok pak, itu berarti bapak cinta sama istri bapak," jawab perawat itu membuat Azmi manggut-manggut mendengarnya.
"Ohya, satu lagi! Emang sejak kapan minum obat jadi fardhu 'ain? Saya nggak pernah nemu dalilnya, di kitab-kitab hadis yang saya pelajari juga nggak ada,"
"Memang siapa yang bilang pak?"
"Istri saya."
"Nggak pak, itu cuma buat maksa bapak minum obat."
"Oh gitu ya, yaudah itu aja sus."
"Kalau begitu saya permisi pak,"
"Iya sus, terima kasih."
"Sama-sama"Sementara di luar ruangan Azmi terlihat Putri yang tengah duduk didepan ruangan Azmi sambil terus menggerutu.
"Tadi aja manjanya masya Allah, terus gombalnya tujuh keliling, cerewetnya nggak ada abisnya, ngomong manis mulu, giliran ada suster cantik aja langsung sirep,"
Cklek.
Putri palingkan wajahnya ke arah perawat yang baru saja keluar. "Mari bu," sapa perawat itu pada Putri. "Iya sus," balas Putri ramah.
Putri ramah karena bukan perawat itu yang genit tapi Azmi yang greget."Yah.... Gue masuk lagi dong ke ruangannya," batin Putri.
Putri tarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan kemudian memasuki ruangan suaminya lagi."Assalamu'alaikum suamiku," sapa Putri dengan senyum lima jarinya.
"Wa'alaikumussalam," jawab Azmi datar."Lha, kenapa suami gue jadi datar kayak tembok?" heran Putri dalam batinnya.
"Darimana kamu?" tanya Azmi dengan nada tak suka.
"Dari luar,"
"Ngapain? Kenapa keluar? Kenapa nggak bilang dulu?" cerocos Azmi.
"Tadi ada cogan eh, Putri kepincut yaudah ngikutin dia aja," jawab Putri asal.
"Cogannya kan disini," sahut Azmi.
"Ishhh...." desis Putri."Saya tanya lagi kenapa tadi keluar nggak bilang? Saya kan khawatir kalo kamu kepincut laki-laki lain, iya kalo cogan kalo kang somay?"
"Kang somay juga ada yang ganteng kok,"
"Saya nggak harapin jawaban yang itu Put."
"Huft.... Gimana mau bilang, orang kakak diajak ngomong nggak fokus, fokusnya ke si suster tadi."
"Ooo, gitu. Kamu cemburu ya?" goda Azmi.
"Iya cemburu, tapi sama kang somay yang dikerubungi cewek-cewek tadi," kesal Putri.
"Kenapa bahas kang somay sih?"
"Kak Azmi yang duluan tadi."
"Iya sih," ucap Azmi.Hening.
Sejenak suasana itulah yang terjadi diantara mereka berdua. Tiba-tiba Putri teringat sesuatu yang harus ia katakan pada Azmi.
"Kak," panggil Putri.
"Hmm,"
"Emm.... Tadi dokter bilang ke Putri kalo radang paru-paru kakak udah mulai sembuh dan udah bisa rawat jalan aja,"
"Bagus dong, berarti kita nggak perlu nginep disini lagi, mendingan nginep ya di hotel yang ada pemandangan indahnya nggak kayak disini pemandangannya ini-ini aja,"
Sahut Azmi.
"Tapi...."
"Tapi apa Put?"
"Tapi--"Bersambung dulu ya..😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Samaraku [Hiatus]
Romance"Saya mohon jangan sia-sia kan air mata kamu." "Kalo gitu gue juga mohon jangan sia sia in cinta kakak dengan ngasih cinta itu ke gue!" . "Sampai kapan kamu akan seperti ini? Pasti suamimu akan marah!" "Bahkan aku seperti ini karna amarahnya bukan...