Hijrahku Samaraku [Hiatus]

Di-jodoh-kan

Maafkan atas typo yang bertebaran🙏🙏

"Apa?! Nggak! Putri nggak mau!" ucap Putri tak terima.
"Tapi Put, ini juga untuk kebaikan kamu, dia itu cocok untuk kamu," ujar Mamah Putri.
"Tapi Mah, Putri itu udah punya pacar."

"Pacar belum tentu jadi jodoh kamu," sahut Papah
"Lagian dia juga belum tentu jodoh aku."
"Sudah pasti.... Dia itu mendapatkan isyarat bahwa kamu itu jodohnya lewat ikhtiar sholat istikhorohnya."
"Ya.... Kali aja dia ngada-ngada atau isyaratnya aja kali yang salah."
"Nggak mungkin salah, itu sudah tiga kali Put!"
"Ya kali aja yang ngasih ngelantur," ucap Putri yang membuat Papah naik pitam.

"Putri! Kamu itu kalo ngomong dijaga! Dengan bicara seperti itu,kamu sama aja menghina Allah. Kamu itu kenapa sih nggak pernah nurut sama omongan Papah Mamah! Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Selalu saja buat ulah,bahkan barusan tadi kamu ngehina Allah. Bikin malu Papah aja."

"Oh, jadi Papah malu punya anak kayak aku? Oke! Putri bakal keluar dari sini dan silahkan kalian nggak anggap saya sebagai anak anda,"jawab Putri turut emosi lalu segera menuju kamarnya dan kembali membawa koper dan tas ransel membuat Mamah bertanya.

"Putri? Kamu mau kemana?" tanya Mamah khawatir
"Putri mau keluar aja, Putri capek selalu disalahin mulu disini."
"Tapi Putri...."
"Udah Mah, jangan halangin Putri lagi
Putri mau bebas." ujar Putri dan segera keluar dari rumah itu.

Beberapa detik kemudian, Papah Putri kambuh dan sang Mamah segera menwlfon ambulan.

"Sebentar Pah, tahan sebentar.." ucap Mamah dengan tangisnya sambul menunggu ambulan datang.

***

"Capek gue dirumah terus, setiap hari ada aja yang dimasalahin, nggak tahu apa nih kuping panas ngedengerinnya," gerutu Putri sebal dalam perjalanannya itu.

"Mana udah malem, temen-temen nggak ada yang mau ngasih tumpangan tidut, nih jalan juga sepi amat, untung nggak ujan," lanjutnya, namun baru saja ia menggerutu hujan turun dengan lebat, membuat Putri menepi di halte jalan itu.

Tampak dari kejauhan juga terdapat 3 orang laki² yang sepeetinya akan menepi di halte tersebut. Dan memang benar,mereka ikut menepi di halte itu membuat Putri risih karena sedari tadi ia mendapat tatapan aneh dari ketiga laki² tadi.

"Neng,mau kemana? Kok sendirian aja sih?" tanya seorang laki-laki pertama.
"Iya neng, gimana kalo kita temenin eneng," ucap laki² kedua.
"Cuek amat neng...." sahut laki² ketiga yang mulai menywntuh tangan Putri.
"Apaan sih lo sentuh² gue!" ucap Putri tak terima.
"Garang amat, udaah ayo ikut kita aja!" ujar laki-laki kedua mencekal tangan Putri dibantu teman-temannya membuat Putri berusaha berontak dan terus menjerit.

***

"Masya Allah.... Kamu dimana sih Put?? Kenapa kamu kabur kayak gini?? Sekarang pun jga hujan." gumam seorang laki-laki yang mencari Putri dengan mobilnya.

"Bukannya itu Putri?" ucap laki-laki itu saat remang-remang ia melihat seorang perempuan sedang diganggu oleh ketiga laki-laki dihalte.
"Iya itu Putri!" Langsung saja laki-laki itu segera mwnuju halte itu dan menghajar ketiga laki-laki yang mengganggu Putri.

"Bugg! Bugg! Bugg!!"

Setelah ketiga laki-laki tadi sudah K.O.

Segera laki-laki itu menghampiri Putri yang menangis ketakutan.

"Putri.." panggil laki-laki itu.
"Bapak?" ucap Putri saat melihat laki-laki itu yang ternyata Azmi.
"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Azmi.
"Yasudah.... Lebih baik kita segera ke rumah sakit." lanjut Azmi karena pertanyaannya yang tak dijawab Putri.
"Kita? Kenapa sama saya? Lagian ngapain juga ke rumah sakit? Saya nggak apa-apa kok."
"Memang kamu tak apa. Tapi kita kesana untuk menemui Papah kamu," jawab Azmi yang berhasil membuat hati Putri dipukul oleh sebuah palu besi yang sangat besar, air matanya pun kembali lolos menerobos pelupuk matanya.