Bab 10 : Operasi Sapu Bersih

12 0 0
                                    

Merauke, 16 Februari 2021

Matahari yang terbit menjadi tanda telah dimulai hari yang baru. Pagi ini, suasana kota sungguh berbeda dengan suasana pagi biasanya. Status kota yang saat itu sedang siaga tingkat tinggi membuat masyarakat tidak berani untuk keluar dari dalam rumah mereka. Kota Merauke hari ini terlihat bagai medan pertempuran karena hanya ada prajurit-prajurit TNI dan Polisi yang terlihat di luar.

Mobil-mobil polisi pagi ini melakukan patroli di sekeliling kota untuk memastikan keadaan. Untuk saat ini kota masih aman-aman saja meskipun sedang dilanda siaga tingkat tinggi. Tapi ini tidak akan bertahan lama. Satu serangan saja yang dikerahkan para pasukan Konpera, maka kekacauan pun akan terjadi lagi.

Pagi itu, ada sebuah pertemuan akbar yang di adakan di markas besar Korem 174/ATW. Di markas Korem itu, penjagaan terlihat sangat ketat. Bagaimanapun juga, Korem saat ini menjadi pusat komando dari semua anggota TNI yang berada di kota Merauke.

Seseorang berpangkat Kolonel terlihat di kawal oleh 2 orang dengan berjalan cepat menuju sebuah ruangan. Di pintu masuk ruangan itu, ada sekitar 4 orang yang berjaga. Ketika orang berpangkat Kolonel itu mendekat.

"Selamat Pagi, Komandan!" kata mereka sambil hormat setelah membukakan pintu.

Tanpa berkata apapun, orang yang dipanggil Komandan itu pun memasuki ruangan. Di sana, terlihat cukup banyak orang yang sedang duduk menanti kedatangannya.

"Pagi semua! Aku mendengar kabar tidak enak semalam. Maka dari itu aku segera mengumpulkan kalian. Para petinggi militer dan juga kepolisian Kota Merauke." Itulah sambutan yang ia katakan ketika memasuki ruangan pertemuan akbar itu.

Setelah mendapatkan beberapa dokumen dari asistennya, ia mengalihkan pandangannya pada para peserta rapat. "Ini sesuatu yang genting. Aku tidak akan basa-basi lebih banyak lagi. Kita langsung ke intinya."

Setiap orang yang duduk di meja rapat menerima secarik kertas.

"Apa ini?" tanya seseorang sambil membaca tulisan yang ada di kertas itu.

"Itu adalah rencana musuh. Kami belum menyampaikan cukup banyak hal mengenai Konpera pada kalian semua. Tapi kertas itu, memuat semua informasi yang belum kami sampaikan dan juga informasi terbaru yang kami dapatkan semalam dari 2 orang pasukan Konpera yang berhasil di tangkap oleh prajurit kita."

Semua orang di ruangan itu membaca dengan intens. Mereka cukup terkejut dengan fakta-fakta yang mereka temui di dalam secarik kertas itu.

"Apa-apaan ini. Tujuan mereka adalah menjatuhkan pemerintahan di provinsi Papua dan menjadikan provinsi ini menjadi milik mereka."

"Jumlah pasukan mereka seperti 1 batalion?"

"Mereka didanai oleh orang luar? Dan bahkan mereka saat ini sedang menunggu persenjataan mereka yang akan dikirim ke pelabuhan?"

"Jumlah pasukan layaknya 1 batalion. Memiliki aliran dana yang kuat. Dan bahkan di pasok persenjataan yang mumpuni. Mereka benar-benar telah berniat mengambil alih Provinsi Papua dan Papua Barat."

"Mereka benar-benar lawan terburuk. Benarkan, komandan?"

Itulah tanggapan mereka yang membaca isi dari secarik kertas tersebut.

"Itu baru sebagian kecil informasi yang berhasil kita korek dari musuh yang berhasil kita interogasi. Siapa yang mendanai mereka, dan dari mana senjata itu didatangkan masih menjadi misteri." Sang Komandan menatap semua mata yang berada di ruangan itu. "Sebuah Informasi penting akan kusampaikan hari ini juga. Namun sebelumnya, dengarkanlah informasi tambahan dari asisten saya."

Asistennya mengambil tempat di hadapan Komandan Korem 174/ATW tersebut. "Saya akan menyampaikan beberapa berita. Pertama, saat ini kita telah mengetahui tujuan utama Konpera. Tidak ada alasan untuk tetap membiarkan mereka menginjakkan kaki di tanah ini. Kedua, Bupati dan para petinggi pemerintahan Kota Merauke telah diberangkatkan menuju tempat ini untuk dilindungi dengan memakai Helikopter. Ketika, keadaan sandera yang ditahan di pelabuhan masih baik-baik saja. Namun cepat atau lambat mereka kemungkinan akan di bunuh jika Konpera mulai menjalankan rencananya. Keempat, kapal yang diduga mengangkut pasukan dan persenjataan tambahan bagi Konpera telah berlabuh." Asisten itu telah menyampaikan semua informasi yang ada di catatannya.

Gejolak Di Bumi AnimhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang