Bab 1 : Petaka Patroli Malam

79 4 0
                                    

Merauke, 14 Januari 2021

Suatu Tempat di Wilayah Perbatasan NKRI-PNG

Menjaga keamanan dan keutuhan negara hanyalah satu dari puluhan tugas yang dibebankan kepada Satuan TNI Angkatan Darat. Patroli malam diwilayah perbatasan adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh setiap regu TNI. Malam ini, Regu Derza mendapat tugas untuk melakukan patroli di wilayah perbatasan antara NKRI dengan PNG. Mereka menelusuri hutan dengan hanya memakai penerangan berupa senter yang terpasang di senjata mereka.

Kesunyian dalam hutan pecah oleh langkah kaki mereka. Jelas sekali bahwa mereka tidaklah melakukan misi pengendapan, melainkan hanya patroli rutin untuk menjaga keamanan negara diwilayah perbatasan. Para prajurit yang masih muda itu dipimpin oleh seorang senior berpangkat Letnan.

"Pos hutan terdekat masih berjarak 5 km lagi. Semuanya terus langkahkan kaki kalian," kata Letnan Agus—Komandan peleton yang ikut dalam tugas patroli malam ini.

"Siap!" seru semua prajurit.

Tugas patroli ini mengharuskan mereka menempuh perjalanan darat sepanjang 10 Km mulai dari lokasi penurunan mereka hingga pos penjagaan terdekat. Tentu saja perjalanan ini cukup melelahkan bahkan bagi mereka yang sudah terlatih secara fisik dan mental. Malam itu, cuaca sedikit kurang mendukung. Angin terasa cukup kuat dan beberapa kali terdengar suara petir.

"Sstt! Derza!" panggil seseorang yang berada di belakang Derza.

"Ada apa, Indra?" tanya Derza.

"Mungkin sebaiknya kau minta Danton untuk mengecek sumber cahaya di sana?"

Dari kejauhan, Derza melihat adanya seberkas cahaya yang berwarna jingga. Ia mendekati sang Danton untuk melapor. Dengan saksama, semua orang memperhatikan cahaya tersebut. Tampak seperti ada yang terbakar. Namun menurut penglihatan beberapa anggota regu, cahaya itu tampak seperti penerangan. Derza selaku komandan regu meminta semua anggota untuk mematikan senter mereka.

"Ketua. Sebaiknya kita menginspeksi asal cahaya itu," kata seorang anggota.

"Itulah yang akan kita lakukan. Semuanya bersiap! Kita tunggu perintah dari Danton!" kata Derza.

Letnan Agus pun mengokang senjatanya. "Bergerak!" Ia dengan berani berjalan secara mengendap-endap untuk tiba mencari tahu sumber cahaya tersebut. Semakin dekat mereka, maka langkah kaki mereka pun semakin diperlambat. Terlebih lagi ketika mereka melihat obor-obor yang menjadi sumber dari cahaya jingga itu.

"Tidak mungkin kalau bangunan itu adalah pos penjagaan terdekat," kata Indra.

"Yap. Kau benar. Lagi pula, pos penjagaan hutan memakai genset sebagai sumber listrik untuk penerangan," kata Derza.

Letnan Agus memperhatikan tempat itu memakai teropong yang terdapat pada senjatanya. "Siapkan senjata kalian, prajurit. Ada orang di sana."

"Akhirnya, inilah saat yang kutunggu-tunggu," kata Indra bersemangat.

"Tetaplah fokus, Indra. Ini bukanlah permainan," ujar Derza.

Tiba-tiba orang yang dilihat oleh letnan Agus mulai berlari. "Mau ke mana dia?" gumam letnan Agus.

Terdengar bunyi kentungan berkali-kali dari arah bangunan tersebut. Kemungkinan kentungan itu dipakai untuk memberi tanda. Sepertinya keberadaan regu patroli sudah diketahui oleh orang-orang tak dikenali ini. Tak lama kemudian peluru-peluru melesat ke arah tempat para regu patroli bersembunyi. Serangan yang terlihat amatir itu tidak melukai siapa pun namun cukup membuat para anggota regu patroli panik. Di bawah perintah letnan Agus, mereka membalas serangan. Serangan yang lebih di koordinir membuat regu patroli lebih unggul. Dalam beberapa serangan saja, mereka berhasil melumpuhkan setidaknya 5 orang kelompok bersenjata yang tak dikenali itu.

Gejolak Di Bumi AnimhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang