Bab 5 : Orang yang Sangat Menyebalkan

18 1 0
                                    

Merauke, 1 Februari 2021

Berada di dalam hutan pada malam hari ketika turun hujan benar-benar membuat siapa saja merasa tidak nyaman. Udaranya yang dingin berembus menusuk kulit siapa saja yang tidak mengenakan pakaian tebal. Namun meskipun sudah memakai jaket, jikalau angin yang berembus sangat kencang maka dinginnya udara malam pun akan terasa.

Malam ini dengan berpakaian tempur lengkap, Derza melakukan patroli di hutan bersama rekan satu regu. Kali ini ia tidak dipimpin, melainkan ia yang memimpin. Letnan Agus mendadak dipanggil ke Jayapura sehari yang lalu. Berhubung Derza dan Indra yang memiliki pangkat tertinggi, maka salah satu mereka yang akan menjadi komandan regu patroli malam ini. Semua orang pun tahu kalau Derza lebih cocok menjadi pemimpin ketimbang Indra. Indra sendiri pun menyadari kekurangannya sehingga ia menyerahkan kepemimpinan regu patroli pada Derza.

"Malam ini gerimis. Kita benar-benar sial ya, Derza." Indra memulai sebuah pembicaraan untuk memecah kesunyian.

"Hn. Udaranya juga dingin. Kuharap regu kita tidak mendapat masalah seperti waktu itu. Karena bertempur dalam keadaan seperti ini pasti sulit," kata Derza.

"Tapi kemampuan peleton kita jauh lebih baik dari waktu itu."

"Aku setuju. Ini semua berkat Danton."

Keadaan kembali sunyi. Untuk beberapa saat Derza lebih fokus pada rute perjalanan sehingga tidak menanggapi perkataan Indra. Tentu saja hal itu membuat Indra kesal dan mencoba mendahului Derza.

"Oi! Kau dengar aku tidak, Derza?"

"Kurangi bicara dan fokus pada rute yang kau lewati. Jalanan di sini penuh lumpur dan akar. Jika tidak hati-hati kau—" Perkataannya terhenti kala melihat Indra yang berusaha mendahuluinya itu tersandung dan terjatuh di kubangan lumpur. "Akan jatuh." Derza berusaha menyelesaikan kalimatnya meskipun sudah terlambat.

"Sersan, apa Anda baik-baik saja?" tanya seseorang di belakangnya. Ia juga membantu Indra berdiri.

"Sial, bajuku jadi kotor."

"Itu karena kau kurang hati-hati. Di medan seperti ini, kita kesulitan untuk bergerak. Apalagi dengan membawa semua barang ini." Yang dimaksud Derza ialah ransel dan juga senjata yang mereka bawa.

Namun tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang sangat cepat. Seperti orang yang sedang berlari. Namun suara itu bukan ditimbulkan oleh manusia. Dari kegelapan muncullah seekor Rusa jantan yang berlari melewati mereka. Saking terkejutnya, mereka bahkan sampai hampir menembak Rusa itu.

"Rusa?" Indra bertanya-tanya. "Kupikir di daerah ini tidak menjadi habitat hewan itu," kata Indra.

"Di sekitar sini ada sebuah desa. Mungkin 3 kilometer ke utara. Kurasa Rusa itu kabur dari desa tersebut," ucap Kris—Salah satu anggota regu.

Sekali lagi keadaan menjadi sunyi mencekam karena mereka mendengar suara kaki yang sedang berlari meskipun dengan tempo yang agak lambat. Dari kegelapan muncullah seorang pria yang tampak kelelahan. Karena orang itu misterius bagi Derza dan anggota regunya, mereka menodongkan senjatanya ke hadapan pria tersebut. Alhasil, pria tersebut berhenti dan mengangkat kedua tangannya.

"Jelaskan!" kata Derza.

"T-Tolong" dengan terengah-engah dan panik, pria tersebut mencoba untuk berbicara. "Rusa peliharaanku kabur. Aku sudah mengejarnya semenjak sore. Rusa itu sangat berharga karena warisan dari ayah saya."

Derza memberi aba-aba untuk menurunkan senjata.

"Sebelumnya kami minta maaf. Bukannya kami tidak ingin membantu. Tapi mengingat barang yang kami bawa dan juga kondisi jalanan yang berlumpur, kami akan kesulitan untuk berlari mengejar rusa tersebut," kata Derza.

Gejolak Di Bumi AnimhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang