Bab 9 : Pemberontakan Konpera

16 0 0
                                    

Merauke, 15 Februari 2021

Dua buah truk sipil bertuliskan Konpera terlihat melewati jembatan tujuh wali-wali dan hendak menuju kota. Pergerakan truk itu di amati dengan memakai Drone milik TNI Angkatan Udara. Hal itu tentu sangat menarik perhatian dan tentu saja menjadi momok yang selama ini di Khawatirkan oleh Militer Kota Merauke.

Masalah mengenai kelompok bersenjata bernama Konpera ini belum di beritahukan kepada pihak kepolisian Kota Merauke dengan alasan mencegah kebocoran Informasi yang akan memicu kepanikan warga kota.

Truk yang rombongan Konpera bersenjata ini naiki bukanlah truk biasa. Melainkan truk yang telah dimodifikasi sedemikian rupa untuk memulai rencana mereka melakukan pengambilalihan kekuasaan di Kota Merauke di sore itu.

Truk itu mampu menabrak kendaraan yang menghalangi jalan mereka tanpa mengalami sedikit penyok dan penurunan kecepatan. Kebrutalan mereka sudah ditunjukkan ketika memasuki wilayah Kuda Mati. Aksi mereka itu pun menarik perhatian aparat kepolisian Kota Merauke.

Truk itu melaju dengan cepat sambil terus menerus membunyikan tanda untuk menyuruh kendaraan di depannya menyingkir. Masuknya mereka ke kota mengudang ketakutan warga kota. Dengan secara terang-terangan memperlihatkan senjata mereka dan melakukan aksi brutal dengan menabrak kendaraan yang menghalangi jalan mereka, tentu saja hal itu mengudang ketakutan warga. Kepanikan pun makin menjadi kala mobil kepolisian yang hendak menghadang mereka ikut di tabrak dan ditembaki.

Aksi mereka semakin menjadi ketika berada di sepanjang Jalan Raya Mandala. Selain menembaki kendaraan sipil dengan brutal, mereka juga melemparkan bom Molotov di sepanjang jalan hingga membentuk deretan kobaran api yang memenuhi jalan. Kendaraan-kendaraan yang terkena api pun meledak hingga membuat kobaran api menjadi semakin besar.

Banyak sekali warga yang terluka dan bahkan ditemukan telah tidak bernyawa. Para polisi yang mencoba menghentikan mereka pun ditembaki dengan brutal. Mereka terus melaju dan akhirnya melakukan aksi terakhir mereka di pelabuhan. Kedatangan mereka membuat semua orang yang berada di pelabuhan menjadi panik. Beberapa berhasil kabur, cukup banyak yang berhasil dijadikan sandera. Mereka menjadikan pelabuhan sebagai benteng mereka dan memaksa aparat keamanan untuk tidak dekat-dekat atau para sandera akan kehilangan nyawa.

Tragedi besar itu menelan cukup banyak korban. Mereka menembaki orang tanpa memandang bulu. Anggota aparat kepolisian, anak-anak, orang tua, warga pribumi, dan warga non-pribumi menjadi korban kebrutalan mereka. Total korban yang meninggal adalah 103. Korban yang terluka dan mengalami luka tembak pun cukup banyak. Rumah sakit pun cukup kewalahan menangani setiap pasien. Peristiwa ini di sebut para wartawan sebagai peristiwa "Mandala Berdarah" atas dasar banyak orang yang meninggal dalam badan penuh luka di sepanjang Jalan Raya Mandala.

Militer pun melakukan siaga tingkat tinggi yang memaksa seluruh anggota militer yang tidak bertugas untuk turun ke kota dan melakukan pengamanan di seluruh penjuru kota. Selain itu, bersama dengan polisi mereka juga melakukan pengevakuasian terhadap warga yang tinggal di dekat pelabuhan.

[]=[]=[]

Di barak, keadaan terasa cukup tegang. malam ini keadaan cukup dingin karena sedang turun hujan yang sangat lebat. Kabar kalau Konpera telah turun ke kota dan mengacau. Ketika kabar bahwa Kota Merauke sedang siaga tingkat tinggi, maka seluruh tentara yang tidak bertugas harus siap terjun ke kota untuk membantu pengamanan kota agar kembali kondusif.

Itu juga berlaku bagi setiap peleton. Dengan berpakaian tempur lengkap, mereka mendengarkan instruksi dari Letnan Agus.

"Peleton kita ditugaskan untuk menjaga gedung negara. Saat terjadi penyerangan, bupati sedang berada di gedung negara. Tugas utama kita adalah memastikan keamanan dan keselamatan bupati hingga bupati dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Persiapkanlah diri kalian. Tak boleh ada pertanyaan. Kita tidak menunggu hujan ini reda. Kita akan berdoa bersama dan setelah itu pergi ke kota sekarang juga."

Gejolak Di Bumi AnimhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang