Bab 13 : Kehilangan

12 1 0
                                    

Merauke, 23 Februari 2021

Derza dan Indra terbaring lelah di aspal. Sudah 2 menit berlalu semenjak pertempuran yang menguras mental dan fisik itu berakhir. Rasanya mereka cukup beruntung bisa bertahan hidup dari pertempuran yang benar-benar hampir tidak seimbang itu. Namun berkat Indra yang berhasil mengoperasikan tank, keadaan pun bisa dibalik meski itu tidak lama sebab meriam tank tersebut rusak secara tiba-tiba setelah menembak sekitar 5 peluru.

Namun pertempuran itu berakhir dengan kabar buruk. Serma Yudha kehilangan 25% dari pasukannya. Sementara Derza kehilangan 5 anggotanya. Dirinya sendiri dan Indra berada dalam keadaan buruk.

"Kau masih hidup, Der?" tanya Indra.

"Y-Ya. Aku masih belum boleh mati."

"Ini pertama kalinya aku tertembak. Meskipun Cuma di paha, tapi rasanya sakit sekali ya," kata Indra.

"Syukurlah hanya lenganku yang tertembak. Tapi aku sudah muak tertembak seperti ini."

"Sersan. Apa kalian baik-baik saja?" tanya Reza yang saat itu memegangi lengannya.

"Apa kau juga tertembak, Prada Reza?" tanya Derza balik.

"Hn. Kita kehilangan 5 orang. Dan selain kita bertiga, tidak ada lagi anggota kita yang terluka. Namun kalau dipihak Serma Yudha, jumlah prajuritnya yang tewas cukup banyak. Selain itu sekitar 60 persen prajurit yang tersisa juga terluka."

"Keadaannya benar-benar buruk ya," ucap Indra.

Terdengar suara langkah kaki yang sangat cepat menuju arah mereka. "Kalian tidak apa-apa?" tanya Serma Yudha. "Kalian benar-benar nekat. Tidak ada yang memerintahkan kalian menjadi pasukan terdepan dan membahayakan diri."

Para prajurit yang tidak terluka melakukan pertolongan pertama bagi mereka semua yang terluka. Secara khusus, Serma Yudha dan 2 orangnya memberikan pertolongan pertama bagi dirinya, Indra, dan juga Reza.

"Kami hanya mengikat luka kalian agar darah kalian tidak terus mengalir. Aku sudah menghubungi markas. Mereka akan segera mengirim medis ke sini."

Sekitar 15 menit kemudian, terlihat dari kejauhan 2 buah truk militer melaju ke arah mereka. Kedatangan 2 buah truk itu tentu membuat mereka semua terheran.

"Kenapa mereka membawa truk?" tanya Derza.

"Sepertinya mereka datang untuk mengevakuasi prajurit yang tewas dan juga mayat-mayat para anggota Konpera," ucap Serma Yudha.

Indra melihati sekitar. "Ini akan menjadi pekerjaan yang berat."

"Benar. Selain mengevakuasi mayat teman-teman kita, kita juga harus mengevakuasi mayat-mayat anggota Konpera yang berhasil kita bunuh. Padahal lebih mudah kalau kita bakar saja. Namun sayangnya markas komando meminta semua mayat itu dikumpulkan untuk diidentifikasi. Itu semua adalah untuk keperluan menemukan dalang dibalik semua ini," kata Serma Yudha.

Begitu truk itu berhenti, rombongan medis pun turun dan mengobati mereka yang terluka. Selain itu, terlihat juga beberapa tentara biasa yang sepertinya didatangkan sebagai bala bantuan serta untuk membantu proses pengangkutan mayat.

Seseorang mendatangi Serma Yudha. Ia memberi hormat sebelum berkata, "Serda Raka melapor. Kami akan melakukan evakuasi mayat dan juga mengobati prajurit yang terluka. Dan kami juga membawa beberapa prajurit yang akan ditugaskan di tempat ini di bawah komando Anda."

"Terima kasih."

Mereka yang terkena luka tembak langsung dibaringkan ke aspal sementara para medis mengeluarkan peluru yang masih bersarang di tubuh mereka. Itu berlangsung lama sebab begitu banyak yang perlu ditangani sementara tenaga medis cukup sedikit.

Gejolak Di Bumi AnimhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang