Baca basmalah dahulu..
Happy reading😇❤"Eunghh.."
Putri menegang kala mendengar suara lenguhan dari seseorang yang ia tunggu, ah bukan lebih tepatnya ia jemput, berharap dia mau sadar dari komanya.
Seketika itu Putri dongakkan kepalanya menatap wajah Azmi, terlihat matanya bergerak perlahan membuat Putri merasa bahagia dan mencetak senyum penuh harap."Eunghh...." lenguhan itu kembali terdengar dari bibir Azmi namun kali ini pria itu terlihat membuka matanya dan mencoba sesuaikan cahaya yang masuk pada retinanya.
"Kak Azmi," ucap Putri bahagia sedang Dina dan orang tua Putri yang melihat Azmi sadar segera memanggilkan dokter.
"Putri...." panggil Azmi dibalik alat bantu oksigennya dengan begitu lirih bahkan hampir tak terdengar.
"Iya kak," sahut Putri dengan senyuman yang terpancar.
"Kenapa.... Putri.... Ada disini?" tanya Azmi lemah.
"Kenapa kakak ma....""Putri, bisakah kamu tinggalkan ruang ini dulu? Saya ingin memeriksa Azmi setelah ia sadar," potong Dokter pribadi Azmi yang tiba-tiba sudah ada di ruangan Azmi.
Dengan langkah sedikit enggan Putri pun melangkah keluar membiarkan Azmi bersama dokter dan seorang perawat yang memeriksanya.Sedangkan diruangan Azmi, ketika si dokter memeriksanya tiba-tiba Azmi bertanya walau begitu lemah, "kenapa dia masih disini?"
Sejenak dokter itu tersenyum. "Kamu tahu? Dengan keadaanmu yang seperti ini kamu sudah buat dia menangis sejak dia disini, bahkan sepertinya tadi dia juga habis menangis menanti kamu sadar," ucap dokter sambil tertawa kecil, "dia khawatir pada kondisimu Mi, dia takut kehilangan kamu, saya rasa dia mulai mecintai kamu, maka dari itu hapus kata menyerah dalam dirimu dan cepat sembuh agar dia bisa bersamamu dalam bahagia!" lanjutnya namun kali ini nadanya serius.
Azmi hanya diam tak menanggapi, entah apa yang ia pikirkan."Jangan terlalu berpikir! Kami nanti akan memeriksamu kembali, kami permisi assalamu'alaikum," pamit dokter.
"Wa'alaikumussalam," jawab Azmi bergumam.
Cklek.
Pintu ruangan Azmi kembali terbuka menampakkan Dina si sepupu Azmi.
"Assalamu'alaikum mas, gimana kabarnya?" tanya Dina yang kiji sudah duduk dikursi sebelah ranjang Azmi.
"Wa'alaikumussalam.... Alhamdulillah Din," jawab Azmi lirih.
"Putri mana?"
"Lagi sholat mas,"
"Kenapa dia masih disini?"
"Tadi mas nyariin dia, sekarang tanya kenapa Putri disini, pinginnya itu apa sih?" jengkel Putri, "mas tahu nggak? Mas itu udah buat dia jadi penggemar air mata! Buktinya berhari-hari Putri nangis, cuman gara-gara dia mikirin mas! Apalagi gara-gara surat mas, mas tuh maunya apa sih? Ha? Nyerah? Pisah? Atau gimana? Dosa lho mas buat anak orang nangis!" omel Putri bagaikan ibu yang mengomeli anaknya yang ketahuan mencuri coklat membuat Azmi tertawa kecil.
"Tapi dia sehat kan?" tanya Azmi lagi.
"Mau sehat gimana? Orang berhari-hari nangis, diajak makan bilangnya udah kenyang padahal belum makan apa-apa, jadi dia sekarang kurusan, ikut pucet kayak mas, dan udah dua kali pingsan."Tiba-tiba tatapan Azmi berubah sendu setelah mendengar jawaban Azmi, ia merasa bersalah atas keadaan Putri.
Dina yang tahu itu kemudian berucap, "enghh.. Dina pergi dulu ya mas, pingin tidur dirumah he he.... Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."Setelah Dina keluar, kini berganti Papa dan Mama Putri yang memasuki ruangan Azmi.
"Bagaimana kabarmu nak? Apa sudah baikan?" tanya Mamah.
"Alhamdulillah sudah Mah,"
"Kenapa kamu tak pernah jujur pada kita semua?" tanya Mamah lagi dengan nanar membuat Azmi merasa bersalah telah menyembunyikan penyakitnya.
"Maaf." hanya kata itu yang diucapkan lewat bibir Azmi dengan pandangan sendu.
"Maafkan kami jika kami memaksa Putri menikah denganmu, maaf jika dia malah menyusahkanmu," ucap Papah.
"Tidak Pah, Azmi sama sekali tak repot, justru Azmi yang seharusnya meminta maaf karena tidak bisa menjaga Putri dengan baik."
"Kalau nak Azmi tidak menjaganya dengan baik, nggak mungkin kamu rela punggungmu terbakar untuk melindungi Putri," sahut Papah sembari tertawa kecil yang diikuti Mamah dan Azmi.
"Kalau begitu istirahatlah, Putri sepertinya sebentar lagi akan kemari setelah sholat, Papah sama Mamah mau pulang kerumah, masih banyak yang harus dikerjakan," pamit Papah.
"Iya Pah, maaf Azmi merepotkan Mamah sama Papah."
"Ah, tidak sama sekali. Justru Papah dan Mamah yang berterima kasih sama kamu karena sudah mengubah Putri menjadi lebih baik. Yasudah kita pamit, jaga diri baik-baik! Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrahku Samaraku [Hiatus]
Romance"Saya mohon jangan sia-sia kan air mata kamu." "Kalo gitu gue juga mohon jangan sia sia in cinta kakak dengan ngasih cinta itu ke gue!" . "Sampai kapan kamu akan seperti ini? Pasti suamimu akan marah!" "Bahkan aku seperti ini karna amarahnya bukan...